By. Pdt. Esra
Alfred Soru, STh, MPdK.
Wah 2:1-7 – (1)
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia,
yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara
ketujuh kaki dian emas itu. (2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu
maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta. (3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku;
dan engkau tidak mengenal lelah. (4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena
engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. (5) Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula
engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan
mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. (6) Tetapi
ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut
Nikolaus, yang juga Kubenci. (7) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan
Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
D
|
i dalam kitab Wahyu pasal 2-3
kita mendapati adanya surat
kepada 7 jemaat di Asia Kecil (Turki sekarang). Surat ini memang ditulis oleh Rasul Yohanes,
tetapi sebenarnya itu adalah Firman Tuhan kepada masing-masing jemaat. Yohanes
hanya diperintahkan untuk mencatatnya.
Wah 1:10-11 – (10) Pada hari
Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang
nyaring, seperti bunyi sangkakala, (11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan
kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke
Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
Nah, teks yang baru saja kita
baca ini adalah surat
kepada jemaat di Efesus. Efesus sekarang adalah kota Ayyasulug di Turki. Dikatakan
di dalam ayat 1 :
Wah 2:1 – "Tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Efesus:
….”
Ini tidak berarti bahwa jemaat
Efesus mempunyai malaikat penjaga seperti tafsiran beberapa orang bahwa
masing-masing gereja ada malaikat penjaganya. Kata “malaikat” (Ibr. “Malakh”; Yun. “Angelos”) arti dasarnya adalah “utusan” sehingga seorang manusia
yang diutus pun dapat disebut sebagai “malak”
atau “angelos”.
Ayub 1:14 - datanglah seorang pesuruh (MAL’AK) kepada Ayub dan
berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan
rumput di sebelahnya,
Luk 9:52 - dan Ia mengirim
beberapa utusan (ANGELOS)
mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk
mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
Jadi kata “malaikat” di sini
kelihatannya menunjuk pada utusan Injil / pemimpin jemaat / gembala jemaat /
penatua / pendeta gereja Efesus. (Demikian juga dengan 6 jemaat lain yang
menerima surat
Yohanes ini). Jadi saya bisa dikatakan sebagai “malaikat jemaat Revival”.
Dalam surat ini kita melihat adanya pujian, celaan
dan juga peringatan bagi mereka. Kita akan membahas teks ini dalam 3 bagian
besar :
I.
JEMAAT
EFESUS ADALAH JEMAAT YANG HEBAT / BAGUS.
Jemaat Efesus
ini sebenarnya adalah jemaat yang hebat dan bagus :
- Jemaat ini didirikan dan dilayani oleh
tokoh-tokoh yang hebat-hebat.
Kis 18:19-21 –
(19) Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus
meninggalkan Priskila dan Akwila
di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang
Yahudi.
Tetapi karena
dalam Kis 18:20-21 diceritakan bahwa Paulus meninggalkan Efesus, sedangkan
Priskila dan Akwila tetap di Efesus maka ada yang beranggapan bahwa pendiri
gereja Efesus bukan Paulus tetapi Priskila dan Akwila.
Kis 18:20-21
–(20) Mereka minta kepadanya untuk
tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya. (21) Ia
minta diri dan berkata: "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah
menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus.
Manapun yang
benar, Paulus atau Priskila dan Akwila, jelas mereka adalah orang hebat. Ingat
bahwa Priskila dan Akwila pernah memberikan katekisasi ulang kepada seorang
pengkhotbah hebat yakni Apolos.
Selanjutnya
dalam perjalanan misinya yang ketiga, Paulus singgah ke Efesus dan melayani
gereja ini selama kira-kira 3 tahun (bdk. Kis 19:1-8,10,22 Kis 20:31).
Kis 19:1.8,10 –
(1) Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus
sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. … (8)
Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan
berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan
Allah (10) Hal ini dilakukannya dua
tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia
mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Kis 20:31 -
Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada
berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.
Jemaat ini
pernah untuk beberapa saat dilayani oleh Apolos.
Kis 18:24 –
(24) Sementara itu datanglah ke
Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia
seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (27)
Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara
di Efesus mengirim surat
kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. …”
Selain itu
Timotius juga pernah melayani di sana .
