Sabtu, 21 April 2012

ORANG PERCAYA & PENCOBAAN (Part 5)




By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK


Mat 4:1-12 – (1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. (12) Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.


K
ita akan melanjutkan pelajaran kita dari kisah pencobaan Yesus ini, dan sekarang kita sampai pada bagian terakhir yang akan membahas pencobaan ketiga. Mari lihat sekali lagi pencobaan yang ketiga ini :

Mat 4:8-9 – (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Sebelum kita membahas pencobaan ini, ada satu hal yang perlu dipikirkan yaitu bagaimana terjadinya pencobaan ini (termasuk pencobaan kedua).  Perhatikan :

Mat 4:5,8 – (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya

Maksudnya adalah apakah benar bahwa dalam 2 pencobaan ini iblis membawa-bawa Yesus? Jika ya, bagaimana cara ia membawanya? Tentang persoalan ini para penafsir berbeda pandangan.

a.      Ada yang mengatakan bahwa hal ini tidak sungguh-sungguh terjadi tetapi ini hanyalah pengalaman dalam pikiran/khayalan Yesus saja.

Ini berlaku bagi 3 pencobaan ini. Dikatakan bahwa iblis tidak pernah memunculkan diri di hadapan Yesus, tetapi dia hanya mempengaruhi pikiran Yesus saja. Jadi Yesus tidak sungguh-sungguh dibawa ke Bait Allah maupun gunung yang tinggi. Ia tetap ada di padang gurun tetapi pencobaan ini hanya terjadi dalam pikiran-Nya saja. William Barclay berpendapat demikian :

William BarclayPengalaman Yesus itu adalah juga pengalaman batiniah, karena pada waktu itu Yesus pun berjuang secara hebat di dalam hati, pikiran dan jiwa-Nya. Buktinya ialah bahwa tidak mungkin ada gunung di mana orang bisa melihat seluruh kerajaan yang ada di muka bumi ini. Pencobaan seperti itu adalah pencobaan batiniah. Dan Yesus mengalami hal tersebut. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 106).

Juga J.J de Heer :

J.J.de Heer - Jelas sekali bahwa peristiwa ini pun terjadi dalam suatu khayal, sebab sebenarnya tidak ada satu gunung di dunia ini, betapa pun tingginya, dari mana semua kerajaan dunia dapat dilihat. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 55)

Tetapi keberatan untuk penafsiran semacam ini adalah kalau sampai dalam pikiran Yesus ada hal seperti itu, menurut saya Yesus sudah berdosa. Ingat bahwa apa yang belum terjadi dalam perbuatan tetapi baru ada dalam pikiran itu sudah termasuk dosa jika itu bertentangan dengan kehendak Allah. Bandingkan :

Mat 5:28 - Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
b.      Ada yang mengatakan bahwa ini terjadi lewat sebuah penglihatan.

Jadi Yesus tidak benar-benar dibawa ke Bait Allah maupun gunung yang tinggi. Iblis hanya memberikan suatu penglihatan kepada-Nya di bubungan Bait Allah dan gunung yang tinggi. Calvin mempunyai pandangan seperti ini. Bandingkan :

Yeh 40:1-2 - : (1) “... pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawaNya aku (2) dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi sekali”.

Wah 21:10 : Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Tentang penafsiran semacam ini, pencobaan ketiga memungkinkan di mana semua kerajaan dunia itu hanyalah suatu penglihatan dan kalau Yesus tergoda, Ia bisa langsung sujud menyembah setan pada saat itu juga di padang gurun. Tetapi keberatannya adalah bagaimana dengan pencobaan kedua? Jika godaan untuk meloncat dari bubungan Bait Allah hanyalah sebuah penglihatan, lalu seandainya Yesus memang tergoda, Ia lalu mau meloncat dari mana? Toh saat itu Dia tidak berada di bubungan Bait Allah.

c.       Ada yang berpandangan bahwa ini benar-benar terjadi.

Jadi iblis memang benar-benar membawa Yesus dari padang gurun ke bubungan Bait Allah dan selanjutnya ke sebuah gunung yang tinggi. Dasar dari penafsiran ini adalah secara eksplisit memang dikatakan iblis membawa Yesus. Tidak ada indikasi bahwa hal itu terjadi dalam pikiran Yesus, atau pun itu adalah sebuah penglihatan.

Mat 4:5,8 – (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya

Tetapi keberatan terhadap pandangan ini adalah :
1.      Sukar terbayangkan Yesus betul-betul pergi bersama-sama / jalan-jalan dengan setan.
2.      Tidak ada gunung yang cukup tinggi untuk bisa melihat seluruh kerajaan dunia.
3.      Semua kerajaan dunia ini dilihat Yesus dalam sekejap mata.

Luk 4:5 - Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
Dari ketiga pandangan ini, yang manakah yang anda setujui?

Setelah memikirkan dasar dari 3 pandangan ini disertai dengan keberatan-keberatan yang diajukan untuk setiap pandangan, saya memilih pandangan kedua dan ketiga digabungkan atau sama-sama terjadi. Jadi mula-mula iblis memang membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi, memperlihatkan kepada-Nya semua yang bisa dilihat dari gunung itu, lalu setelah itu iblis memberikan tambahan penglihatan mengenai “seluruh kerajaan dunia dengan segala kemegahannya” kepada Yesus sehingga itu benar-benar merupakan tawaran yang sangat menggoda.   

Matthew HenryKe sinilah Yesus dibawa untuk mendapatkan suatu pemandangan yang luas,…Sete­lah itu mungkin saja Ia melihat beberapa dari antara kerajaan-kerajaan yang terletak di sekitar Yudea, walaupun bukan kemegahannya. Namun, tidak diragukan lagi bahwa di dalam semuanya ini terdapat tipu muslihat dan khayalan yang diciptakan iblis. Boleh jadi apa yang ditunjukkan iblis kepada-Nya itu hanyalah sebuah awan-awan di udara, yang bisa saja dirangkai dan dibentuk oleh si penipu ulung itu dengan mudah. Dengan cara ini iblis menampilkan kemegahan dan penampilan hebat para raja dengan semarak; jubah dan mahkota mereka, para pengikut, perlengkapan dan para pengawal; kemegahan singgasana, istana dan gedung mewah di kota-kota, berbagai taman dan ladang di daerah pedesaan, termasuk berbagai bentuk kekayaan, kenikmatan, dan kesenangan. (Injil Matius 1-14, hal. 117) 

Kalau memang iblis sungguh-sungguh membawa Yesus ke gunung yang tinggi, lalu bagaimana dengan keberatan-keberatan di atas?

1.      Kalau dikatakan bahwa sukar dibayangkan jika Yesus bisa pergi / jalan-jalan bersama setan, menurut saya hal itu seharusnya ini tidak aneh kalau kita mengerti bahwa sebenarnya Yesus sendiri yang membiarkan diri-Nya dibawa setan dalam rangka pencobaan itu. Kalau mau dianggap aneh, ini sama anehnya dengan Mat 4:1 di mana Roh membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai iblis. Jadi bukannya Yesus tidak mau pergi lalu iblis mempunyai kuasa untuk membawa Yesus ke sana. Yesus sendiri di dalam perendahan-Nya membiarkan diri-Nya di bawa ke Bait Allah maupun gunung yang tinggi untuk dicobai.

John Gill – Hal ini dilakukan, bukan dengan suatu cara penglihatan, tetapi benar-benar dan sungguh-sungguh. Setan, dengan izin ilahi dan dengan persetujuan dari Kristus, yang menunjukkan penghinaan yang besar dan sikap merendahkan, memiliki kekuasaan atas tubuh-Nya, untuk memindahkan-Nya dari satu tempat ke tempat yang lain, sama seperti Roh Tuhan melarikan Filipus (Kis 8:39)…..”

Kis 8:39 - Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.

2.      Kalau dikatakan bahwa tidak ada gunung yang cukup tinggi darimana bisa melihat seluruh kerajaan dunia, menurut saya persoalannya terletak pada apakah kata-kata “seluruh kerajaan dunia” itu berarti hurufiah atau tidak. Jika memang itu berarti hurufiah, memang benar tidak ada gunung di dunia ini darimana orang bisa melihat seluruh kerajaan dunia. Tetapi kata-kata itu tidak harus diartikan secara hurufiah bukan? Bisa saja itu adalah gaya bahasa hiperbola atau kadang-kadang kata “dunia” dipakai tidak dalam arti seluruh dunia secara hurufiah. Bandingkan :

Luk 2:1 - Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.

Dikatakan bahwa Kaisar Agustus mengadakan sensus di seluruh dunia tetapi jelas bahwa tidak seluruh dunia dalam arti sesungguhnya mengikuti sensus ini bukan? “Dunia” dalam ayat itu hanya berarti sebagian kecil dari dunia yakni kekaisaran Romawi. Nah, jika demikian mengapa ini tidak bisa terjadi dalam Mat 4:8 ini? Jadi Yesus hanya melihat sebagian wilayah dari atas gunung itu tetapi lalu dikatakan “seluruh kerajaan dunia”.

3.      Keberatan ketiga bahwa iblis “dalam sekejap mata” memperlihat seluruh kerajaan dunia kepada Yesus, tidak menjadi masalah karena pada bagian ini iblis lalu memberikan tambahan penglihatan setelah Yesus berada di atas gunung. Perhatikan gambar berikut yang menunjukkan bahwa setelah Yesus dibawa ke atas gunung dan melihat semua wilayah yang bisa dilihat dari sana, iblis selanjutnya memberikan penglihatan kepadanya tentang segala kemegahan dunia itu dalam sekejap mata.

 Jika memang ini sungguh-sungguh terjadi, kira-kira iblis membawa Yesus ke gunung mana? Jika kita menganalisanya dari sisi geografis di mana Yesus dibaptis di sungai Yordan lalu dicobai di padang gurun Jeshimon, maka gunung tinggi yang ada di sekitar wilayah itu (sungai Yordan dan padang gurun Jeshimon) adalah gunung Pisga.



Bil 21:20 - dari Bamot ke lembah yang di daerah Moab, dekat puncak gunung Pisga yang menghadap Padang Belantara (KJV : Jeshimon)

Ul 3:17 - selanjutnya Araba-Yordan dan sungai Yordan dengan daerah pinggirnya, mulai dari Kineret sampai ke Laut Araba, yakni Laut Asin di kaki lereng gunung Pisga ke arah timur.
Ul 3:27 - Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.
Berikut ini adalah gambar gunung Pisga itu.




