Minggu, 30 Januari 2011

SIMON ORANG KIRENE


K
 kita akan belajar dari seorang yang sebenarnya cukup terkenal tetapi kurang diperhatikan karena keterangan yang sangat singkat tentang dirinya di dalam Alkitab. Orang ini adalah “SIMON” yang membantu Yesus memikul salib menuju Golgota. Mari kita lihat teks kita :

Mat 27:32 - Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.

Kita akan belajar tentang Simon ini dalam beberapa point : 

PRISKILA & AKWILA

H
ari ini Kita bersyukur bahwa Tuhan mengijinkan kita untuk pindah tempat berbakti lagi. Kita tidak tahu apakah ini adalah tempat terakhir kita beribadah sebelum masuk ke gedung kita sendiri, atau masih ada tempat berikut lagi yang akan kita singgahi, tetapi itu bukan masalah. Tetapi itu bukanlah masalah. Gerejanya Rick Warren berpindah 79 kali selama 15 tahun. Kita belum seperti itu kan? Yang paling penting dan merupakan masalah yang harus terus kita gumuli adalah apakah kita terus mengalami kemajuan atau tidak? Ada banyak gereja yang menunjukkan pertumbuhan yang baik di tahun-tahun pertama namun akhirnya mereka menjadi stagnan di tahun-tahun selanjutnya. Para pakar pertumbuhan gereja mengatakan bahwa : “Gereja yang tidak maju sama dengan gereja yang mundur”. Saya berharap bahwa stagnansi atau bahkan kemunduran semacam ini tidak dialami oleh gereja kita. Menandai rasa syukur kita dan harapan untuk terus maju, maka hari ini saya akan mengajak kita belajar Firman Tuhan dan meneladani 2 orang di dalam Alkitab yang tidak terlalu terkenal. Mereka adalah Priskila dan Akwila. Kita akan melihat teks Kis 18:1-4.

Kis 18:1-4 – (1) Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. (2) Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. (3) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. (4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.

Sebagaimana sudah saya katakan tadi bahwa Priskila dan Akwila ini tidak terlalu dikenal di dalam Alkitab. Mereka tidak seterkenal Abraham, Musa atau Nuh. Mereka juga tidak setenar Paulus atau Petrus, dll. Nama keduanya hanya muncul 6 kali di seluruh Alkitab. (Kis, Roma dan 1 Kor). Mari kita berkenalan dengan kedua orang ini. Pertama adalah Akwila. Arti namanya adalah rajawali/elang.

John GillAkwila adalah nama dari Roma yang diberikan kepadanya atau nama Roma yang ia pilih sendiri. Bahasa Latinnya ”Aquila” yang artinya elang/rajawali. Nama ini dalam bahasa Ibrani, Nesher.

Ia adalah seorang Yahudi yang lahir di Pontus.

Kis 18:2 - Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. ...”

KJV - And found a certain Jew named Aquila, born in Pontus, ....”

Pontus adalah salah satu propinsi di Asia Kecil yang membentang sepanjang selatan laut hitam.

Kis 2:9 - kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, ...”

1 Pet 1:1 - Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia,...”
Kedua adalah Priskila. Priskila ini adalah isteri dari Akwila.

Kis 18:2 – “…. Akwila, yang berasal dari Pontus…. dengan Priskila, isterinya, ….”
Nama panggilannya adalah “Priska” yang berarti “kuno”.

2 Tim 4:19 - Salam kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus.
McClintock and Strong EncyclopediaPriskila berasal dari Priska, bahasa Latin yang berarti “kuno”.

Ada kemungkinan ia berasal dari keturunan bangsawan.

Robertson’s Word Pictures - Priska adalah sebuah nama dalam keluarga Acilian dan Priski adalah nama dari kaum bangsawan lainnya. Di sini, kita mendapat gambaran bahwa kemungkinan sekali Priskila adalah keturunan bangsawan.

Mereka berdua sebelumnya tinggal di Roma tetapi karena ada masalah di sana maka kaisar Klaudius menyuruh semua orang Yahudi meninggalkan Roma, maka mereka berdua lalu pindah ke kota Korintus.

Kis 18:2 - Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. …”

Seorang ahli sejarah mengatakan bahwa kaisar Klaudius (41-54 M.) mengusir orang-orang Yahudi dari Roma, karena mereka melakukan kekacauan di bawah pimpinan seseorang yang bernama Chrestus. Ada yang menganggap bahwa yang dimaksud dengan Chrestus ini pasti adalah Christos (kata Yunani untuk Kristus), tetapi ada juga yang menganggap ia adalah orang lain. Nah, rupanya di Korintus inilah mereka berkenalan dengan Paulus karena kesamaan profesi sebagai tukang kemah. Paulus lalu tinggal di rumah mereka.

Kis 18:2-3 – (2) “….Paulus singgah ke rumah mereka. (3) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.
Itulah sekilas perkenalan kita dengan Priskila dan Akwila dan sekarang kita akan belajar hal-hal indah dari kedua orang ini. Dari data Alkitab yang sedikit tentang Priskila dan Akwila ini, kita bisa melihat minimal 3 teladan indah dalam kehidupan mereka :

I.      MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG SANGAT PEDULI DENGAN PEKERJAAN TUHAN.

Jika kita mencari dalam Kis 18:1-3, kita sama sekali tidak mendapatkan informasi apapun yang menunjukkan bahwa Priskila dan Akwila ini sudah Kristen atau belum. Ada yang berpendapat bahwa mereka sudah Kristen sejak dari Roma (sebelum bertemu dengan Paulus).

Wycliffe Bible CommentaryTidak jelas apakah Akwila dan Priskila sudah menjadi orang percaya sebelum mereka meninggalkan Roma. Karena tidak pernah disebutkan bahwa Paulus memberitakan Injil kepada mereka maka kemungkinan mereka sudah menjadi Kristen di Roma.  

Kalau benar bahwa mereka sudah menjadi Kristen sebelum datang ke Korintus, maka ada penafsir yang menduga bahwa Akwila menjadi Kristen karena entah dia sendiri atau orang lain yang kemudian memberitakan Yesus kepadanya, telah datang ke Yerusalem pada hari pentakosta.