Ini didapatkan dari tradisi (cerita turun temurun dari mulut ke mulut), tetapi
juga dari 1Tim 1:3-dst.
1 Tim 1:3 -
Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah
mendesak engkau supaya engkau tinggal
di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan
mengajarkan ajaran lain
Rasul Yohanes
juga pernah tinggal dan melayani di Efesus. Ini tidak diceritakan dalam Kitab
Suci, tetapi hanya dinyatakan oleh tradisi.
Homer Hailey:
Tradisi mengatakan bahwa setelah kematian Paulus kota itu menjadi rumah Yohanes untuk waktu
yang lama. (Revelation, an Introduction and Commentary, hal.
120).
Leon Morris - Tradisi
mengatakan bahwa Yohanes tinggal di sana
pada masa tuanya. (Tyndale Bible Commentary – Revelation, hal. 59).
Robert
H. Mounce bahkan mengatakan bahwa di antara para tokoh yang pernah melayani kota Efesus ini, rasul Yohanes adalah yang paling dekat
dengan kota
itu.
- Jemaat ini sangat giat di dalam
pekerjaan Tuhan.
Wah 2:2 – Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik jerih
payahmu…”
Kata “jerih
payah” di sini menggunakan kata Yunani “KOPOS” yang bisa berarti bekerja keras,
bersusah payah atau bekerja membanting tulang.
TL - Aku tahu
segala perbuatanmu dan kelelahan
….
BIS - Aku tahu
apa yang kalian buat: Kalian bekerja
keras …”
William Barclay – Ciri khas kata
ini ialah bahwa ia mengungkapkan suatu jerih payah yang menuntut semua pikiran
dan tenaga dari pelaku. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada
Yohanes Pasal 1-5, hal. 91).
Jadi mereka
bukanlah jemaat yang santai-santai atau melayani seadanya seperti banyak gereja
pada masa kini.
Pulpit Commentary: Ini
menunjukkan kesenangan ilahi terhadap kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan
mereka. Itu berat, sepenuh hati, sungguh-sungguh. Banyak orang yang bekerja
untuk Tuhan melakukannya seakan-akan hanya dengan satu tangan, atau bahkan
dengan satu jari.
Mereka adalah
jemaat yang serius dan mati-matian dalam pelayanan tanpa mengenal lelah. Bagaimana
dengan kita? Apakah kita sudah bekerja keras di dalam pelayanan-pelayanan kita?
Ataukah kita melayani dengan santai dan seadanya saja?
- Jemaat ini bertekun.
Wah 2:2 - Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu….”
Tekun
dalam hal apa? Tekun dalam iman mereka kepada Kristus. John Stott mengatakan
bahwa gereja Efesus ini mendapatkan oposisi lokal yang hebat karena kota Efesus merupakan tempat pertemuan dari banyak agama
(suatu kota
pluralis). Efesus adalah salah satu pusat penyembahan kaisar Romawi di propinsi
itu.
William
Barclay - Efesus juga mempunyai
kuil-kuil terkenal bagi kaisar Romawi yang didewakan, Claudius dan Nero; dan
kemudian hari ada tambahan kuil untuk Kaisar Hadrian dan Severus. Di Efesus
agama kafir sangat kuat. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada
Yohanes Pasal 1-5, hal. 87).
Dan
lebih hebat lagi adalah Efesus merupakan pusat penyembahan kepada Dewi Diana /
Artemis dengan kuilnya yang sangat terkenal (salah 1 dari 7 keajaiban dunia
pada masa lalu).
Kis
19:28 - Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak,
katanya: "Besarlah Artemis dewi
orang Efesus!"
Berikut
ini adalah patung dewi Artemis beserta kuilnya di Efesus.
Dari penelitian arkeologi terhadap puing-puing kuil Artemis ini
diperkirakan bahwa kuil Artemis ini dulunya berbenruk seperti gambar berikut
ini :
William Barclay - Selain menjadi
pusat agama, kuil Artemis juga menjadi pusat kejahatan dan kebejatan moral.