Gunung Pisga ini sama dengan gunung Nebo tempat Musa naik ke sana dan melihat tanah perjanjian. Dan memang gunung ini cukup tinggi untuk melihat seluruh wilayah sekitarnya.

Ul 34:1-3 – (1) Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan, (2) seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, (3) Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.








Kemungkinan besar ke atas gunung Pisga inilah Yesus dibawa oleh iblis untuk dicobai.

Kita tinggalkan dulu persoalan itu dan sekarang kita akan membahas pencobaan yang ketiga ini. Ada beberapa hal yang akan kita bahas :

I.       PENCOBAAN SETAN.

Mari perhatikan sekali lagi teks kita :

Mat 4:8-9 – (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Tadi kita sudah bahas persoalan “Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi….”. Di atas gunung ini ia memperlihatkan semua kerajaan dunia dan kemegahannya kepada Yesus lalu mulai melancarkan serangannya : "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Dalam versi Lukas, kata-katanya lebih panjang dan lebih menarik :

Luk 4:6-7 – (6) Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. (7) Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
Mungkin kita perlu memikirkan apakah kata-kata setan yang saya garisbawahi itu benar atau tidak? Ingat bahwa setan itu licik sehingga kadang-kadang yang dia katakan itu salah tapi kadang-kadang benar juga.

  1. Ada yang mengatakan bahwa kata-kata setan di sini benar.

Alasannya adalah Paulus memang menyebut setan demikian.

Efs 2:2 – “….kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
Efs 6:12 - karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Yohanes juga menyebut setan demikian

1 Yoh 5:19 - Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
Yesus sendiri tidak membantah kata-kata setan itu tetapi lebih dari itu Ia sendiri pernah berkata bahwa setan adalah penguasa dunia. 

Yoh 12:31 - Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar

Yoh 14:30 - Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.
Yoh 16:8,11 – (8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan … (11) penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
  1. Ada yang mengatakan bahwa kata-kata setan di sini tidak benar/penipuan.

Alasannya adalah Ef 2:2; 6:12; 1 Yoh 5:19; hanya menunjukkan bahwa setan punya kuasa / pengaruh yang besar di dunia, khususnya di antara orang yang tidak percaya. Juga Dalam Yoh 12:31; 14:30; 16:11 Yesus memang menyebut Iblis sebagai ‘penguasa dunia’, tetapi ini tidak dalam arti mutlak. Perhatikan kata-kata yang saya garisbawahi : “dilemparkan ke luar”, “ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku” dan “telah dihukum”.
Yoh 12:31 - Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar

Yoh 14:30 - Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.
Yoh 16:8,11 – (8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan … (11) penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Semua itu menunjukkan bahwa kuasa iblis tidaklah mutlak. Yesus sendiri berkali-kali mengusir setan. Lalu dalam Mazmur 2 ditunjukkan bahwa Allah / Yesuslah yang berkuasa. Dan setan memang dikenal sebagai pendusta (Yoh 8:44). Jadi, penguasa / pemilik alam semesta adalah Allah dan bukan setan!

Maz 24:1 - “…TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.

Dan Allah tidak pernah kehilangan kontrol atas seluruh alam semesta!

Maz 103:19 - TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu”.

Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa dalam menggoda, setan sering berdusta. Karena itu, hati-hati dengan dusta setan yang menawarkan hal-hal yang indah kepada saudara!

Setelah mengatakan kalimat demikian, setan lalu menawarkan semua kemegahan itu kepada Yesus dengan 1 syarat, Yesus mau sujud menyembahnya. Lalu apa sebenarnya tujuan setan melalui pencobaan ini? Sudah dijelaskan bahwa dalam pencobaan pertama setan mencobai Yesus untuk tidak percaya kepada Bapa-Nya, dalam pencobaan kedua ia mencobai Yesus untuk “terlalu percaya” pada Bapa-Nya sehingga lalu mencobai Bapa-Nya. Tapi dalam 2 pencobaan ini ia gagal menjatuhkan Yesus. Rupanya setan tahu bahwa ia tidak mungkin menjatuhkan Yesus dengan cara menyuruh Dia tidak percaya atau menyuruh Dia mencobai Bapa-Nya, dan karena itu di sini setan datang dengan cara yang lebih halus. Dia tidak lagi berusaha “membenturkan” Yesus dengan Bapa-Nya sebab itu sudah tidak mungkin. Seolah-olah dia tetap membiarkan Yesus percaya kepada Bapa-Nya, bergantung kepada bapa-Nya tetapi pada saat yang sama ia meminta juga hal yang sama dari Yesus bagi diri-Nya sendiri. Dengan kata lain setan mau berkata kepada Yesus Engkau boleh tetap percaya kepada Bapa-Mu, tetapi percaya juga kepadaku. Engkau boleh tetap berharap kepada Bapa-Mu, tetapi berharap jugalah kepadaku. Engkau boleh melayani Bapa-Mu, tetapi layani juga aku. Engkau boleh menuruti kehendak Bapa-Mu, tetapi turuti juga kehendakku. Engkau boleh menyembah Bapa-Mu, tetapi sembahlah aku juga. Nah, di sini kita bisa lihat bahwa setan tidak menggoda Yesus untuk melawan Bapa-Nya (seperti pada pencobaan pertama dan kedua), ia justru menggoda Yesus untuk melakukan semacam kompromi/kerja sama.

J.J. de Heer – “….Iblis pada waktu itu menawarkan semacam kompromi. Yesus tidak perlu "mengutuki" Allah. Ia boleh tetap mengakui Allah, tetapi di samping itu Ia harus mengakui Iblis sebagai suatu "penguasa yang besar", yakni dengan jalan berlutut di hadapannya. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 55).

William Barclay – Yang hendak diucapkan oleh si pencoba adalah hal yang berikut : "Marilah kita membuat kompromi, marilah kita atur bersama. Jangan mengajukan tuntutan yang begitu tinggi. Berilah perhatian sedikit saja kepada hal-hal yang jahat dan yang masih dipertanyakan, maka orang-orang akan berbondong-bondong mengikutiMu". Ini adalah pencobaan untuk bergandengan tangan de­ngan dunia dan bukan untuk menyajikan tuntutan Allah yang tidak kenal kompromi kepada dunia. Itulah pencobaan untuk maju dengan jalan mundur, untuk merubah dunia dengan jalan menjadi sama dengan dunia ini. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 116).

Dalam kompromi ini masing-masing pihak akan mendapatkan keuntungannya. Iblis disembah (dan memang ia sangat suka disembah) dengan demikian ia berada di atas Yesus dan ia akan menjadi pemilik tunggal dunia ini.

Matthew HenryKarena Iblis tahu bahwa kalau pada suatu waktu ia dapat bermitra dengan Yesus, maka ia akan segera menjadi pemilik tunggal dunia ini. (Injil Lukas 1-12, hal. 156-157)

Yesus sendiri akan memperoleh kekuasaan yang besar atas dunia ini, Ia akan mendapatkan banyak pengikut tanpa harus mengalami penderitaan dan salib, bahkan Ia akan menjadi sangat kaya raya.

Budi Asali – Kalau Yesus menggunakan cara yang seharusnya, maka Ia harus menderita dan mati disalib baru bisa mengumpulkan orang-orang untuk datang kepada-Nya. Tetapi dengan cara setan ini, Ia hanya perlu tunduk kepada setan, dan seluruh dunia akan diberikan kepada-Nya.

B. J. Boland - Dengan jalan itu tentulah Yesus akan dapat memperoleh banyak pengikut! Sebab orang-orang nasionalis di kalangan bangsa Yahudi mengharapkan bahwa Mesias akan menegakkan suatu kerajaan duniawi dan akan memberikan kepada orang Yahudi kekuasaan atas dunia bangsa-bangsa. Penolakan kompromi itu berarti bahwa Yesus tidak memilih jalan yang gampang ke arah kehormatan dan kemuliaan duniawi, tetapi jalan "Hamba Tuhan yang menderita"...”. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 97).

Jadi ada semacam “Win-Win Solution” antara setan dan Yesus. Tentu ini adalah suatu kompromi yang sangat menguntungkan secara duniawi. Dan kalau saja Yesus menerima tawaran kompromi dari setan ini maka seluruh pelayanan Yesus akan bersifat kompromistis. Di satu sisi Ia akan mengajar orang untuk mengikuti Allah, tetapi pada yang sama Ia tidak bisa menyuruh orang meninggalkan setan. Di satu sisi Ia akan menyuruh orang untuk hidup benar, tetapi di sini yang lain Ia tidak bisa mengecam orang yang hidup jahat. Di satu sisi Ia akan menyerukan agar orang beribadah kepada Allah, tetapi di sisi yang lain Ia tidak bisa menyalahkan para penyembah berhala apalagi menyuruh mereka berhenti dari penyembahan berhala itu, dll. Dengan demikian juga agama yang ditawarkan Yesus adalah suatu agama kompromi. Kompromi antara Tuhan dan setan, kompromi antara gelap dan terang, kompromi antara kebenaran dan kedurhakaan.

J.J. de Heer  - Seandainya Tuhan Yesus jadi ditolong oleh Iblis, Iblis pun tidak akan melarang Yesus mengajarkan agama, tetapi tidak dapat tidak agama semacam itu akan menjadi agama kompromi, yang di dalamnya kemurnian maksud dan tuntutan-tuntutan Allah adalah samar-samar dan menjadi pudar. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 55).

Inilah tujuan pencobaan ketiga dari setan! Bahwa pada pencobaan ketiga ini setan tidak menyuruh Yesus melawan/meninggalkan Bapa-Nya melainkan menawarkan suatu kompromi di antara keduanya, menurut saya ini adalah pencobaan terberat. Adalah lebih mudah untuk menolak godaan yang menyuruh kita melawan/meninggalkan Allah secara terang-terangan / menjadi ateis, tetapi sukar untuk menolak godaan yang bersifat kompromi di mana kita tidak harus melawan/meninggalkan Allah tetapi pada saat yang sama kita juga menuruti keinginan-keinginan setan. Setan tahu akan hal ini dan karena itu ia banyak melakukan serangan seperti ini terhadap anak-anak Tuhan. Itulah sebabnya ada banyak orang mengikuti Tuhan, tetapi pada saat yang sama mereka juga mengikuti keinginan-keinginan setan. Ada banyak orang memberi waktu untuk Tuhan tetapi pada saat yang sama tetap ada waktu untuk setan. Ada banyak orang melayani Tuhan, tetapi pada saat yang sama tetap menyembah berhala. Ada banyak orang rajin beribadah, baca Alkitab, berdoa, mengikuti kelas Pelajaran  Alkitab, dll (kelihatan rohani sekali) tapi pada saat yang sama dosa (berzinah, menipu, maki, gosip, fitnah, korupsi, mabok, dll) juga jalan terus.