Kis 2:8-9 – (8) Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: (9) kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, ...”

Tetapi ada juga yang percaya bahwa mereka baru menjadi Kristen setelah bertemu dengan Paulus (Paulus menginjili mereka). Mana pun dugaan yang benar, toh kita semua percaya bahwa Priskila dan Akwila ini adalah orang percaya/Kristen (entah sejak dari Roma, atau setelah bertemu dengan Paulus). Dan dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya, tidak banyak hal yang dicatat tentang mereka. Tapi yang pasti, mereka kelihatannya sangat mendukung pelayanan Paulus.

Kis 18: (3) “….ia tinggal bersama-sama dengan mereka. …(4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. (5) …. Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. (8) …. dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis. (11) Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.

Rasanya kondisi seperti ini (keberhasilan pelayanan Paulus) tidak mungkin terjadi kalau tidak mendapat dukungan yang cukup dari suami isteri Akwila dan Priskila ini mengingat Paulus tinggal di rumah mereka.

Dukungan mereka terhadap pelayanan Paulus juga terlihat ketika Paulus hendak meninggalkan Korintus menuju Siria, di mana mereka mau menempuh jarak yang cukup jauh ke Efesus untuk mengantar Paulus bahkan kelihatannya mereka tinggal di Efesus. Mereka memohon kepada Paulus untuk tinggal bersama mereka di Efesus tapi Paulus menolak.

Kis 18:18-20 – (18) Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, … Priskila dan Akwila menyertai dia. (19) Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. … (20) Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
Jadi terlihat bahwa mereka sangat mendukung pelayanan Paulus di Korintus.

Meskipun demikian kita belum menemukan sesuatu yang cukup istimewa dalam pelayanan mereka. Hanya saja nama mereka kemudian di singgung oleh Paulus dalam salam penutup surat Roma.

Rom 16:3 - Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.

Jadi jelas secara eksplisit bahwa mereka adalah “teman-teman sekerja” Paulus dan itu berarti bahwa mereka juga turut aktif dalam pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Paulus.
  
Selanjutnya Paulus berkata :

Rom 16:4 - Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.
Tidak jelas ini mengacu pada peristiwa apa. Kata Yunani yang dipakai di sini “mempertaruhkan nyawa” adalah kata yang biasa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kepalanya mau dipenggal. (Walaupun di sini tidak berarti hurufiah). Ada penafsir yang menghubungkan ini dengan peristiwa yang dialami Paulus di Korintus.

Kis 18: (12) Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan. (13) Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat."  (14) …. berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: …. kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian." (16) Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. (17) Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.
Bisa jadi pada peristiwa ini nyawa Paulus terancam tapi Priskila dan Akwila melakukan sesuatu yang sangat beresiko untuk menyelamatkannya.

Ada juga yang menghubungkan ini dengan peristiwa yang terjadi di Efesus (ingat, Priskila dan Akwila menyertai Paulus sampai Efesus).

Kis 19 : (23) Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan. (24) Sebab ada seorang bernama Demetrius, …. (25) Ia mengumpulkan mereka ….dan berkata: "Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan ini! (26) Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. (28) Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" (29) Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus. (30) Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya (32) Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul.

Pasti di sini nyawa Paulus terancam. Bisa jadi sesuatu yang beresiko juga telah dilakukan Priskila dan Akwila di sini demi menyelamatkan Paulus hanya saja tidak dicatat.

Ada juga yang menghubungkan peristiwa ini dengan apa yang dibicarakan Paulus dalam 2 Kor 1:8-10 :

2 Kor 1:8-10 : (8) Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. (9) Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. .... (10) Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: ….
Manapun yang benar, jelas Paulus berterima kasih kepada Priskila dan Akwila ini karena mereka sudah mempertaruhkan nyawa mereka bagi Paulus. Jelas mereka bukan melakukan itu semata-mata karena Paulus tetapi karena pelayanan. Itulah sebabnya Paulus berkata :

Rom 16:4 - Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.
Th. Van den End“…dengan membantu Paulus dan terutama dengan menyelamatkan nyawanya, mereka turut memungkinkan pemberitaan Injil oleh ‘rasul bangsa-bangsa’ itu sehingga Injil dapat disampaikan kepada semua orang yang bukan Yahudi. (Tafsiran Alkitab Surat Roma, hal. 695).

Ini semakin membuktikan bagaimana pengorbanan mereka demi pelayanan pekerjaan Tuhan.

Selanjutnya ada keterangan lain tentang mereka yang diberikan oleh Paulus :

Rom 16:3-5 – (3) Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. (4) Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. … (5) Salam juga kepada jemaat di rumah mereka….