Kuil itu mempunyai hak suaka; semua penjahat akan dilindungi jika mereka dapat
masuk ke kuil tersebut. Kuil itu juga memiliki ratusan pendeta perempuan yang
berperan sebagai pelacur kudus. Semua ini menjadikan Efesus sebagai tempat yang
terkenal dengan kejahatannya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada
Yohanes Pasal 1-5, hal. 88).
Dengan
kondisi semacam ini maka gereja / orang Kristen Efesus dibenci oleh banyak
orang di sana ,
dan bahkan diboikot sehingga mereka kehilangan langganan dalam bisnis, dan
bahkan mendapatkan problem dalam berbelanja. Bahkan mungkin ada penganiayaan
secara fisik terhadap orang Kristen di Efesus. Meskipun demikian mereka tetap
bertekun dalam iman mereka. Bandingkan dengan pasal 2:3 :
Wah
2:3 - Dan engkau tetap sabar dan
menderita oleh karena nama-Ku…”
Apa
artinya sabar di sini? Sabar di sini berarti bahwa mereka tidak menjadi kecewa,
marah, bersungut-sungut, lari dari Tuhan, dsb. Bagaimana dengan saudara? Jika
saudara dibenci karena iman saudara, atau karena saudara aktif di gereja
Revival, apakah saudara mau bertekun atau tidak?
- Jemaat ini gigih dalam menghadapi
rasul-rasul palsu dan ajaran-ajaran sesat.
Wah 2:2 –
“…Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat
sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang
menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau
telah mendapati mereka pendusta.
Dikatakan
bahwa mereka tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat. Orang-orang jahat di
sini bukanlah orang-orang jahat biasa melainkan rasul-rasul palsu yang
menyebarkan ajaran-ajaran sesat. Perhatikan bahwa ketidaksabaran mereka
terhadap para penyesat ini justru dipuji oleh Yesus. Ini cocok / sejalan dengan celaan rasul Paulus
terhadap kesabaran orang Korintus dalam menghadapi pengajar sesat.
2 Kor 11:4 - Sebab
kamu sabar saja, jika ada seseorang datang memberitakan
Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada
kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari
pada yang telah kamu terima”.
Ketidaksabaran mereka terhadap ajaran-ajaran sesat
ini lalu diwujudkan dengan mereka berhasil membuktikan kepalsuan dari ajaran
rasul-rasul palsu itu. Mereka mengalahkan rasul-rasul palsu. Bahwa
gereja Efesus bisa membongkar penyesatan / kepalsuan rasul-rasul palsu itu,
menunjukkan bahwa gereja Efesus sangat kuat dalam doktrin. Mengapa bisa
disimpulkan demikian? Karena penyesatan oleh nabi palsu boleh dikatakan selalu
terjadi dalam persoalan doktrin. Ini berarti pula bahwa para pemimpin jemaat
ini dengan tekun mengajarkan doktrin kepada jemaatnya sehingga mereka semua
kuat dalam doktrin dan sanggup mengalahkan para rasul palsu. Bandingkan dengan
banyak gereja sekarang yang sama sekali tidak ada pengajaran doktrin. Semua
khotbah hanya melulu masalah moral / praktika sehingga biar pun sudah
bertahun-tahun seseorang menjadi anggota gereja, pengertian mereka terhadap
ajaran Kristen sangat minim.
- Jemaat ini tidak menjadi bosan dalam
mengiring Tuhan.
Wah 2:3 - Dan
engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah
KJV - And hast borne, and hast patience, and for
my name's sake hast laboured, and hast
not fainted (tidak menjadi lemah / tak bersemangat).
NIV – You have persevered and have endured
hardships for my name, and have not
grown weary. (tidak menjadi lelah / bosan).
Kata-kata ini
berhubungan dengan kalimat sebelumnya yakni sabar menderita. Karena itu makna
ayat ini adalah ketika mereka mengikut / melayani Tuhan dan ada banyak
penderitaan, mereka tidak menjadi lelah / bosan / jenuh. Memang dalam mengikut
/ melayani Tuhan selalu ada banyak serangan setan / penderitaan. Ada 2 kemungkinan dalam
menghadapi semua itu yakni sabar dan terus bertekun dalam ikut / melayani Tuhan
atau menjadi lelah, bosan, kehilangan semangat. Yang mana yang cocok dengan
hidup saudara? Apakah dengan penderitaan / persoalan / masalah-masalah yang
saudara hadapi membuat saudara menjadi bosan beribadah, bosan belajar Firman
Tuhan, bosan berdoa, dsb? Jemaat Efesus ternyata tidak menjadi lelah / bosan di
tengah-tengah pnderitaan yang mereka alami.