Ada sebuah cerita begini. Suatu malam Pace mabok berat dan tidak pulang rumah. Bapanya mencari dia menemukan dia sementara tertidur di gereja. Bapanya berkata : “Pace, mengapa kamu mabok berat tapi tidur di gereja”? Karena Pace biasa rajin membaca Alkitab maka Pace pun menjawab pertanyaan bapaknya secara Alkitabiah : "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Luk 2:49).  Bapanya yang kaget karena tidak menduga Pace akan menjawab demikian lalu bertanya kepadanya : “memang engkau tuh yang Mesias?” Pace menjawab : "…Engkau sendiri mengatakannya" (Luk 23:3). Tiba-tiba mobil patroli berhenti di depan gereja dan melihat Pace yang mabok berat, polisi pun mengangkut Pace ke mobil patroli dan membawanya ke kantor Polisi. Pada saat mobil mau berangkat, Pace pun berseru : “Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (Mat 26:45).

Cerita ini memperlihatkan bahwa Pace begitu hafal ayat-ayat Kitab Suci. Tetapi pada saat yang sama ia tetap dalam dosa kemabukannya. Inilah contoh dari kompromi yang ditawarkan setan. Demikian juga ada banyak orang yang mau kompromi dengan dosa/setan, asal saja mereka bisa mendapatkan keuntungan yang besar dan cepat seperti korupsi, mencuri, menyogok, atau bahkan memakai kuasa gelap untuk cepat sukses dan kaya. Apakah saudara juga seringkali berada dalam kompromi-kompromi seperti ini? Ingatlah bahwa di balik setiap kompromi antara kebenaran dan dosa ada setan di balik itu.

Bukan hanya dalam soal hidup pribadi setan menyerang kita untuk berkompromi, bahkan dalam hal agama sekalipun, setan menawarkan kompromi sehingga lalu muncul agama kompromi. Apa yang saya maksudkan dengan agama kompromi? Itu adalah agama pluralisme yang menolak adanya 1 agama yang benar dan lalu menerima sebagai kebenaran semua paham dari agama-agama yang ada. Inilah agama yang dipopulerkan dan dipublikasikan oleh banyak pendeta dan teolog liberal. Agama pluralisme ini sebenarnya berakar dari filsafat post modernism yang lalu melahirkan paham relativisme yang meragukan adanya kebenaran yang mutlak/obyektif. Yang ada hanyalah kebenaran yang bersifat relatif, apa yang benar menurut anda belum tentu benar menurut saya. Jadi kebenaran itu tergantung pada orang, pada tempat dan pada situasi tertentu.  Paham relativisme ini lalu merambah ke dunia agama di mana orang berpendapat bahwa apa yang benar menurut suatu agama belum tentu benar menurut agama yang lain. Masing-masing pemeluk agama meyakini bahwa agama yang dianutnyalah yang benar. Dan karena itu tidak ada yang namanya kebenaran obyektif. Semuanya relatif! Paham ini lalu akhirnya melahirkan apa yang disebut sebagai “Teologia Religinium” (Teologia Agama-Agama) dengan spirit pluralisme yang lalu berpandangan bahwa tidak boleh ada 1 agama pun yang menganggap dirinya paling benar. Semua agama harus dianggap sama benar!

Esra Alfred SoruPluralisme agama menyatakan bahwa kebenaran adalah milik bersama. Semua agama punya inti atau esensi yang sama.… Troeltsch...berpendapat : Semua agama, termasuk Kristen, selalu mengandung elemen kebenaran dan tidak satu agama pun yang memiliki kebenaran mutlak. Konsep ketuhanan di muka bumi ini beragam dan tidak tunggal….John Hick...mengajarkan bahwa : hakikat dan keselamatan bukanlah monopoli satu agama tertentu, melainkan semua agama juga menyimpan hakikat yang mutlak dan sangat agung. Maka dari itu, menjalankan program masing-masing agama bisa menjadi sumber keselamatan’…Pluralisme ini menolak adanya satu agama atau pandangan umum mana pun yang menyatakan hanya dirinya yang benar. Pluralisme ini berpendapat bahwa semua agama dan ajaran harus dianggap sama benarnya….Tidak ada agama yang berhak menyatakan dirinya baik atau benar sedangkan yang lain salah." Semua agama adalah jalan kepada sang Realitas Agung, masing-masing memiliki jalan dan caranya sendiri-sendiri. Semua orang dari semua agama diharapkan mengakui kebenaran agamanya sebagai yang mutlak bagi dirinya sendiri, namun relatif bagi agama lain. Begitu juga, kebenaran dan keselamatan agama lain adalah mutlak bagi pemeluknya, namun relatif bagi agama kita.…Karena itu, semua agama telah memiliki jalan keselamatan masing-masing. Semua agama adalah jalan menuju kepada Realitas Tertinggi, dengan caranya masing-masing…Intinya, kaum pluralis berusaha keras untuk mengembangkan "ajaran baru" yang menurut mereka bisa diterima agama-agama lain di mana mereka menyatakan bahwa semua agama sama benarnya, sama absahnya dan karenanya tidak boleh ada agama yang menyatakan diri paling benar. Teologi agama-agama ini mereka sebut sebagai Teologi Religionum…Organisasi PGI menerima dengan bulat Teologi Religionum ini dan para teolog Kristen juga mempopulerkan “ajaran baru” ini di antaranya adalah Dr. Eben Nuban Timo. Dalam opininya di harian Pos Kupang, 29 Nov 2002 dengan judul Dua Muka Dari Agama” Dr. Eben Nuban Timo berkata : Saya menjadi lebih malu lagi jika berpendirian bahwa ada agama tertentu paling sempurna sedangkan agama lain tidak. (hal. 4). Menganggap diri sebagai yang paling benar, paling sempurna dan paling dekat dengan Allah adalah bahaya lain yang datang dari agama. Agama Kristen mengklaim diri sebagai satu-satunya distributor keselamatan berdasarkan Johanes 14:6. Salus extra ecclesian non est (di luar gereja tidak ada keselamatan). Ini motto yang masih laku di kalangan orang Kristen….(Ibid). Dr. Nuban Timo melanjutkan : Benarkah anggapan bahwa agama yang saya anut adalah yang paling benar sedangkan agama sesama saya adalah superstition? Bagi saya berpikir seperti itu sama dengan menyembah berhala karena ada upaya menyamakan agama dengan Allah, menyetarakan nafsu manusia dengan Firman Allah. (Ibid). Akhirnya Dr. Nuban Timo menyimpulkan : “Kenyataan pluralitas agama mengandaikan adanya keragaman aspek kebenaran yang dipahami dan diterima manusia. … Inilah “Pluralisme Agama”, suatu paham, suatu “ajaran baru”, yang menganggap bahwa kebenaran ada dalam semua agama dan karenanya tidak ada satu agama pun termasuk Kristen yang adalah agama yang paling benar. Menganggap agama sendiri paling benar adalah sesuatu yang memalukan, minimal bagi seorang Dr. Eben Nuban Timo. (‘Pluralisme Agama : Sebuah Ajaran Baru’, Opini Timex, 26 Januari 2006).

Jadi tidak peduli agama itu mau menyembah apa, mau berpandangan seperti apa, mau mengajarkan apa, yang penting semuanya dianggap benar. Ini sebenarnya pandangan yang tidak masuk di akal karena jika memang tidak ada kebenaran yang mutlak, lalu apakah pandangan yang mengatakan tidak ada kebenaran yang mutlak itu mutlak atau tidak? Jika tidak mutlak, berarti belum tentu benar. Kalau mutlak, berarti teorinya salah karena mengatakan tidak ada yang mutlak. Juga mana mungkin semua agama sama-sama benar sedangkan klaim-klaim agama itu bukan hanya saling berbeda tetapi juga saling bertentangan. Mungkinkah semua yang bertentangan itu dianggap sama-sama benar? Simaklah apa yang dikatakan R.C. Sproul berikut ini  :

R.C. Sproul - Bagaimana mungkin Budhisme benar jika ia menyangkal adanya Allah yang bersifat pribadi dan pada saat yang bersamaan Kekristenan juga benar padahal Kekristenan menegaskan adanya Allah yang bersifat pribadi ? Mungkinkah ada Allah yang bersifat pribadi dan Allah yang tidak bersifat pribadi pada saat yang sama dalam hubungan yang sama ? Mungkinkah Yudaisme Ortodoks yang menyangkal hidup setelah kematian benar dan Kekristenan yang menyatakan adanya hidup setelah kematian juga benar ? Mungkinkah agama Islam klasik yang mendukung pembunuhan orang kafir memiliki etika yang benar dan pada saat yang bersamaan etika Kristen untuk mengasihi musuh juga sama benarnya?’ Hanya ada 2 cara untuk mempertahankan absahnya semua agama. Pertama, dengan mengabaikan kontradiksi yang jelas antara agama-agama tersebut dan bersikap tidak rasional; kedua, dengan menganggap kontradiksi yang ada sebagai masalah yang tidak penting. Pendekatan yang kedua melibatkan kita dengan proses reduksionisme yang sistematis. Reduksionisme menghilangkan dari masing-masing agama unsur-unsur yang dianggap vital oleh para pengikut agama itu sendiri dan mengurangi nilai agama menuju persamaan yang bersifat umum. Perbedaan antar agama dikaburkan dan diperlemah untuk mendukung terjadinya perdamaian dalam agama” (Mengapa Percaya , hal. 29-30).

Berarti di sini paham pluralisme adalah suatu bentuk kompromi demi mencapai perdamaian dengan mengorbankan kebenaran. Tidakkah ini adalah model agama yang ditawarkan setan? Kiranya ini membuat mata kita terbuka untuk bisa melihat perwujudan dari pekerjaan setan dalam hidup kita setiap hari dalam bentuk kompromi-kompromi.