1 Kor 16:19 - Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu.
Ini berarti bahwa sepeninggalan Paulus, Priskila dan Akwila ini terus memberitakan Injil sehingga akhirnya memunculkan petobat-petobat baru yang lalu berbakti di rumah mereka. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa mereka betul-betul giat di dalam melayani Tuhan, bahkan mereka rela persembahkan rumah mereka menjadi tempat ibadah orang-orang percaya. (Ini tidak berarti bahwa mereka lalu menjadi pemimpin jemaat itu. Bisa jadi mereka hanya menyediakan tempat saja). Nah, di sinilah kita melihat teladan yang luar biasa dari Priskila dan Akwila di mana mereka adalah orang yang sangat peduli pada pekerjaan Tuhan. Kepedulian mereka pada pekerjaan Tuhan ini terasa sangat luar biasa karena mereka sampai mempertaruhkan nyawa mereka demi pelayanan. Banyak orang saat ini, demi pelayanan, jangankan nyawa. Uang saja kikirnya minta ampun, waktunya saja sukar didapat. Mereka bukanlah rasul seperti Paulus. Mereka bukan diaken yang dipilih oleh para rasul. Mereka juga bukan seorang fulltimer seperti Titus atau Timotius. Mereka hanya orang awam biasa, pengusaha tenda yang juga sibuk dengan urusan ‘duniawi’.  Tapi mereka punya beban yang luar biasa bagi pelayanan. Mereka pengusaha tetapi punya hati penginjil. Tapi ada banyak penginjil punya hati pengusaha, lalu lari tinggalkan pelayanan demi usaha. Ada banyak pekerja sekuler memiliki hati yang rohani. Sebaliknya ada banyak pekerja rohani (pendeta/penginjil, dll) memiliki hati sekuler. (Makanya ada yang jadi caleg, dll). Mereka suami isteri sama-sama giat dalam pelayanan bahkan sangat mungkin Priskila lebih giat karena namanya selalu disebutkan terlebih dahulu (sesuatu yang di luar kebiasaan). Ini indah karena ada banyak suami yang mati-matian melayani Tuhan, tetapi istri sama sekali tidak mendukung. Ada banyak isteri begitu giat melayani tapi suami, bahkan bergereja pun tidak.  Ada banyak orang sewaktu muda, giatnya bagi Tuhan luar biasa tetapi semua semangat pelayanan itu berakhir sampai pada hari pernikahan mereka. Mengapa setelah menjadi suami isteri tidak bisa sama-sama giat dalam pelayanan? Dalam pelayanan, mereka menunjukkan kesetiaan. Ini terbukti dari giatnya mereka melayani bersama Paulus di Korintus. Saat Paulus menulis surat untuk jemaat Korintus, Paulus menyampaikan salam kepada jemaat Korintus dari Priskila dan Akwila dan jemaat di rumah mereka (saat itu mereka di Efesus). Selanjutnya Paulus menulis surat kepada jemaat Roma dan menitip salam untuk mereka dan jemaat di rumah mereka (saat itu mereka sudah kembali ke Roma). Ini menunjukkan bahwa di mana saja mereka berada, semangat mereka untuk melayani tidak pernah kendor. Mereka benar-benar setia terhadap pelayanan. Ada banyak orang yang hanya “panas-panas tahi ayam” saja. Mereka hanya semangat dan setia pada satu waktu tetapi menjadi acuh tak acuh dengan pelayanan di waktu yang lain. Saya kira ini teladan yang harus kita ikuti kalau kita mau jemaat kita terus maju. Jemaat ini tidak akan maju kalau beban pelayanan hanya ada pada pendeta / evangelis / mahasiswa praktek. Gereja ini akan maju dengan pesat kalau semua kita mau aktif di dalam pelayanan : mempertaruhkan segala sesuatu yang ada pada kita, membuang pemikiran bahwa saya adalah orang awam yang hanya punya urusan dengan gereja satu minggu satu kali saja, saling mendorong agar seluruh anggota keluarga bisa melayani Tuhan (kelompok kecil, kunjungan jemaat, dll), dan jangan hanya “panas-panas tahi ayam” saja.

Dalam Kitab Kisah Para Rasul, jumlah jemaat bertumbuh dengan pesat (Kis 1:26 2:41,47  4:4  5:14 6:7). Tetapi kenapa kelihatannya pada zaman sekarang tidak. Karena pada abad pertama, semua jemaat ikut memberitakan Injil, ikut melayani. Tetapi keadaan berubah! Pada sekitar tahun 1970-an seorang misionaris mengatakan bahwa statistik menunjukkan bahwa hanya 0,5 % (setengah persen) orang Kristen yang melayani dan memberitakan Injil. Ada seorang pendeta yang pernah memberikan ilustrasi sebagai berikut untuk menekankan pentingnya setiap orang kristen untuk memberitakan Injil. Ia membandingkan dua keadaan:

a.     Keadaan I adalah di mana di dunia ini hanya ada 1 orang Kristen, yang adalah seorang penginjil yang hebat, yang setiap hari bisa membawa 1000 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi orang-orang yang sudah bertobat itu tidak ada yang memberitakan Injil.
b.    Keadaan II adalah di mana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang setiap tahun hanya bisa membawa 1 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi setiap jiwa yang bertobat juga memberitakan Injil dan setiap tahun masing-masing orang mendapat 1 jiwa.

Tahun
1000 / hari
1 / tahun
1
365.000
2 = 21
2
730.000
4 = 22
3
1.095.000
8 = 23
-
-
-
-
-
-
32
11.680.000
232 = 4,3 milyar
33
12.045.000
233 = 8,6 milyar

Saudara bisa melihat bahwa dalam keadaan I, dalam 33 tahun, baru sekitar 12 juta orang yang menjadi kristen. Ini belum mencakup seluruh penduduk Jawa Timur. Tetapi dalam keadaan II, dalam 33 tahun, ada 8,6 milyar orang kristen. Ini sudah lebih dari penduduk dunia saat ini. Jadi, kalau saudara selalu membiarkan Pendeta / Penginjil saja yang memberitakan Injil, paling-paling pertumbuhan gereja / kekristenan akan menyerupai keadaan I, bahkan lebih buruk dari keadaan I. Mengapa? Karena perlu diingat, bahwa tidak ada pendeta / penginjil yang bisa mempertobatkan 1000 orang setiap hari. Bahkan Petrus, yang berhasil mempertobatkan 3.000 orang dalam satu hari (Kis 2:41), tidak setiap hari berhasil mempertobatkan 1.000 orang. Semua ini menyebabkan pertumbuhan gereja / kekristenan akan sangat lambat, atau, lebih buruk lagi, bisa menyebabkan kemunduran. Tetapi kalau setiap orang Kristen mau memberitakan Injil, kita akan seperti keadaan II. Pertumbuhan gereja / kekristenan akan cepat sekali. Maukah saudara? Milikilah hati dan semangat seperti Priskila dan Akwila ini.

II.    MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG MEMPUNYAI PENGERTIAN KITAB SUCI YANG BAIK.
 
Sebelumnya sudah saya katakan bahwa Priskila dan Akwila juga pernah tinggal di Efesus, saat mereka mengantarkan Paulus yang hendak menuju Siria. Di kota Efesus inilah pelayanan mereka cukup berkembang hingga munculnya sebuah jemaat di rumah mereka. Nah, sementara mereka berada di Efesus, terjadilah suatu peristiwa :

Kis 18:24-25 – (24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan….