- Jemaat ini membenci kejahatan.
Wah 2:6 -
Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau
membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga
Kubenci.
Leon Morris : Sekalipun kasih
adalah sikap Kristen yang khas, kasih terhadap yang baik membawa hal yang cocok
dengannya yaitu kebencian terhadap apa yang salah.... Perhatikan bahwa adalah
perbuatannya dan bukan orangnya yang merupakan obyek kebencian itu. (Tyndale
Bible Commentary : Revelation, hal. 61).
Homer Hailey:
Anak Allah yang tidak membenci kejahatan tidak mengasihi kebenaran (Revelation, an Introduction and Commentary, hal.
123).
Jadi berarti
jemaat di Efesus adalah jemaat yang mengasihi kebenaran.
6 fakta ini
menunjukkan kepada kita bahwa jemaat Efesus adalah jemaat yang sangat
bagus/hebat. Dan untuk 3 hal terakhir (giat dalam pekerjaan Tuhan, bertekun,
dan bersemangat dalam menghadapi ajaran-ajaran sesat) mereka dipuji secara
langsung oleh kristus sendiri.
Wah 2:2 - Aku tahu segala pekerjaanmu:
baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku
tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa
engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Bagaimana
dengan gereja kita? Apakah gereja kita mempunyai spirit seperti gereja Efesus
ini?
I.
CELAAN
TERHADAP JEMAAT EFESUS.
Biarpun gereja
Efesus ini sangat bagus/hebat, tetapi gereja ini dicela oleh Kristus.
Wah 2:4 -
Namun demikian Aku mencela engkau,…”
Tadi kita
melihat ada pujian dari Tuhan kepada jemaat Efesus ini tetapi sekarang kita
melihat adanya celaan bagi mereka. Ini menunjukkan bahwa Tuhan bersikap fair;
memuji apa yang baik dan mengkritik apa yang jelek. Ini berbeda dengan
kebanyakan kita. Ada
orang yang hanya memuji terus tidak pernah mengkritik, ada orang yang
mengkritik terus tidak pernah memuji, ada orang yang memuji juga tidak,
mengkritik juga tidak.
Lalu dalam hal
apa jemaat Efesus dicela?
Wah 2:4 -
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau
telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Jadi jemaat
Efesus dikritik/dicela karena mereka telah kehilangan kasih mula-mula. Tetapi
kasih apakah yang hilang dari mereka? Kasih kepada Allah atau kasih kepada
sesama? Ada
penafsir-penafsir yang mengatakan bahwa kasih yang dimaksudkan di sini adalah
kasih kepada Allah dan bukan kepada sesama tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa kasih yang dimaksudkan di sini adalah kasih kepada sesama dan bukan kasih
kepada Allah. Tetapi menurut saya kita tidak bisa memisahkan antara kasih
kepada Allah dan kasih kepada sesama. Keduanya berhubungan dengan erat.
1 Yoh 4:20-21
– (20) Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia
membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (21) Dan perintah ini
kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi
saudaranya.
Jadi orang
yang tidak mengasihi Allah pasti akan mengasihi sesamanya dan orang yang tidak
mengasihi sesamanya pasti tidak mengasihi Allah.
Robert H. Mounce - Kasih
pribadi yang mendingin kepada Allah secara tak terhindarkan menghasilkan
hilangnya hubungan yang harmonis di dalam tubuh orang-orang percaya. (New International
Commentary of the New Testament, hal. 88).
Karena itu
saya berpendapat bahwa jemaat Efesus telah kehilangan kasih mereka baik kepada
Allah maupun sesama.
- Mereka kehilangan kasih kepada Allah.
Pada waktu
Paulus menulis surat
Efesus, gereja Efesus masih berkobar-kobar dalam kasihnya kepada Allah.