II.    JAWABAN YESUS.

Lalu bagaimana reaksi Yesus terhadap tawaran setan ini?

Mat 4:10 - Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Jadi pertama-tama Yesus mengusir iblis ini. Ini menunjukkan Yesus lebih besar dari setan. Yesus lalu berkata Ada tertulis”. Sekali lagi kita melihat bahwa Yesus menggunakan Firman Tuhan sebagai senjata untuk menghadapi setiap serangan setan. 3 kali pencobaan selalu dihadapi-Nya dengan Ada tertulis”. Ia benar-benar berpegang pada Firman Allah. Ayat yang dikutip Yesus ini ada dalam Ul 6:13 dan Ul 10:20.

Ul 6:13 - Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Ul 10:20 - Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Hanya saja dalam kutipan ini Yesus menambahkan kata “hanya” dan kata “haruslah” Ia ganti dengan kata “sajalah”. Jadi Yesus mengeksplisitkan apa yang bersifat implisit di dalam Ul 6:13 dan Ul 10:20. Lihat perbandingannya di sini :


Tadi kita sudah melihat bahwa setan menawarkan kompromi kepada Yesus, tapi dengan mengutip ayat ini yang mengatakan Hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” Yesus menolak tawaran kompromi dari setan itu dan menekankan betapa eksklusifnya penyembahan kepada Allah. Setan selalu menawarkan kompromi, tetapi Allah sama sekali tidak ingin adanya kompromi. Bandingkan :

Yos 24:15 - Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini….”

1 Raj 18:21 – “…"Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." …”

Benar bahwa Allahlah dan hanya Allahlah yang boleh kita sembah dan kepada-Nya kita berbakti. Karena itu kita tidak boleh menyembah apa pun / siapa pun selain Allah seperti :
·         Menyembah setan. Misalnya dalam kalangan gereja setan.
·         Menyembah berhala (Kel 20:4-6).

Kel 20:4-6 – (4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
·         Menyembah malaikat.

Malaikat yang benar pasti akan menolak dismebah (Wah 19:10; 22:8-9). Jadi kalau ada malaikat yang mau disembah, itu pasti adalah setan yang menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor 11:14).

·         Menyembah manusia.

Ini termasuk sungkem dan paikwi kepada orang tua / kakek / nenek. Memang dalam Perjanjian Lama ada banyak penyembahan yang dilakukan terhadap manusia seperti raja, nabi dan sebagainya. Tetapi ingat bahwa pada zaman Perjanjian Lama kata-kata Yesus dalam Mat 4:10 ini belum diucapkan. Ul 6:13 memang sudah ada, tetapi ingat bahwa dalam Ul 6:13 kata ‘hanya’ itu tidak ada. Baru pada waktu Yesus mengutipnya dalam Mat 4:10 kata ‘hanya’ itu ditambahkan.  Jadi sejak Mat 4:10 itu diucapkan, tidak boleh lagi ada penyembahan terhadap manusia, sekalipun motivasi / tujuannya hanya untuk penghormatan. Ini terlihat dengan jelas misalnya dalam Kis 10:25-26 di mana Petrus menolak penyembahan dari Kornelius, sekalipun jelas bahwa Kornelius bukan menyembahnya sebagai Allah, tetapi hanya sekedar sebagai penghormatan saja.

Kis 10:25-26 – (25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."
Baca juga : Kis 14:14-18.

·         Menyembah orang mati.

Orang mati di sini termasuk orang tua atau nenek moyang kita, Bunda Maria, dan “orang-orang suci” lainnya. Secara khusus tentang penyembahan Maria ini, orang Katolik berargumentasi bahwa mereka tidak menyembah Maria. Mereka hanya menghormati Maria saja. Tetapi ini tetap salah. Simak tulisan saya berikut ini yang adalah debat saya dengan seorang pemimpin Katolik (Romo Geradus Duka) yang dimuat di koran Timex :

Esra Alfred Soru – Selain itu saya juga ingin mengajak Pak Geradus  untuk menyimak Kis 10:25-26: “Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja." Pak Geradus yang terkasih, ayat ini jelas mengatakan bahwa  Kornelius menyembah Petrus. Apakah menurut Pak Geradus Kornelius sedemikian tolol sehingga menganggap Petrus adalah Allah dan ia menyembahnya? Saya kira tidak! Kornelius hanya ingin menunjukkan rasa hormatnya saja kepada Petrus dan itu ia lakukan dengan cara menyembahnya. Tetapi bagaimana reaksi Petrus? Menerimanya sebagai penghormatan belaka? Ternyata tidak! Petrus berkata "Bangunlah, aku hanya manusia saja."  Perhatikan bahwa sekalipun yang ada di pikiran Kornelius adalah penghormatan namun praktek yang ia lakukan adalah penyembahan. Petrus menolak ini dengan mengatakan “aku hanya manusia” karena bagi Petrus tindakan seperti itu hanya boleh dilakukan terhadap Allah sebagaimana kata Mat 4:10 : “… Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!". Jadi di mata Petrus tetap adalah sebuah kesalahan jika seseorang dalam prakteknya sujud menyembah yang bukan Allah sekalipun yang ada di dalam pikiran dan niatnya adalah sekedar penghormatan. Maafkan saya temanku, tapi tidakkah tindakan Kornelius terhadap Petrus itu sama dengan tindakan orang Katholik terhadap Maria? Tidakkah dalam teori dan dogmanya gereja Katholik mengatakan tidak menyembah Maria melainkan hanya menghormatinya (hyperdulia) padahal dalam prakteknya menyembahnya seperti yang dilakukan Kornelius pada Petrus? Jika Petrus menolak praktek seperti itu dan menganggap hal itu hanya boleh dilakukan pada Allah, lalu kira-kira bagaimana sikap Maria sendiri terhadap praktek orang Katholik yang sujud di bawah patungnya? Kalau Maria tidak menolaknya maka saya yakin itu bukan Maria yang diceritakan dalam Kitab Suci. Kalau itu Maria yang diceritakan Kitab Suci maka saya yakin seandainya ia bisa berbicara, ia mungkin akan mengatakan Kalimat yang kurang lebih seperti yang dikatakan Petrus kepada Kornelius : "Bangunlah, aku hanya manusia saja."  Ini pendapat saya. Mohon tanggapan Pak Geradus! (Maria : Antara Dogma Gereja dan Kesaksian Alkitab”, Opini Timex, 7 Januari 2008)

·         dll.

Semua penyembahan kita hanya ditujukan kepada Allah saja.

Matthew Henry – Perhatikanlah, penyembahan kita hanya boleh ditujukan kepada Allah semata dan tidak boleh dipersembahkan kepada makhluk lain, karena penyembahan merupakan bunga mahkota yang tidak boleh diabaikan. Penyembahan itu meru­pakan ranting kemuliaan Allah yang tidak  akan diberikan-Nya kepada siapa pun. Ia hanya memberikannya kepada Anak-Nya sendiri, yaitu, dengan mewajibkan umat manusia menghormati Anak sama seperti mereka  menghormati  Bapa, karena Sang Anak tersebut juga Allah, setara dengan Bapa-Nya dan satu dengan-Nya. (Injil Matius 1-14, hal. 122) 

Di samping itu kita juga harus berwaspada dan menolak setiap tawaran kompromi dengan dosa/ketidakbenaran (di pekerjaan, kantor, proyek, politik, pemerintahan, pelayanan, dll) walaupun itu mungkin sangat menguntungkan kita secara materi. 

Pulpit Commentary - “Never to associate with wicked men for the attainment of good ends” (Jangan pernah bergabung dengan orang-orang jahat untuk mencapai tujuan yang baik).


- AMIN -





ORANG PERCAYA & PENCOBAAN (Part 4)


By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.


Mat 4:1-12 – (1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. (12) Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.


P
ada bagian sebelumnya kita sudah membahas pencobaan pertama dari iblis kepada Yesus yakni menyuruh Yesus mengubah batu-batu menjadi roti. Sekarang kita akan membahas pencobaan yang kedua. Tapi sebelum itu kita perlu memikirkan dulu yang mana sebenarnya yang merupakan pencobaan kedua? Masalahnya adalah ada urutan yang terbalik untuk pencobaan kedua dan ketiga dalam versi Matius dan Lukas di mana pencobaan kedua menurut Matius adalah pencobaan ketiga menurut Lukas dan pencobaan ketiga menurut Matius adalah pencobaan kedua menurut Lukas. Lihat perbandingannya :

Saya berpendapat bahwa urut-urutan Matius yang benar secara kronologis karena beberapa alasan :

1.      Setelah penco­baan ketiga dalam Matius, iblis diusir.
2.      Kalau urut-urutannya seperti dalam Mat 4, maka jalan ceritanya lebih baik / masuk akal, karena dalam jawaban Yesus terhadap pencobaan pertama terlihat bahwa Yesus memakai Firman Tuhan dan Ia percaya kepada Bapa-Nya. Karena itu, maka dalam pencobaan kedua versi Matius, iblis mencobai-Nya dengan menggunakan Firman Tuhan yang disalahtafsirkan dengan menyuruh Yesus untuk ‘terlalu percaya’ kepada Bapa.

Mat 4:3-6 - (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau …."

Kalau begitu apakah Lukas salah menempatkan urut-urutannya? Tidak! Lukas memang tidak menulis berdasarkan urutan waktu/kronologis. Perlu diketahui bahwa kata ‘kemudian’ (Yun. “tote”) pada awal Luk 4:5,9 sebetulnya tidak ada dalam bahasa aslinya. 

Luk 4:5,9 – (5) Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. (9) Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, …”

Kalau begitu mengapa Lukas membalik urut-urutannya? Atau atas pertimbangan apa Lukas membalik urut-urutannya? Matthew Henry berkata bahwa Lukas mengubah urutannya karena ia menghubungkannya dengan pencobaan di taman Eden. Di taman Eden pencobaan tentang makanan (buah terlarang) itu berkaitan erat dengan penglihatan di mana buah terlarang itu kelihatan sangat menarik. Karena itu alangkah bagusnya jika pencobaan untuk mengubah batu-batu menjadi roti yang adalah pencobaan tentang makanan dilanjutkan dengan pencobaan yang ada kaitannya dengan daya tarik mata dalam hal ini adalah pencobaan ketiga versi Matius.