Jadi sewaktu Priskila dan Akwila di Efesus, muncullah seorang pengkhotbah/pengajar yang luar biasa yang bernama Apolos. (Artinya : Penghancur). Deskripsi tentang Apolos  ini sebagai berikut :

a.     Ia berasal dari Alexandria.

Dalam khotbah Israel sudah saya jelaskan bahwa kota Alexandria adalah salah satu kota di Mesir (kota nomor dua setelah Roma) yang adalah pusat kebudayaan dan pendidikan Helenistik. Di sana ilmu pengetahuan berkembang dengan hebat, banyak sekolah didirikan di sana, bahkan ada perpustakaan yang dibangun oleh Ptolomeus (yang dibakar orang Islam), di sanalah Alkitab LXX dibuat, menurut Josephus di sana ada juga sekolah teologia yang terkenal dengan tafsiran alegorisnya. Jadi kelihatannya Apolos ini adalah alumni sekolah teologia Alexandria dan kualitas dirinya tidak diragukan.

b.     Ia fasih berbicara

Kata Yunani yang dipakai untuk “fasih” di sini adalah “LOGIOS. Ini tidak menunjuk kepada orang yang sekedar banyak berbicara tetapi pada orang yang pandai memilih kata-kata yang tepat, dan menyusunnya sedemikian rupa, sehingga menjadi suatu argumentasi yang kuat. Ini adalah karunia Tuhan. Tidak semua orang punya kemampuan seperti ini.

c.     Ia mahir dalam soal-soal Kitab Suci

Yang dimaksud dengan Kitab Suci di sini tentu hanya Perjanjian Lama saja, karena pada saat itu Perjanjian Baru belum ada. Ini adalah salah satu alasan yang menyebabkan banyak orang menganggap bahwa Apolos adalah penulis surat Ibrani.

Ini luar biasa karena kefasihan ini berpadu dengan kepintarannya. Ada banyak orang yang hanya memiliki salah satunya, bahkan tidak memiliki keduanya. Tetapi Apolos memiliki keduanya.

d.     Menerima pengajaran dalam jalan Tuhan.

Kata-kata ‘jalan Tuhan’ jelas menunjuk pada kekristenan / Injil.

Kis 9:2 - “…. jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem”.

Kis 22:4 - “Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.

Ini berarti bahwa Apolos telah menerima pengajaran tentang kekristenan. Kata-kata ‘telah menerima pengajaran’ dalam bahasa Yunaninya adalah “HEN KATECHEMENOS”. Dari kata “KATECHEMENOS” inilah diturunkan kata bahasa Inggris ‘catechism’ (katekisasi / pelajaran dasar). Jadi Apolos sudah mendapatkan katekisasi / pelajaran dasar tentang kekristenan.

Jadi dapat dikatakan bahwa Apolos ini adalah seorang yang luar biasa. Karena kelebihan-kelebihan inilah membuat Apolos mendapat banyak simpatisan dan ia menjadi idola ketika ia berkunjung ke jemaat Korintus. Hal itu berpotensi mengancam kesatuan jemaat Korintus.

1 Kor 1:12 : Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.

Paulus akhirnya menetralisir keadaan itu dengan memberi nasihat pada jemaat Korintus :

1 Kor 3:4-6 : (4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? (5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Setelah sampai di Efesus, Apolos lalu mulai mengajar dan berkhotbah :

Kis 18: (25) …. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, … (26) Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. ….

Note : dengan teliti ia mengajar”  oleh RSV/NIV/NASB : ‘accurately’ (dengan akurat / tepat). ‘Dengan berani’ Ia memberitakan Injil di rumah ibadat. Ini jelas merupakan perbuatan yang mengandung resiko!

Sayangnya ada yang kurang dari pengetahuan Apolos.

Kis 18:25-26 – (25) “…. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes

Seperti dalam Mat 21:25, kata ‘baptisan Yohanes’ disini adalah suatu synecdoche (suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya, atau sebaliknya), sehing­ga sebetulnya menunjuk pada seluruh pelayanan / penga­jaran Yohanes Pembaptis. Tetapi, dari kata-kata ‘ia hanya mengetahui baptisan Yohanes’, jelaslah bahwa ada sesuatu yang kurang dalam pengertian Apolos tentang dasar-dasar kekristenan / Injil. Ini tidak berarti Apolos mengajarkan ajaran sesat.

Nah, rupanya waktu Apolos berkhotbah/mengajar, suami-isteri (Akwila dan Priskila) ini hadir dan mereka dapat menangkap kekurangan dari ajaran Apolos. Lalu apa yang mereka lakukan?

Kis 18:26 - Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.

Apakah yang dimaksudkan dengan jalan Allah? Pastilah sesuatu yang kurang dari Apolos itu merupakan hal yang sangat penting (mungkin berhubungan dengan kematian atau kebangkitan Kristus), karena kalau tidak, Priskila dan Akwila tidak akan terlalu mempersoalkannya. Perhatikan bahwa sebelumnya Apolos sudah mengajar dengan teliti tapi setelah itu ia diajar dengan teliti oleh Akwila dan Priskila (katekisasi ulang). Luar biasanya adalah Apolos ini juga adalah orang yang rendah hati dan mau diajar. Akibat dari semuanya adalah :