Efs 6:24 -
Kasih karunia menyertai semua orang, yang mengasihi
Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa.
BIS - Semoga
Allah memberkati Saudara semua yang mengasihi
Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tak dapat padam. Hormat
kami, Paulus
Tetapi
sekarang gereja Efesus telah meninggalkan kasih yang semula / pertama itu.
Kalau memang mereka meninggalkan kasih mereka yang mula-mula kepada Tuhan,
bagaimana mungkin mereka masih bisa giat di dalam Tuhan, bertekun di dalam
iman, gigih menghadapi ajaran sesat, dll? Ya, bisa saja mereka masih dengan
semangat dan kegigihan melakukan semua itu tapi semua itu berkembang menjadi
sesuatu kebiasaan atau keharusan tapi tidak atas dasar kasih kepada Allah. Misalnya
saja saya. Saya bisa saja gigih (dan memang saya gigih) dalam mempersiapkan
khotbah atau bahan Pelajaran Alkitab atau bahkan berdebat dengan para penyesat,
tetapi bisa saja itu dilakukan karena memang itu sudah tugas saya atau hobby
saya tapi sebenarnya hati saya telah dingin kepada Allah. Saya melakukan semua
itu tidak lagi karena saya mengasihi Allah. Hal yang sama bisa terjadi pada
saudara. Saudara mungkin masih aktif kebaktian, mengajar Sekolah Minggu,
mengajar katekisasi, terlibat dalam pelayanan-pelayanan komisi, memimpin
liturgi, bermain musik, menjalankan tugas-tugas kemajelisan saudara tetapi
semuanya hanya karena kewajiban yang sudah seharusnya demikian dan bukan karena
hati saudara berkobar-kobar dalam kasih kepada Allah. Sejujurnya hati saudara
sudah dingin kepada Allah. Adakah itu yang terjadi pada saudara? Kalau ya,
mungkinkah saudara telah kehilangan kasih yang mula-mula itu? Renungkan ini
sungguh-sungguh!
- Mereka kehilangan kasih kepada sesama.
Perhatikan
ayat ini :
Efs 1:15 -
Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang
kudus.
Ini berarti
bahwa pada mulanya jemaat Efesus hidup dalam kasih yang sangat indah antara
satu dengan yang lainnya. Tetapi sangat mungkin bahwa semangat mereka dalam
pelayanan telah membuat kasih di antara mereka menjadi renggang bahkan hilang. Api
kasih yang pernah menyala di dalam hati seorang kepada yang lain telah padam.
Bahkan tidak mustahil api yang lain yang justru berkobar di hati mereka
terhadap yang lain. Api kebencian, iri hati, dengki, kecemburuan, dsb.
Jakob P.D. Groen – “…dalam hal kasih, jemaat di Efesus sudah mulai mengalami
penurunan. Kasih pertama tidak ada lagi. Mereka sibuk melawan ajaran palsu,
sehingga mulai melalaikan perintah kasih dalam kehidupan persekutuan orang
Kristen. (Aku Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 39).
William Barclay – “…sukacita dari kasih persaudaraan mereka telah lenyap. Pada
masa-masa awal anggota jemaat Efesus benar-benar saling mengasihi; pertikaian
tidak pernah muncul; hati siap bersimpati dan tangan siap menolong. Namun,
sesuatu yang salah telah terjadi. Tampaknya upaya mereka untuk memburu para
penyesat telah mematikan cinta kasih mereka. Ortodoksi atau upaya memelihara
ajaran gereja harus dibayar dengan
hilangnya persahabatan sejati. Jika ini terjadi, ortodoksi membayar harga mahal. Seluruh ortodoksi di
dunia tidak akan menggantikan tempat kasih. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari :
Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal. 94).
Adakah ini
juga yang menjadi persoalan di dalam jemaat kita? Apakah api kasih yang pernah
menyala di antara kita semua sejak gereja ini didirikan masih tetap menyala
hingga hari ini? Ataukah mulai memudar bahkan padam? Lebih dari itu mungkinkah
ada api lain yakni kebencian, iri hati,
dengki, kecemburuan, kejengkelan, kecurigaan yang mulai menyala di antara kita
terhadap sesama kita? Renungkanlah semua ini!