Matthew Henry – Penulis Injil ini menempatkan pencobaan ini dalam urutan kedua, sedangkan Matius menempatkannya  dalam  urutan  terakhir. Pencobaan  ini seharusnya memang ada di urutan terakhir. Namun, Lukas tidak dapat menahan diri untuk memikirkan dan membicarakan pencoba­an itu sebagai yang paling jahat dan kejam, karena itu ia ingin segera mengemukakannya. Ketika Iblis mencobai nenek moyang kita yang pertama, ia menunjukkan kepada mereka buah yang terlarang untuk dimakan. Pertama sebagai buah yang baik untuk dimakan, dan selanjutnya sebagai buah yang sedap kelihatannya, dan mereka segera dikuasai oleh kedua daya tarik ini. Di sini, mula-mula Iblis mencobai Kristus untuk mengubah batu-batu menjadi roti, yang akan menjadi makanan yang baik untuk dimakan, kemudian ia menunjukkan kepada-Nya semua kerajaan dunia serta segala kemuliaannya, yang sedap dipandang mata. Namun, dalam kedua hal ini Ia berhasil mengalahkan Iblis. Mungkin dengan memperhatikan hal ini, Lukas mengubah urutannya. (Injil Lukas 1-12, hal. 154-155).

B.J. Boland mengatakan bahwa Lukas menyusun pencobaan-pencobaan itu berdasarkan keterlibatan pihak-pihak di dalamnya di mana dalam pencobaan pertama itu hanya berkaitan dengan diri Yesus sendiri (mengubah batu jadi roti), dalam pencobaan kedua itu berkaitan dengan kompromi antara Yesus dan setan (sujud menyembah), dan dalam pencobaan ketiga, itu sudah berkaitan dengan orang banyak (melompat dari bubungan bait Allah).

B.J. Boland – Lukas menukar tempat pencobaan yang kedua dan yang ketiga, sehingga urutannya sebagai berikut : (1) mujizat berkenaan dengan roti, untuk Yesus sendiri; (2)memperoleh kuasa duniawi dengan kompromi; (3) mujizat dalam Bait Suci di depan mata orang banyak. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 94).

Jerome Kodell memberikan pendapat yang lain :

Jerome Kodell – Barangkali Lukaslah yang mengubah urutan adegan untuk menempatkan klimaksnya di Yerusalem, yang ia pergunakan sebagai tujuan dan puncak karya keselamatan Yesus dan kehidupan Gereja Perdana. (Ed. Dianne Bergant & Robert J. Karris; Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, hal.123).

Yang manapun yang benar, jelas bagi kita bahwa Lukas tidak menulis berdasarkan urutan kronologis. Dengan demikian pencobaan kedua secara kronologis adalah yang diceritakan oleh Matius.
Mat 4:5-6 - (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

Kita akan mempelajari pencobaan yang kedua ini dalam beberapa pembahasan :

I.       TEMPAT DAN STRATEGI IBLIS DALAM PENCOBAAN INI.

Kita akan membahas 2 hal ini satu per satu :

a.      Tempat terjadinya pencobaan ini.

Dalam pencobaan iblis dikatakan membawa Yesus ke Kota Suci (Yerusalem) dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah lalu menyuruh-Nya menjatuhkan diri ke bawah. Pertanyaan kita adalah di bagian mana dari bubungan Bait Allah di mana Yesus ditempatkan dan Ia disuruh menjatuhkan diri kemana? Kita tidak tahu pasti karena tidak dijelaskan lebih jauh tetapi kira-kira ada 2 kemungkinan :

*      Yesus ditempatkan di puncak bubungan Bait Allah dan Ia disuruh menjatuhkan diri ke halaman Bait Allah.

Bait Allah yang dibicarakan di sini adalah Bait Allah yang dibuat oleh raja Herodes Agung, Bait Allah yang sangat indah dan megah. Di puncak bubungan Bait Allah itu ada 1 tempat di mana setiap pagi, pada saat matahari mulai muncul dari balik bukit Hermon, seorang imam naik kesana dan meniup terompet sebagai tanda bagi orang-orang Yahudi untuk segera mempersembahkan korban pagi kepada Allah. Kemungkinan Yesus dibawa oleh iblis dan ditempatkan di puncak bubungan Bait Allah ini, tempat imam meniup terompet itu, lalu Yesus disuruh menjatuhkan diri ke arah halaman Bait Allah. (Perhatikan arah anak panah dalam gambar berikut). 


Kira-kira jarak dari bubungan Bait ke bawah sekitar 30-40 Meter.

Matthew Henry – (sebagaimana dilukiskan Josephus dalam Antiq 15:14) begitu tinggi hingga mampu membuat kepala orang pusing bila melihat ke bawah. (Injil Matius 1-14, hal. 110).

Kalau kemungkinan ini yang terjadi maka pastilah peristiwa ini terjadi pagi hari bertepatan dengan waktu mempersembahkan korban pagi sehingga di halaman Bait Allah saat itu ada banyak orang yang berkumpul dan kalau mendadak Yesus menjatuhkan diri dari atas bubungan itu dan tidak apa-apa, maka orang-orang akan kaget dan menganganggap Yesus sebagai seorang “Superman” yang luar biasa dan ini menjawab nubuatan dalam kitab Maleakhi.

Mal 3:1 – “…Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
*      Yesus dibawa ke tembok bagian selatan dari puncak Bait Allah dan disuruh menjatuhkan diri ke arah luar halaman Bait Allah.

Perhatikan arah anak panah dalam gambar berikut


Kalau kemungkinan ini yang terjadi, maka ini jauh lebih tinggi dari kemungkinan pertama karena tinggi tembok yang mengelilingi Bait Allah dari atas hingga fondasinya saja sekitar 50 meter.





Selain itu perlu diketahui bahwa Bait Allah dibangun di puncak gunung Sion di mana puncak gunung Sion itu terlebih dahulu diratakan sehingga membentuk suatu lapangan yang cukup luas dan di lapangan itulah Bait Allah didirikan. 


Ini berarti jarak dari atas tembok Bait Allah hingga ke lereng gunung sudah sangat tinggi, apalagi di bagian selatan ada satu lembah di sana yang namanya lembah Kidron.



 Lembah Kidron ini sangat subur sehingga menjadi daerah perkebunan dan setiap harinya ada   banyak orang Yahudi yang bekerja di perkebunan lembah Kidron ini.


Maka kemungkinan besar iblis membawa Yesus ke tembok selatan yang langsung berhadapan dengan lembah Kidron sehingga pada saat Yesus menjatuhkan diri-Nya, maka Ia akan melayang turun dari puncak tembok itu menuju lembah Kidron (ini sekitar 200-250 meter) dan itu akan disaksikan oleh banyak orang Yahudi dari perkebunan Kidron dan tentu saja ini membuat mereka kagum luar biasa karena keajaiban “Sang  Superman”. Perhatikan arah anak panah dalam gambar berikut ini :



a.      Strategi yang dipakai iblis dalam pemcobaan ini.

Pada saat menyuruh Yesus menjatuhkan diri itu tak lupa iblis mengutip ayat Firman Tuhan.

Mat 4:6 – “…sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

Mengapa di sini iblis mengutip ayat Alkitab? Karena di dalam pencobaan yang pertama, Yesus menjawab serangannya dengan mengutip ayat Alkitab.

Mat 4:4 - Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Dan karena itulah dalam serangan kedua ini iblis mau mengimbangi Yesus dengan mengutip ayat Alkitab juga.

Matthew Henry – Kristus melawan dia dengan kutipan ayat Kitab Suci, dan iblis ingin menunjukkan bahwa ia pun mampu mengutip ayat-ayat Kitab Suci seperti Yesus. (Injil Lukas 1-12, hal. 159).

Ayat Alkitab yang dipakai iblis ini dikutip dari kitab Mazmur 91:11-12.

Maz 91:11-12 – (11) sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.
Ini berarti bahwa iblis hafal ayat Alkitab.

Budi Asali - Satu hal yang harus ditekankan di sini adalah bahwa setan juga tahu dan hafal Kitab Suci. Karena itu kalau kita tidak mau belajar dan menghafal Kitab Suci, kita akan dengan mudah ditipunya!

Matthew Henry – Apakah iblis mengenal Kitab Suci dengan begitu baik sehingga mampu mengutip ayat dengan begitu cepat? Sepertinya memang demikian. (Injil Matius 1-14, hal. 112).

Tetapi kalau memang ayat di dalam Maz 91:11-12 itu mengatakan demikian, lalu di mana salahnya iblis? Kelihatannya iblis tidak salah karena memang ayat itu berbicara tentang pelayanan para malaikat yang melindungi orang-orang percaya dan iblis tahu itu juga dari pengalamannya (dalam kasus Ayub). Ia juga dengan benar menerapkan ayat tersebut kepada Kristus dengan mengatakan : “Mengenai Engkau….” Sebagaimana dikatakan Matthew Henry bahwa semua janji perlindungan bagi orang kudus itu diberikan kepada, di dalam dan melalui Dia. Janji itu mengatakan : “Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah” (Maz 34:21). Bandingkan :

Yoh 19:36 - Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan."

Jadi apa salahnya iblis ketika mengutip ayat tersebut dalam pencobaannya kepada Yesus? Kesalahan yang dibuat iblis di sini adalah kesalahan hermeneutics yaitu ia melepaskan ayat tersebut dari konteksnya.

Apa yang dimaksudkan dengan konteks? Yang dimaksudkan dengan konteks adalah ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat yang hendak ditafsir, dalam hal ini adalah ayat-ayat sebelum atau sesudahnya. Memahami konteks suatu ayat itu penting untuk menemukan apa arti sesungguhnya dari ayat tersebut. Saya berikan suatu ilustrasi.