Kis 18:27-28 – (27) Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. (28) Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Apolos melakukan debat terbuka dan ini berguna bagi jemaat. Di sini kita melihat bahwa pelayanan Apolos menjadi semakin berkembang dan luar biasa. Tetapi semua itu jelas ada andil Priskila dan Akwila di dalamnya. Bahwa Priskila dan Akwila mengajar Apolos, menunjukkan bahwa mereka tidak iri hati pada karunia Apolos. Ada banyak orang ketika melihat orang lain maju, bukannya mendukung malah iri hati terhadap orang tersebut. Bahkan itu terjadi dalam pelayanan. Mereka tidak merasa minder sekalipun mereka adalah orang biasa / awam. Mereka berani mengajar seorang pengkhotbah / ahli teologia seperti Apolos. Apakah kalau pengkhotbah salah, anda bisa dan berani mengajarinya? Ini juga menunjukkan bahwa Priskila dan Apolos ini kritis dalam mendengar khotbah. Kekritisan ini menyebabkan mereka melihat adanya kekurangan dalam ajaran / pengertian Apolos. Mereka jelas bukan seperti jemaat kebanyakan saat ini yang menelan mentah-mentah semua yang dikatakan pengkhotbah. Yang hanya bisa berteriak Amin, yang mendengar khotbah tidak pakai akal budinya. Pertanyaan kita sekarang adalah, bagaimana Priskila dan Apolos bisa melakukan hal itu? bagaimana mereka bisa mengetahui adanya kekurangan dalam ajaran Apolos? Bagaimana mereka bisa mengajari seorang teolog dan pengkhotbah / pembicara / pengajar hebat seperti Apolos? Jawabannya adalah karena mereka juga mempunyai pengertian Firman Tuhan yang baik dan dalam. Ini menarik karena ternyata mereka bukan rasul, tidak pernah sekolah teologia resmi seperti Apolos, tidak ada gelar teologia, tetapi pengertian mereka tentang kekristenan sangat baik. Kemungkinan besar mereka memperdalam pemahaman kekristenan mereka ini pada Paulus ketika selama 6 bulan Paulus tinggal di rumah mereka. Mereka tentu selalu ikut ketika Paulus mengajar di rumah-rumah ibadah, dan tidak mustahil bahwa mereka juga belajar dari Paulus di rumah mereka sendiri. Intinya memanfaatkan setiap kesempatan untuk bisa memperdalam pemahaman mereka tentang kebenaran. Itulah sebabnya pengertian mereka bisa melampaui seorang ahli teologia dan pengkhotbah seperti Apolos. Bagaimana dengan saudara? Apakah anda merindukan suatu kemajuan seperti Priskila dan Akwila? Ada banyak jemaat yang meskipun sudah tua jadi Kristen tetapi pengertiannya tentang Firman Tuhan begitu kacau balau. Itulah sebabnya mereka dengan mudahnya disesatkan oleh banyak pendeta penipu. (Mangapin Sibuea, Pluralisme, mujizat, Saksi Yehovah, dll). Tentu kita tidak mau seperti ini. Kita mau seperti Priskila dan Akwila. Kalau demikian maka kita perlu meluangkan waktu untuk belajar Firman Tuhan, bukan hanya pada hari minggu tetapi juga di kelas PA (Pemahaman Alkitab), kelompok kecil, seminar-seminar, buku-buku rohani yang baik, dll. Semua yang kita lakukan itu tidak akan ada manfaatnya apa-apa kalau saudara tidak mau bertekun di dalamnya. Tapi kalau saudara mau bertekun di dalamnya, saudara akan menjadi orang Kristen awam yang mempunyai pengetahuan di atas banyak orang lulusan teologia, apalagi yang tidak belajar. Adanya tambahan pengetahuan yang Priskila dan Akwila berikan bagi Apolos, ternyata mempunyai andil yang sangat besar bagi kesuksesan Apolos! Ini bisa kita teladani. Kalau saudara melihat seseorang yang mem­punyai karunia memberitakan Firman Tuhan (pengkhotbah, guru sekolah minggu dsb), tetapi yang kurang dalam pengetahuan Kitab Suci, saudara pun bisa ikut mensukseskannya dengan mengajaknya datang dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab, mengajarnya (kalau saudara mampu melakukannya), memberikan / meminjamkan buku, bahan khotbah / CD, membelikannya buku rohani yang bermutu, membiayainya untuk masuk sekolah teologia yang baik, dsb. Jika saudara melakukan itu maka saudara telah meneladani Priskila dan Akwila ini. Dan itu pasti berdampak bagi pertumbuhan jemaat kita. Maukah saudara?


- AMIN -



ORANG KRISTEN DAN BENCANA

Fil 1:12-19 – (12) Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, (13) sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. (14) Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. (15) Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. (16) Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, (17) tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. (18) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, (19) karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.


Untuk bisa mengerti/memahami bacaan kita ini dengan baik, pertama-tama marilah kita melihat ayat 12 :

Fil 1:12 - Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini…..

Pertanyaan logis kita adalah memangnya apa yang terjadi pada Paulus? Jawabannya adalah Paulus dimasukkan ke dalam penjara.

Fil 1:13-14 – (13) sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. (14) Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku …”

Paulus dipenjarakan di penjara Roma yang ada dalam lingkungan istana Kaisar Romawi.

Fil 1:13 – sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.

Fil 4:22 - Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar.
Dan penyebab dari pemenjaraan Paulus ini adalah karena Kristus.

Fil 1:13 – sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.

Jadi Paulus kelihatannya sementara mengalami sebuah bencana besar dengan masuknya ia ke dalam penjara bahkan ada kemungkinan dihukum mati. Di sini kita bisa melihat bahwa seorang yang sungguh-sungguh hidup dengan Tuhan, sungguh-sungguh melayani Tuhan, giat bagi Tuhan bisa saja mengalami bencana atau musibah. Dan karena itu maka orang yang mengalami bencana/musibah tidak selamanya berarti karena ada dosa seperti pemahaman teologia kemakmuran. Ini juga yang dialami oleh GKIN “REVIVAL” bukan? 
Kita dipaksa pindah oleh oknum-oknum tertentu dari tempat kebaktian kita yang lama dan itu seolah-olah adalah bencana bagi gereja kita. Perhatikan hal ini! Tadinya Tuhan memakai Paulus untuk keliling memberitakan Injil, mendirikan gereja-gereja, memberitakan Firman Tuhan untuk menguatkan orang-orang Kristen dll. Tetapi sekarang Paulus masuk penjara. Bahkan ada kemungkinan Paulus akan dijatuhi hukuman mati! Kelihatannya setan menang, Tuhan kalah, gereja rugi, Paulus rugi, musuh-musuh Paulus untung. Tetapi, benar­kah demikian? Hal ini juga kelihatannya cocok dengan yang dialami oleh gereja kita. Tergusurnya kita dari tempat ibadah yang lama kelihatannya setan menang, Tuhan kalah, gereja kita rugi, musuh-musuh kita untung, dll. Tetapi benarkah demikian? Bahkan kelihatannya ada orang-orang tertentu yang senang dengan masuknya Paulus ke dalam penjara.