Boby dan Mince adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Tapi karena harus melanjutkan kuliah di Surabaya, mereka berdua harus berpisah. Setelah beberapa saat di Surabaya, Boby mengirim surat kepada Mince di Kupang. Saking gembiranya begitu amplop surat di buka, Mince pun langsung membacanya satu bagian menyolok di tengah surat itu yang bunyinya demikian :

“Mince sayang, setelah sekian lama kita bersama, terus terang aku makin merasa adanya banyak ketidakcocokan di antara kita walau mungkin tidak kamu sadari. Seiring waktu, cintaku padamu mulai meleleh seperti lilin yang terbakar habis, tetapi aku tetap bertahan untuk mencintaimu. Sampai 2 minggu lalu aku bertemu seorang gadis. Clara namanya. Saat mata kami bertatapan untuk pertama kalinya, aku dapat melihat pelangi di matanya. Saat itulah aku sadar, Clara adalah cinta sejatiku, belahan jiwaku yang hilang. Aku bertekad untuk mendapatkan cinta Clara dan karena itu saat ini aku hendak katakan padamu bahwa cinta kita harus berakhir di sini. Tentang anak kita yang sementara kau kandung, mungkin sebaiknya diaborsi saja. Maafkan aku Mince sayang”.

Sampai di sini Mince tidak dapat lagi menahan airmatanya, ia langsung merobek suratnya dan membuangnya ke bak sampah. Mince pun langsung mau minum baygon. Untung adiknya Mince bisa mencegahnya dan setelah tenang ia memungut robekan surat dari Boby itu dan lalu dibaca dari awal. Begini bunyinya :

“Mince sayang, bagaimana keadaanmu? Aku baik-baik saja di Surabaya. Semoga kamu pun baik-baik. Oh ya sayang, aku ingin cerita, beberapa hari lalu aku bermimpi bahwa kita berdua ada di sebuah gunung yang tinggi, wajah kita sangat murung. Setelah lama terdiam, akupun mulai bicara padamu : “Mince sayang, setelah sekian lama kita bersama, terus terang aku makin merasa adanya banyak ketidakcocokan di antara kita walau mungkin tidak kamu sadari. Seiring waktu, cintaku padamu mulai meleleh seperti lilin yang terbakar habis, tetapi aku tetap bertahan untuk mencintaimu. Sampai 2 minggu lalu aku bertemu seorang gadis. Clara namanya. Saat mata kami bertatapan untuk pertama kalinya, aku dapat melihat pelangi di matanya. Saat itulah aku sadar, Clara adalah cinta sejatiku, belahan jiwaku yang hilang. Aku bertekad untuk mendapatkan cinta Clara dan karena itu saat ini aku hendak katakan padamu bahwa cinta kita harus berakhir di sini. Tentang anak kita yang sementara kau kandung, mungkin sebaiknya diaborsi saja. Maafkan aku Mince sayang”. Mendengar itu kamu pun menangis sejadi-jadinya dan secara tiba-tiba kamu berlari dan membuang dirimu ke dalam tebing. Aku begitu takut dan berteriak memanggil-manggil namamu. Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. Demikianlah mimpiku sayang. Ah…untung semuanya hanya mimpi. Mince aku ingin katakan padamu, selama musim yang telah berlalu, masih engkau yang ada di hatiku. Liburan nanti saat aku kembali, kuharap kamu menemaniku ke kebun ayahku, menanam pucuk-pucuk cinta kita biar bertumbuh dan abadi selamanya.  I Love U bertubi-tubi.

Salam

Bobby (Cintamu).

Mengapa Mince menjadi sedih dan mau minum baygon tadi? Karena dia hanya membaca cuplikan surat ini tanpa melihat konteksnya (kalimat-kalimat sebelum dan sesudahnya). Seandainya Mince membaca seluruhnya / memperhatikan konteksnya, dia justru harus senang luar biasa.

Nah, mencuplik ayat tertentu dan melepaskannya dari konteks sehingga artinya jadi menyesatkan itulah yang sedang dilakukan oleh iblis di mana dia mengutip Maz 91:11-12 tanpa memperhatikan konteksnya. Ini bukan berarti iblis bodoh dan tidak tahu hermeneutics (makna ayat tersebut), dia memang sengaja melakukan itu demi menyesatkan Yesus. Mari kita lihat konteks dari Maz 91 ini :

Maz 91:1-3;9-15 - (1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (2) akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk…(9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, (10) malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; (11) sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. (13) Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga. (14) "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. (15) Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya…”

Dari konteksnya terlihat bahwa Mazmur ini berbicara tentang perlindungan Allah kepada orang percaya di mana kalau orang percaya berada dalam bahaya, Allah akan menyertainya dan melindunginya. Malaikat-malaikat akan diperintahkannya untuk menjaga orang percaya itu sehingga ia tidak jatuh. Nah, setan rupanya hanya mengambil ayat 11-12 dan mengabaikan konteksnya lalu menyuruh Yesus membuang diri dari bubungan Bait Allah. Ini jelas salah secara hermeneutics dan menyesatkan sebab Allah berjanji untuk melindungi orang percaya dari bahaya tapi itu tidak berarti bahwa orang percaya boleh sembrono dengan mencari bahaya sendiri. Allah berjanji bahwa malaikat-malaikat akan diperintahkan untuk menatang orang percaya sehingga ia tidak terantuk dan jatuh, tapi tidak berarti orang lalu menjadi ekstrim dan “terlalu percaya” sehingga membuang diri dari bubungan Bait Allah dan berharap Allah akan menyuruh malaikat-malaikat menatangnya. Ini namanya mencobai Tuhan Allah! Jadi kesalahan hermeneutics atau lebih tepatnya penyesatan hermeneutics yang dibuat iblis berujung pada penerapan ekstrim yang bersifat mencobai Allah.

Kelicikan iblis juga nampak dengan ia melakukan penghilangan terhadap 1 frase yang penting di dalam Maz 92:11. Perhatikan perbandingannya dalam gambar berikut ini :


Terlihat bahwa iblis menghilangkan frase : “untuk menjaga engkau di segala jalanmu” yang saya garis-bawahi dalam Maz 91:11. Mengapa iblis menghilangkan bagian itu? Karena kalau ia tetap memakai ayat itu secara lengkap, justru ayat itu berjanji bahwa Tuhan akan menjaga orang percaya di jalan mereka dan bukan di tindakan nekat mereka dengan membuang diri dari bubungan bait Allah. Karena itulah iblis menghilangkan 1 frase supaya cocok dengan pencobaannya yang menyuruh Yesus terjun dari bubungan Bait Allah. Iblis pernah melakukan hal yang sama di taman Eden. Kata-katanya dalam Kej 3:1 membuang 1 kalimat dari Firman Tuhan yang asli di dalam Kej 2:16-17. 






Perhatikan bahwa iblis membuang kata-kata yang bergarisbawah itu sehingga arti ayat itu lalu menjadi lain. Di sinilah kelicikan iblis di dalam menggunakan Firman Tuhan. Kalau kita tidak berhati-hati dan teliti dalam membaca Firman Tuhan, kita mudah ditipunya.

I.       TUJUAN PENCOBAAN IBLIS INI.

Sekarang, perhatikan serangan setan ini.

Mat 4:6 - lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah…”

Jadi iblis menyuruh Yesus membuang diri dari bubungan Bait Allah.  

Di dalam pencobaan pertama (menyuruh Yesus mengubah batu-batu menjadi roti), kita sudah melihat bahwa setan berusaha untuk membuat Yesus tidak percaya pada pemeliharaan Bapa-Nya dalam urusan makanan. Tapi ia tidak berhasil! Karena itu dalam serangannya yang kedua ini setan berusaha membuat Yesus “terlalu percaya pada Allah” sehingga mau mencari bahaya dengan meloncat dari bubungan Bait Allah. Dalam 2 hal inilah setan seringkali menyerang kita juga. Kadang ia menggoda kita untuk tidak percaya pada Allah, kadang pula ia menggoda kita untuk “terlalu percaya” kepada Allah sehingga melakukan tindakan-tindakan bodoh.

Budi Asali : Memang setan sering menyerang kita dengan extrim kiri, atau dengan extrim kanan….

Contohnya, kadang setan menyerang anak-anak Tuhan sehingga mereka menjadi ragu akan janji pemeliharaan Tuhan sehingga mereka lebih memilih tetap bekerja mencari nafkah pada hari minggu. Tapi kadang pula ia mnenyerang anak-anak Tuhan sehingga mereka menjadi “terlalu percaya” akan janji pemeliharaan itu sehingga mereka bahkan tidak mau bekerja mencari nafkah. Kadang setan membuat anak-anak Tuhan begitu takut tidak dapat jodoh sehingga lalu cara-cara tidak halal pun dipakai untuk mendapatkan jodoh (jasa dukun, “obat nona” / pesugihan, dll). Tapi kadang setan membuat anak-anak Tuhan “terlalu percaya” dalam hal ini sehingga mereka sama sekali tidak mau berusaha mencari jodoh. Hanya wait and see seperti Adam saja katanya. Kadang setan membuat anak-anak Tuhan ragu akan janji keselamatan dari Tuhan sehingga setiap saat mereka berpikir bahwa dosa-dosanya akan menghilangkan keselamatan yang sudah diperoleh. Tapi kadang setan membuat anak-anak Tuhan menjadi “terlalu percaya” pada jaminan keselamatan sehingga lalu berbuat dosa seenaknya karena bagaimana pun juga keselamatan tidak bisa hilang. Kadang setan membuat anak-anak Tuhan begitu takut terhadap dirinya dan segala macam kuasa-kuasa gelap sehingga menghilangkan damai sejahtera mereka, tetapi kadang setan membuat anak-anak Tuhan menganggap remeh dirinya, mengabaikannya dan bahkan ada yang tidak percaya bahwa setan itu ada, dll.

Tetapi apa tujuan setan sesungguhnya lewat cobaan ini? Kita akan mengerti tujuan setan ini dari kata-kata pendahuluannya sebelum menyuruh Yesus menjatuhkan diri yakni : “Jika engkau Anak Allah…” (persis seperti pencobaan pertama).

Mat 4:6 - lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Berarti cobaan untuk menjatuhkan diri ini ada kaitannya dengan status Yesus sebagai Anak Allah sebagaimana yang dinyatakan Bapa di dalam pembaptisan-Nya (Mat 3:17). Dengan kata lain iblis mau berkata pada Yesus, Engkau memang Anak Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam pembaptisan-Mu, tapi berapa orang yang mengetahui hal itu? Paling-paling segelintir orang yang hadir dalam pembaptisan-Mu (itu pun kalau mereka mendengar suara Bapa itu). Engkau harus membuat diri-Mu diakui oleh seluruh Israel bahwa Engkau adalah Anak Allah, Sang Mesias yang dijanjikan itu. Untuk itu Engkau perlu melakukan sesuatu yang spekatakuler / sensasional yang bisa disaksikan oleh begitu banyak orang sehingga olehnya Engkau akan diterima sebagai Anak Allah / Mesias itu. Jadi jatuhkanlah diri-Mu dari bubungan Bait Allah, dan pada saat kamu melayang turun seperti “Superman” atau “Batman” tanpa cacat sedikit pun, pada saat itulah semua orang akan kagum dan percaya bahwa Engkaulah Mesias itu.