Fil 1:15 - Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, …

Bahkan orang-orang ini kelihatannya ingin membuat Paulus tambah susah/menderita.

Fil 1:17 - tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.
Hal yang sama terjadi dalam gereja kita di mana ada orang-orang yang merasa senang/puas dengan tergusurnya kita bahkan tidak mustahil mereka akan berusaha memperberat beban kita/mempersulit kita di kemudian hari. Tetapi benarkah semua ini adalah bencana/malapetaka bagi Paulus? Benarkah semua ini adalah bencana bagi gereja kita? Mari kita lihat! Kita akan membahas 2 hal penting dalam kaitan dengan persoalan ini :

I.   AKIBAT “BENCANA” INI

Tadi saya katakan bahwa Paulus mengalami sebuah bencana dengan masuknya ia ke dalam penjara. Bencana biasanya berakibat buruk. Tetapi apakah pemenjaraan Paulus ini membawa akibat yang buruk? Tidak! Justru bencana yang dialami oleh Paulus ini berakibat positif yakni Injil makin maju.

Fil 1:12 - Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil



Kata ‘kemajuan’ dalam ayat 12 ini, dalam bahasa Yunaninya adalah ”PROKOPEN” yang menunjukkan kemajuan dari suatu ekspedisi atau pasukan tentara. Lalu bagaimana bisa Injil tambah maju ketika Paulus masuk penjara?

a.     Karena di dalam penjara Paulus terus memberitakan Injil.

Ia mengabar­kan Injil kepada penjaga penjara / tentara yang secara bergiliran menjaga dia.  Ini betul-betul persis seperti kata-kata Paulus dalam 2 Tim 2:9.

2 Tim 2:9 - Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.

BIS - Karena memberitakan Kabar Baik itulah, saya menderita; malah sampai dirantai seperti seorang penjahat. Tetapi perkataan Allah tidak dapat dirantai.

CEV - And because of this message, I am locked up in jail and treated like a criminal. But God's good news isn't locked in jail (Kabar baik dari Allah tidak dapat dikunci di dalam penjara).
Ini jelas berbeda dengan kekristenan zaman sekarang di mana orang Kristen tidak terpenjara tetapi Pemberitaan Injil atau Firman Tuhan malah terpenjara! Gereja kita adalah gereja yang giat memberitakan Injil dan kuat di dalam pemberitaan Firman Tuhan. Tetapi kita justru ditolak. Bukankah ini sama seperti yang terjadi pada diri Paulus? Akibat pekabaran Injil yang Paulus lakukan, ada orang-orang yang bertobat.

Fil 1:14 - Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku
Fil 4:22 - Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar.

Sekarang terlihat tujuan Allah membiarkan Paulus masuk penjara, yaitu untuk menyelamatkan orang-orang berdosa di sana.

b.     Orang lain juga banyak yang makin giat memberitakan Injil.


Perhatikan ayat 14 :

Fil 1:14 - Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
Yang dimaksud dengan ‘saudara’ dalam ayat 14 adalah orang-orang Kristen di Roma, tempat Paulus dipenjarakan. Perhatikan ini, banyak orang pikir bahwa semua orang percaya kalau dibuat menderita/ditekan lalu akan menjadi takut dan mundur! Ini salah! Justru itu akan membuat mereka bertambah berani! Bandingkan dengan jemaat mula-mula :

Kis 4:29 - Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
Ini juga yang terjadi dengan gereja kita. Dengan memberikan ancaman-ancaman, mereka kira mereka akan membuat kita menjadi takut dan berhenti beribadah? Mereka salah! Tidak semua orang pengecut dan bisa diancam! Saya memberitakan Firman Tuhan dan kebenaran. Lalu layakkah saya dimusuhi?Dalam  Gal 4:16 Paulus berkata ”Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?”.

Mari kembali memperhatikan ayat 14 :

Fil 1:14 - Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
Kata “kebanyakan saudara’ ini menunjukkan bahwa ada juga orang-orang yang lalu malah bertambah takut untuk memberitakan Injil, tetapi kebanyakan menjadi bertambah berani dalam memberitakan Injil. Ini dapat menjadi penerapan bagi kita. Kalau saudara mendengar ada orang yang ditangkap / dianiaya karena memberitakan Injil, bagaimana sikap / tindakan saudara? Mengkritik / menyalahkan orang itu karena terlalu fanatik / ekstrim? Menjadi makin ‘bijaksana’ (atau ‘bijaksini’?) dengan tidak lagi memberitakan Injil / mengurangi Pemberitaan Injil? Ataukah menjadikan orang itu sebagai teladan sehingga saudara lalu makin berani dalam memberitakan Injil? Mereka yang memberitakan Injil terbagi menjadi 2 golongan. Pertama adalah golongan yang motivasinya benar (ay 15b,16a,18).


Fil 1:15, 16, 18 - (15) “….ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. (16) Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, … (18) …Kristus diberitakan, …dengan maksud … jujur….”.

Mungkin mereka melihat penginjilan di dalam gereja menjadi terbengkalai karena ditinggal oleh Paulus, maka mereka berusaha memberitakan Injil untuk menggantikan Paulus. Kalau dalam gereja saudara ada seseorang yang karena satu hal tertentu tidak bisa melayani, apakah saudara berusaha menggantikannya? Atau saudara bersikap acuh tak acuh saja?

Golongan kedua adalah golongan yang motivasinya salah (ay 15a,17,18).

Fil 1:15-18 -  (15) Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan,… (16) Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, … (17) tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. (18) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur…”


Siapakah orang-orang ini sebenarnya? Mereka dikatakan memberitakan Injil dengan dengki dan perselisihan, demi kepentingan diri sendiri, dengan maksud tidak ikhlas, dengan maksud palsu tetapi anehnya Paulus tidak mengecam mereka bahkan Paulus bersukacita?

Fil 1:18 - Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.
Jika kita melihat bagian Alkitab yang lain, kita akan menemukan bahwa Paulus sangat keras bahkan kasar dengan orang-orang yang memberitakan Injil yang lain/ajaran sesat.