Matthew Henry – Sebenarnya iblis ingin menunjukkan bahwa bukti Yesus sebagai Anak Allah sangat kabur dan tidak jelas. Menurut iblis, Ia hanya dipermuliakan di antara rakyat jelata yang mengikuti baptisan Yohanes, dan bukti ini kurang kuat. Tetapi jika ia sekarang menyatakan diri dari atas bubungan Bait Allah, di antara para pembesar yang sedang mengikuti ibadah di Bait Allah, dan kemudian untuk membuktikan bahwa Ia adalah benar-benar adalah Anak Allah, menjatuhkan diri-Nya sendiri dari atas bubungan ke bawah, tanpa terluka, maka langsung saja Ia akan diterima oleh semua orang sebagai Utusan yang diutus dari sorga.  (Injil Lukas 1-12, hal. 159).

J.J.de Heer – Betapa hebatnya apabila Tuhan Yesus di hadapan orang-orang yang berkumpul di Bait Allah, dari ketinggian beberapa puluh meter melompat ke bawah tanpa cedera. Hal itu akan menimbulkan kesan yang sangat dalam, dan dengan demikian pula Ia akan dengan mudah diakui sebagai Mesias, yaitu Mesias yang sudah dijanjikan dalam PL, dan sebagai Raja Israel. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 54).

B.J. Boland – Lalu iblis membisikkan kepada-Nya : “jika Engkau betul-betul Anak Allah…lakukan suatu mujizat yang menimbulkan sensasi, sehingga orang banyak memuliakan Engkau sebagai Mesias (menurut pandangan rakyat Mesias, Mesias akan menampakkan diri dalam kemuliaannya di Bait Suci di Yerusalem). (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 98).   

Jadi inti cobaan setan di sini adalah supaya Yesus menggunakan hal-hal yang spektakuler / sensasional di dalam pelayanan-Nya agar dapat menarik pengikut sebanyak mungkin. Menariknya. cara seperti inilah yang seringkali dipakai oleh para nabi palsu. Misalnya :

·         Teudas.

Kis 5:36 - Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.
Teudas ini adalah seorang yang mengaku sebagai Mesias dan ia pernah janji kepada para pengikutnya untuk membelah sungai Yordan hanya dengan 1 kata saja. Banyak orang lalu mengikut tetapi sampai matinya ia tidak bisa membuktikan kata-katanya.

·         Seorang Mesir.

Kis 21:38 - Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?"
Orang ini mengaku sebagai Mesias dan ia sanggup menghancurkan tembok-tembok Yerusalem dengan 1 kata saja. Tapi sampai ia ditumpas, ia tidak bisa membuktikan kata-katanya.

·         Simon Magnus.

Dia seorang Yahudi yang mengaku diri juga sebagai Mesias. Dan ia bahkan mengaku bahwa ia bisa membuang diri dari bubungan Bait Allah tanpa terluka, hal yang mana tidak berani dilakukan oleh Yesus. Karena itu banyak orang mau menjadi pengikutnya. Ia memang melakukan seperti janjinya yaitu membuang diri dari bubungan Bait Allah tetapi ia justru terluka berat. Ia lalu kehilangan banyak pengikut. Tapi ia lalu berjanji bahwa kali berikutnya ia tidak akan gagal. Ia akan meloncat dari bubungan Bait Allah akan terbang seperti burung. Ia memang meloncat lagi dari sana tapi kali ini ia justru mengalami kecelakaan fatal dan mati.

Dari contoh-contoh ini kita bisa melihat bahwa dalam sepanjang zaman hampir selalu ada orang yang berusaha mendapatkan pengikut dengan melakukan hal-hal yang spektakuler, sensasional dan aneh-aneh, dan selalu saja ada orang-orang bodoh yang mau saja mengikuti pemimpin-pemimpin yang bisa / berjanji melakukan hal-hal spektakuler, sensasional dan aneh-aneh. Misalnya seperti Mangapin Sibuea dan masih banyak orang lain yang mencari banyak pengikut dengan ramalan-ramalan mereka tentang waktu kedatangan Yesus yang kedua kali. Dan memang manusia sepanjang sejarah, entah mengapa, lebih menyukai hal-hal yang sensasional dan spektakuler seperti itu. Coba dipikirkan, jika ada 2 hamba Tuhan yang sama-sama melayani dan yang seorang memberitakan Injil dan pengajaran Alkitab/khotbah dengan baik dan benar, dan yang seorang lagi tidak pernah memberitakan Injil, pengajaran Alkitab/khotbahnya buruk tetapi bisa mempunyai penglihatan-penglihatan, mujizat-mujizat, kesembuhan ilahi dan hal-hal ajaib lainnya, kira-kira yang manakah yang akan mendapatkan pengikut lebih banyak? Sudah pasti yang kedua. Ambil contoh Pdt. Yesaya Pariadji. Khotbahnya snagat buruk, pengajarannya kacau balau, omongannya sukar dimengerti seperti ornag yang tidak pernah sekolah, tapi ia mempunyai ribuan pengikut/jemaat. Mengapa? Karena mujizat-mujizat dan kesembuhan yang dilakukannya. Iblis tahu kecenderungan manusia seperti itu dan karena itu ia juga melengkap kaki tangannya (nabi-nabi palsu) dengan kuasa untuk melakukan hal-hal yang spektakuler dan ajaib.

Mat 24:24 : Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
2 Tes 2:9 - Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu
Sudah pasti mereka akan mendapatkan begitu banyak pengikut. Karena itu kalau saudara adalah orang yang “gila” mujizat, hal-hal aneh, spektakuler, dll saudara sangat berpotensi untuk disesatkan.

Menariknya, cara ini justru dihindari oleh Yesus. Ia memang banyak juga melakukan mujizat tetapi ia tidak pernah mau orang mengikuti Dia atau percaya kepada-Nya hanya karena mujizat-mujizat itu.

Yoh 2:23-24 – (23) “…banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua
Yesus justru lebih berkonsentrasi pada penginjilan dan pengajaran dan karena itu Ia memusatkan diri untuk mengajar murid-murid-Nya. Barclay mengatakan bahwa cara mencari pengikut dengan mempergunakan hal-hal yang aneh seperti itu sesungguhnya tidak bermasa depan.

William Barclay – Orang yang berusaha menarik perhatian orang lain dengan jalan menyodorkan hal-hal yang aneh-aneh, sebenarnya telah menempuh cara atau jalan yang tak bermasa depan. Sebabnya sederhana saja. Agar orang seperti itu tetap bisa mempertahankan daya tarik dan kekuatannya, maka ia harus menunjukkan hal-hal aneh yang lebih besar. Hal-hal aneh tidak dapat berlangsung lama. Apa yang aneh tahun ini akan menjadi hal biasa tahun depan. Injil yang diberitakan secara sensasional, melalui hal yang aneh-aneh, adalah Injil yang gagal. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 114).

Bandingkan kata-kata Barclay ini dengan gereja-gereja tertentu yang mencoba menarik pengikutnya dengan mengadakan kebaktian di tempat-tempat mewah, selalu mengundang pendeta-pendeta top yang bisa melakukan kesembuhan ilahi, mendatangkan artis-artis ibukota untuk bisa menarik massa datang ke gereja mereka, dll. Menurut saya, sebagaimana kata Barclay, ini cara-cara yang tidak bermasa depan.  Karena itu saya tidak akan melakukan hal-hal seperti itu hanya untuk meraup massa / jemaat. Kalau ada hal yang menjadi daya tarik dari gereja ini (GKIN Revival), itu haruslah adalah pengajarannya dan bukan hal-hal aneh, spektakuler/sensasional lainnya.

Perhatikanlah supaya jangan ada di antara kita yang mencoba mencari pengikut/pengaruh/pengakuan diri dengan cara-cara yang aneh-aneh, sebaliknya juga jangan pernah mau menjadi pengikut dari seseorang / kelompok keagamaan apapun apabila yang ditawarkan kepadamu hanyalah hal-hal yang aneh-aneh dan sensasional tanpa pengajaran Firman Tuhan yang sesungguhnya. Ingat, itulah cara yang ditawarkan iblis pada Yesus, dan sesungguhnya iman dan kedewasaan rohani tidak akan terjadi hanya dengan mengandalkan hal-hal yang spektakuler dan sensasional seperti itu. Bangsa Israel adalah bangsa yang paling banyak melihat mujizat Yesus, tapi sampai hari ini sangat sedikit dari antara mereka yang sungguh-sungguh beriman kepada-Nya.

II.    JAWABAN YESUS TERHADAP PENCOBAAN INI.

Lalu bagaimana Yesus menghadapi serangan setan ini?

Mat 4:7 - Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Yesus mengatakan Ada tertulis” lagi setelah sebelumnya (dalam pencobaan pertama), Ia mengatakan yang sama. Demikian juga nanti dalam pencobaan yang ketiga, Ia juga mengatakan yang sama.

Budi Asali : Adalah sesuatu yang menarik bahwa dalam menghadapi 3 kali serangan setan di sini, Yesus juga 3 kali menggunakan Firman Tuhan. Ia tidak berganti-ganti senjata, sebentar pakai Firman Tuhan, sebentar pakai logika, sebentar pakai filsafat, dsb. Ia terus memakai Firman Tuhan.

Kata-kata Yesus ini dikutip dari Ul 6:16 :

Ul 6:16 - Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.
Yesus mengutip ayat ini untuk menangkis serangan setan yang menggunakan Maz 91:11-12 secara salah dan menyesatkan, dan bahkan meluruskan penyalahtafsiran itu. Tadi sudah saya singgung bahwa konteks dari Maz 91 secara keseluruhan adalah janji pemeliharaan Tuhan terhadap orang-orang percaya dari bahaya. Tetapi janji itu tidak  boleh lalu membuat kita sengaja mencari bahaya dengan keyakinan bahwa Tuhan pasti melindungki kita. Menurut Yesus itu namanya bukan beriman tetapi mencobai Tuhan Allah dan karena itu maka Yesus mengutip Ul 6:16 yang melarang orang mencobai Tuhan Allah. Memang mencobai Allah itu mirip dengan tindakan iman, dan kita harus bisa membedakan kedua hal ini. Perhatikan kata-kata Calvin berikut ini :

Calvin: Dalam bagian ini, kata “mencobai” menunjukkan pengabaian sarana yang Ia letakkan dalam tangan kita,... Singkatnya, siapa pun yang ingin membuat percobaan dengan kuasa ilahi, pada saat tidak ada keperluan untuk itu, mencobai Allah dengan meletakkan janji-Nya pada ujian yang tidak fair.

Jadi 2 hal yang Calvin tekankan. Pertama adalah pengabaian sarana. Misalnya pada waktu kita sakit, sekalipun kita bisa membeli obat / pergi ke dokter, tetapi kita tidak mau melakukan hal-hal itu, dan kita hanya berdoa saja. Ini bukan beriman kepada Allah, tetapi mencobai Allah! Ada sebuah ilustrasi. Di suatu kota terjadi banjir besar dan seorang Kristen naik ke atap rumah, dan berdoa supaya Tuhan menolong dia. Lalu datang sebuah perahu untuk menolong dia, tetapi orang itu, yang mungkin sekali menginginkan Tuhan menolong dia dengan cara yang spektakuler, menolak dan berkata: ‘Aku sudah berdoa kepada Tuhan dan Ia pasti akan menolong aku’. Beberapa waktu kemudian datang sebuah perahu yang lain, tetapi ia memberikan jawaban yang sama. Lalu datang sebuah helikopter dan mau menolong dia, tetapi ia tetap memberikan jawaban yang sama. Akhirnya banjir itu naik terus dan orang itu mati. Pada waktu menghadap Tuhan, orang itu protes kepada Tuhan: ‘Tuhan aku berdoa dan aku percaya Engkau akan menolong, tetapi mengapa Engkau tidak menolong?’ Tuhan menjawab : ‘Apa maksudmu tidak menolong? Aku sudah mengirimkan 2 perahu dan 1 helikopter tapi kamu tidak mau juga. Jadi jangan salahkan Aku! Ini menunjukkan pengabaian sarana! Ini bukan beriman namanya tetapi mencobai Tuhan Allah. Kedua, membuat percobaan dengan kuasa ilahi, padahal hal itu tidak diperlukan. Misalnya, orang yang sengaja mencari bahaya (seperti pencobaan setan ini), atau sengaja tidak mau menghindar dari bahaya, dan minta Tuhan melindungi dirinya. Contohnya pernah ada orang tidak mau lari keluar dari rumahnya pada saat terjadi gempa bumi karena percaya bahwa Tuhan pasti akan melindunginya sehingga rumahnya tidak akan roboh. Juga ada seorang pendeta mendapat informasi bahwa ada majelisnya yang terlihat di kompleks pelacuran. Pada waktu pendeta menegur majelis itu, sang majelis menjawab: “Aku memang pergi jalan-jalan ke sana, tetapi aku terus berdoa : ‘Tuhan, kuatkanlah aku dari pencobaan perempuan-perempuan jalang ini’, dan aku percaya Ia pasti menolong aku”. Ada mahasiswa yang tidak mau belajar saat mau ujian karena percaya Allah bisa menolongnya. Atau sudah tahu banyak rampok tapi sengaja keluar malam-malam ke daerah yang rawan. Sudah tahu banyak laki-laki nakal bahkan pemerkosa, tetapi sengaja pakai pakaian seksi yang vulgar (rok mini, tali satu, celana umpan, dll) yang bisa mengundang kejahatan.

Beberapa tahun yang lalu dalam sebuah pelayanan ke desa, saya melihat ada sarang lebah yang jatuh di jalan, saya bukannya menghindari malah dengan percaya bahwa Tuhan akan melindungi saya karena ingat akan janji Tuhan melalui ayat yang saya dapatkan waktu pertama kali percaya Yesus.

Yes 43:1-3 – (1) Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. (2) Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (3) Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu.

Saya menerobos kawanan lebah itu tapi celakanya lebah-lebaih itu menyerang dan menyengat saya sampai hampir mati. Semua ini merupakan contoh-contoh dari mencobai Tuhan, bukan tindakan iman.

William Barclay – Yang dimaksudkan oleh Yesus adalah : tidak ada gunanya untuk menduga-duga sampai seberapa jauh Allah bisa diharapkan, tidak ada gunanya juga untuk menempatkan dirimu sendiri ke dalam suatu keadaan yang penuh tantangan, apalagi kalau hal itu kamu lakukan tanpa perhitungan dan tujuan yang jelas, dan tidak ada gunanya setelah kamu gagal dalam usahamu mencoba-coba itu kamu mengharapkan pertolongan Allah. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 114-115).

Jadi jawaban Yesus kepada iblis ini adalah pelurusan kesalahan tafsir yang dibuat oleh iblis atas Maz 91:11-12, sekaligus menjadi pelajaran bagi kita untuk membedakan tindakan iman dan mencobai Allah supaya dalam hidup ini kita tidak melakukan hal-hal bodoh yang mencobai Tuhan Allah.

Dalam salah satu debat dengan Islam, ada orang Islam yang menantang pendeta Kristen untuk minum racun karena adanya janji dalam Mark 16:17-18 :

Mark 16:17-18 – (17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Ayat ini diperdebatkan keasliannya. Tetapi sekalipun ayat ini asli, janji tersebut tidak boleh membuat kita dengan sengaja meminum racun. Itu namanya mencobai Allah dan bukannya beriman. Jadi ada beda antara beriman dan mencobai Tuhan Allah.
Hal lain yang terlihat dari jawaban Yesus ini adalah bahwa Yesus menggunakan Firman Tuhan (Ul 6:16) untuk menghadapi penyesatan yang menggunakan Firman Tuhan juga seperti yang dilakukan setan dengan Maz 91:11-12 ini. Bahwa setan bisa menggunakan Firman Tuhan demi tujuan untuk menyesatkan Yesus menunjukkan bahwa ia bisa juga dan bahkan sering memakai Firman Tuhan melalui nabi-nabi palsunya (aliran-aliran sesat) untuk menyesatkan orang-orang percaya.

Matthew Henry – Sudah merupakan hal yang lazim bagi para pengikut ajaran sesat dan penipu untuk memutarbalikkan makna ayat-ayat Kitab Suci dan menyalahgunakannya untuk melakukan segala macam kefasikan. (Injil Lukas 1-12, hal. 159).

Dan ini tentu sesuatu yang masuk akal. Jikalau setan mendatangi kita dengan menggunakan kitab-kitab yang lain, atau buku-buku dari agama lain, kita hampir pasti akan menolaknya. Tetapi kalau ia memakai Kitab Suci kita / Firman Tuhan, itu sangat berpotensi untuk menjatuhkan orang-orang yang tidak cukup menguasai Firman Tuhan. Karena itu kita perlu waspada, tidak setiap orang yang menggunakan Kitab Suci memberikan pengajaran yang benar. Semua orang sesat bisa mencari-cari dasar Kitab Suci untuk mendukung pandangan mereka seperi aliran Saksi Yehovah, Unitarian, paham pluralisme, Islam juga seringkali menggunakan Kitab Suci kita untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan/Allah, Dr. Eben Nuban Timo yang menggunakan ayat-ayat Alkitab juga untuk mengajarkan bahwa Yesus bisa keliru dan Allah sudah kehabisan energi dan tidak berdaya apa-apa setelah penciptaan, Paulus Tribrata yang menggunakan ayat-ayat Kitab Suci dan meramalkan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2023, dan masih banyak contoh lagi. Kebanyakan mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan setan yakni dengan mencomot-comot ayat tanpa mempedulikan konteks dari ayat itu dan lalu menghasilkan ajaran yang aneh-aneh. Contohnya adalah orang-orang Teologia Kemakmuran mencomot ayat Mat 6:33 dan 2 Kor 8:9 lepas dari konteksnya dan lalu mengajarkan bahwa orang Kristen harus kaya raya.

Mat 6:33 - tapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
2 Kor 8:9 - Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Dalam Mat 6:33, mereka lalu mengartikan kata “semuanya” di sini menunjuk pada segala sesuatu. Tapi ini penafsiran yang salah karena “semuanya” di sana harus dilihat dari konteksnya secara khusus ayat 31-32 :

Mat 6:31-32 – (31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah….”

Jelas bahwa “semuanya” di sana bukanlah segala sesuatu melainkan menunujuk pada makanan, minuman dan pakaian.

Tentang 2 Kor 8:9, silahkan baca mulai dari ayat 1 (secara khusus ayat 2 dan 7) maka akan terlihat bahwa “kaya” yang dimaksudkan di sini bukanlah kaya materi tetapi kaya secara rohani.

Fakta ini seharusnya menyadarkan kita betapa pentingnya kita mempelajari Kitab Suci bahkan termasuk di dalamnya hermeneutics (ilmu penafsiran Alkitab) karena aliran-aliran sesat biasanya mengikuti cara yang sudah dilakukan oleh boss mereka (iblis) yakni mencomot-comot ayat untuk mendukung ajaran mereka tanpa peduli pada konteks ayat tersebut. Kita membutuhkan pengertian Firman Tuhan seperti ini termasuk pada waktu kita mendengar khotbah dari siapa saja. Kita harus mengecek setiap khotbah dengan Firman Tuhan apakah ajaran-ajaran dalam khotbah itu dihasilkan dari penafsiran yang salah, ataukah apakah khotbah itu bertentangan dengan bagian lain dari Kitab Suci atau tidak. Teladani orang-orang Yahudi di Berea :

Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.

Perhatikan bahwa dalam ayat ini orang Yahudi di Berea dipuji karena mengecek khotbah Paulus, yang adalah seorang rasul, dengan menggunakan Kitab Suci. Karena itu kalau saudara adalah orang yang mengaminkan segala kata-kata pendeta tanpa mengeceknya dengan Kitab Suci, itu jelas merupakan sikap yang salah dan bahkan berbahaya.

Kiranya pengertian akan semua ini membuat kita lebih bersungguh-sungguh lagi di dalam belajar Firman Tuhan terutama dalam kelas-kelas Pelajaran Alkitab kita.


- AMIN -