2 Kor 11:4 -  Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

Bandingkan :

Wah 2:2 - Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
2 Kor 11:13 - Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.

Gal 1:6-9 – (6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

Fil 3:2  - Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,…”
Semua ayat ini menunjukkan bahwa kalau menghadapi orang-orang yang ajarannya salah, Paulus tidak pernah bersikap ramah, tetapi bersikap sangat keras. Karena itu jangan pernah lembut-lembut dengan orang yang mengajarkan ajaran sesat dan jangan salahkan orang yang bersikap/berkata-kata dengan keras terhadap para nabi palsu dan penyesat. Tetapi mengapa kepada golongan kedua ini Paulus bersikap ramah? Kelihatannya mereka adalah orang Kristen sungguh-sungguh, yang memberitakan ajaran yang benar (hanya motivasi mereka saja yang salah). Mungkin orang-orang Kristen ini iri dengan kepopuleran Paulus sehingga akhirnya tidak senang kepada Paulus. Dan sementara Paulus ada di penjara, mereka beranggapan bahwa itu adalah saat yang baik bagi mereka untuk menaikkan kepopuleran/popularitas mereka dengan giat memberitakan Injil. Dalam ayat 17 juga dikatakan bahwa mereka giat memberitakan Injil untuk memperberat beban Paulus dalam penjara. Bagaimana hal ini bisa terja­di, kita tidak bisa tahu. Tapi boleh disimpulkan bahwa orang-orang ini adalah orang yang pro Kris­tus, tetapi anti Paulus! Sama juga dengan ada banyak orang Kristen sejati di Kupang ini, mereka mempunyai ajaran yang benar, mereka pro Kristus, hanya saja mereka anti Esra Soru. Mungkin karena kalah populer/karena jemaatnya pindah ke GKIN.



Menghadapi kejadian seperti ini Paulus tetap bersukacita! Bagaimana mungkin? Karena ia menyoroti hal itu secara positif! Asal mereka memberitakan Kristus, sekalipun dalam diri mereka ada dosa (motivasi yang salah), Tuhan tetap bisa memakai mereka. Tetapi awas, ini tentu tak berarti bahwa saudara boleh membiarkan begitu saja dosa ada dalam diri saudara! Sekarang terlihat bahwa bencana itu ternyata membawa kebaikan! Kalau saudara adalah orang yang tidak / belum percaya kepada Kristus, atau orang kristen KTP, maka bencana memang bisa berakibat buruk bagi saudara. Tetapi kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, bagi saudara berlaku janji Tuhan dalam Rom 8:28 :

Rom 8:28 - Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

sehingga tidak mungkin ada bencana yang betul-betul bisa merugikan saudara! Karena itu percayalah kepada Kristus! Bagi gereja kita, percayalah bahwa semua “bencana” yang dialami oleh gereja kita sebenarnya bukan bencana karena ini semua hanya akan membawa kemajuan bagi pekabaran Injil, kerajaan Tuhan dan gereja kita.

II. SIKAP DI DALAM MENGHADAPI BENCANA

Dari sudut pandang manusia, adalah sebuah bencana ketika Paulus masuk penjara. Kita akan melihat bagaimana Paulus bersikap terhadap “bencana” ini dan kita pun dapat meneladaninya :

a.     Ia yakin bahwa semua yang ia alami akan membawa kebaikan.

Perhatikan ayat 19 :

Fil 1:19 - karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.
Kata ‘semuanya’ menunjuk pada bencana yang ia alami, baik masuknya ia ke penjara, maupun adanya orang-orang yang memberitakan Injil untuk memperberat bebannya dalam penjara. Kata ‘kesudahan’ menunjukkan bahwa ia mengarahkan pandangan­nya ke depan! Sekarang ia menderita, tetapi nanti ia yakin semua akan membawa kebaikan. Memang, dalam mengalami penderitaan, arahkan mata saudara ke depan, bukan pada penderitaan saudara saat itu! Kata ‘keselamatanku’ jelas tidak menunjuk pada keselamatan dari dosa karena Paulus sudah selamat dan ia yakin akan kesela­matannya. Kata ‘keselamatan’ di sini bisa diartikan kesehatan, atau kesejahteraan secara jasmani / rohani, atau sekedar diartikan kebaikan. Jadi, ia yakin bahwa semuanya akan membawa kebaikan bagi dia!

Persoalan / bencana apa pun yang saat ini saudara hadapi atau akan saudara hadapi di tahun 2010, percayalah bahwa itu akan membawa kebaikan bagi saudara? (Asal saudara orang percaya). Demikian juga dengan persoalan-persoalan, masalah-masalah, tantangan-tantangan yang dihadapi gereja kita, percayalah bahwa itu pun akan membawa kebaikan bagi gereja kita. Keyakinan ini penting, karena akan menjadi dasar dari sikap-sikap lain dalam menghadapi bencana / problem! Ingat sebuah lagu dalam Kidung Jemaat : “S’panjang jalan Tuhan pimpin…suka duka dipakai-Nya untuk kebaikanku…”.

b.     Ia bersukacita.

Lihat ayat 18 :

Fil 1:18-19 – (18) “…Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita

Keyakinan bahwa segala sesuatu akan membawa kebaikan, menyebab­kan ia bisa bersukacita dalam penderitaan yang berat sekalipun. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting! Kalau saudara bisa bersukacita ditengah-tengah bencana, maka semua akan terasa lebih ringan bagi diri saudara sendiri. Sebalik­nya, kalau saudara putus asa, maka saudara akan makin celaka.

Ams 15:15 - Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.

Ams 17:22 - Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

Ams 24:10 - Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.
Itu akan menjadi kesaksian yang luar biasa bagi orang-orang disekitar saudara. Tetapi sebaliknya, kalau ditengah-tengah kesukaran saudara juga menjadi sumpek, gelisah, marah, putus asa, dsb, lalu apa bedanya hidup saudara dengan orang kafir?

c.     Ia melupakan diri sendiri (menyangkal diri) dan ia hidup hanya untuk kemuliaan Allah saja.

Ayat 18 berkata :

Fil 1:18 - Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita
Ini kelihatannya menunjukkan bahwa motivasi yang salah dalam memberitakan Injil itu tidak apa-apa. Tetapi dalam bagian ini Kitab Suci Indonesia terjemahannya kurang tepat. Bandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris.

KJV - What then? notwithstanding, every way, whether in pretence, or in truth, Christ is preached; and I therein do rejoice, yea, and will rejoice.
NIV/NASB/KJV/RSV : ‘What then?’ (= ‘Lalu apa?’).

Jadi, ayat 18 ini tidak menunjukkan bahwa Paulus menganggap bahwa motivasi yang salah itu tidak apa-apa! Ini hanya menun­jukkan bahwa sekalipun orang-orang itu berusaha merugikan dirinya, Paulus tidak peduli dengan dirinya sendiri. Yang penting bagi dia adalah: Kristus diberitakan! Ingat ayat 12 :

Fil 1:12 - Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil
Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak peduli pada dirinya sendiri, sekalipun pada saat itu ia ada dalam penjara. Yang ia pedulikan bukanlah ‘apa yang terjadi pada dirinya’ tetapi ‘apa yang terjadi pada Injil’! Bagaimana dengan diri saudara? Sudahkah saudara menyangkal diri saudara sendiri dan sudahkah saudara hidup hanya bagi kemuliaan Allah? Yang mana yang lebih saudara perhatikan / pedulikan: apa yang terjadi pada diri saudara, atau, apa yang terjadi pada Injil?

d.     Ia berusaha maksimal di mana pun dan dalam sikon apa pun ia berada.

Yakin pada Rom 8:28 tidak berarti bahwa kita boleh menjadi orang yang pasif dan ‘berserah’ pada keadaan dengan alasan ‘toh semua akan membawa kebaikan’. Paulus tetap berusaha secara maksimal! Apa usahanya? Dengan memberitakan Injil di dalam penjara. Kehebatan Paulus dalam memberitakan Injil bisa kita lihat dalam kitab Kisah Rasul. Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadah orang Yahudi. Kalau ditolak, ia lalu memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi. Kalau dianiaya / mau dibunuh di suatu kota, ia pindah ke kota lain dan memberitakan Injil di tempat yang baru. Pada saat ia dimasukkan penjara di Filipi (Kis 16) ia memberitakan Injil kepada kepala penjara sehingga kepala penjara bertobat dan terbentuk gereja di Filipi. 
Pada waktu ia ditangkap dan dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi, ia juga memberitakan Injil kepada mereka. Waktu dihadapkan kepada pembesar atau raja seperti Festus, Felix, Agripa dan Bernike, ia juga memberitakan Injil kepada mereka. Dan di sini, waktu ia masuk penjara di Roma, ia memberitakan Injil lagi sehingga mempertobatkan orang-orang dalam istana kaisar Nero!  Biasanya orang Kristen bingung karena serangan setan, tetapi mungkin sekali pada waktu menghadapi Paulus, setannya yang bingung, karena serangan apa pun yang setan lakukan, Paulus tetap memberitakan Injil! Ia betul-betul melakukan apa yang ia sendiri katakan / perintahkan dalam 2 Tim 4:2.

2 Tim 4:2 - Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Maukah saudara meniru Paulus? Bukan hanya memberitakan Injil di penjara, Paulus juga menghibur orang-orang Filipi dengan surat ini, supaya orang-orang Filipi tidak mundur dalam pelayanan tetapi sebaliknya bisa mempunyai keyakinan dan sukacita seperti dia. Biasanya orang yang ada di penjara dihibur oleh yang di luar penjara. Tetapi di sini justru orang yang sedang di dalam penjara meng­hibur orang yang sedang bebas! Kesimpulannya adalah Paulus tetap berusaha maksimal / melakukan yang terbaik dalam situasi dan kondisi yang bagaimana pun tidak menye­nangkannya.

Anonim - Jangan pernah mengijinkan diri sendiri untuk berpikir bahwa kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik, seandainya sikonnya berbeda dengan yang sesungguhnya. Kita harus selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik di mana kita berada, karena kita tahu bahwa Ia bisa mengubahkan yang jelek menjadi baik.

Kita sering berkhayal dengan menggunakan kata ‘andai­kata’! Misalnya ”andaikata kita mempunyai gereja sendiri di tempat yang strategis, maka kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik”. ”Andaikata kita tak punya problem ekonomi / keluarga / kesehatan, kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik”. ”Andaikata saya kaya, saya bisa mempersembahkan lebih banyak bagi Tuhan / gereja”. ”Andaikata saya orang yang pandai / punya karunia-karunia yang hebat, saya akan melayani Tuhan mati-matian”. ”Andaikata suami / istri saya orang Kristen, saya bisa lebih bebas dalam melayani Tuhan”. Semua pangandaian seperti ini tidak pada tempatnya! Ingat bahwa kalau Tuhan mengijinkan saudara mengalami hal-hal itu, pasti itulah yang terbaik bagi saudara, dan Ia ingin saudara berusaha secara maksimal dalam keadaan seperti itu! Memang, kalau keadaan yang tidak menyenangkan itu bisa diubah, tentu saja saudara boleh mengubahnya; tetapi kalau tidak bisa, janganlah selalu berkhayal dengan kata ‘andaikata’ itu! Itu cuma akan menyebabkan saudara tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, dan itu menyebabkan saudara tidak berusaha secara maksimal, karena saudara menantikan keadaan yang saudara khayalkan itu, yang mungkin tidak akan pernah muncul! Jadi, maukah saudara berusaha secara maksimal dalam situasi dan kondisi di mana saudara (gereja kita) berada sekarang ini? Berusahalah secara maksimal dalam doa, pelayanan / pemberitaan Injil, mengajak orang ke gereja, kehadiran saudara sendiri (jangan bolos), persembahan, ketaatan, dsb. Maukah saudara?

 

Apakah saudarapun menghadapi bencana / problem saat ini? Hadapilah semua itu dengan  yakin pada Rom 8:28, tetap bersukacita, menyangkal diri dan hidup hanya untuk kemuliaan Allah serta berusahalah secara maksimal dalam sikon apapun. Maukah saudara?


- AMIN -