Di bagian I
sudah diperlihatkan bahwa jemaat Efesus ini adalah jemaat yang bagus/hebat.
Biarpun demikian hilangnya kasih mula-mula (terhadap Tuhan dan sesama) membuat
mereka tetap dicela oleh Tuhan. Ini berarti bahwa semangat di dalam pelayanan
tidak bisa menggantikan kasih kepada Tuhan dan sesama, ketekunan di dalam iman
tidak bisa menggantikan kasih kepada Tuhan dan sesama, kemurnian doktrinal
tidak bisa menggantikan kasih kepada Tuhan dan sesama, kebencian terhadap
kejahatan tidak bisa menggantikan kasih kepada Tuhan dan sesama, dll. Mengapa
demikian? Karena itu adalah hukum yang terutama.
Mat 22:36-39 –
(36) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" (37)
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. (38) Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama. (39) Dan hukum yang kedua, yang
sama dengan itu, ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (40) Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Mark 12:33 - Memang mengasihi Dia dengan
segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan
juga mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri adalah jauh
lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.
Karena itu
sekalipun jemaat Efesus adalah jemaat yang hebat tetapi mereka tetap dicela
karena mereka kehilangan kasih mereka yang mula-mula. Hal yang sama bisa
terjadi pada kita. Sebagus apa pun gereja kita, segigih apa pun kita melayani,
sekuat apa pun doktrin kita, tapi kalau kita sampai kehilangan kasih, semua itu
tidak akan ada artinya. Tuhan akan mencela kita! Bandingkan :
1 Kor 13:1-3 –
(1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
(2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala
rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. (3) Dan
sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Renungkanlah
semuanya ini!
II.
NASIHAT DAN
ANCAMAN BAGI JEMAAT EFESUS.
Setelah Tuhan
mencela jemaat Efesus , Ia lalu memberikan nasihat kepada mereka.
Wah 2:5 -
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah
lagi apa yang semula engkau lakukan….:”
Dari ayat ini
terlihat bahwa keadaan kehilangan kasih kepada Tuhan dan sesama dianggap
sebagai sebuah kejatuhan. Tetapi di sini Alkitab Indonesia (TB) kurang tepat
terjemahannya. Bandingkan :
NASB:
‘Remember therefore from where you have fallen’ (Sebab itu ingatlah dari mana engkau telah jatuh).
NIV: ‘Remember the height from which you have fallen!’ (Sebab itu ingatlah ketinggian dari mana engkau
telah jatuh).
RSV: ‘Remember then from what you have fallen’ (Sebab itu ingatlah dari apa engkau telah jatuh).
Jadi di sini
Tuhan memberikan nasihat agar jemaat Efesus melihat ke belakang untuk mengingat
kembali kapan / pada titik mana mereka mengalami kejatuhan itu. Atau dengan
kata lain, bagi orang yang telah meninggalkan kasih yang mula-mula, hal pertama
yang harus dilakukan adalah melihat ke belakang untuk mengingat-ingat di mana /
kapan ia meninggalkan kasih yang mula-mula itu, dan untuk membandingkan keadaan
pada waktu ia masih mempunyai kasih yang mula-mula dengan keadaan sekarang
setelah ia meninggalkan kasih yang mula-mula itu. Ini mencakup mengingat saat
pertobatan kita, saat berjalan bersama Tuhan, jawaban doa, berkat Firman Tuhan,
kemajuan iman dan pengudusan, kemenangan atas godaan / pencobaan, dsb. Ingat
semua itu dan kalau saudara dapati keadaan saudara sekarang sudah sangat jauh
dari keadaan saudara dulu, maka kembalilah kepada Tuhan dengan kasih yang
berkobar-kobar.
Yer 2:2
"- “…Beginilah firman TUHAN: Aku
teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau
menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada
tetaburannya.
TL –
“…Demikianlah firman Tuhan: Bahwa Aku
lagi ingat akan rindumu tatkala engkau muda, akan kasihmu tatkala engkau
penganten, tatkala engkau mengikut Aku di padang
Tiah, yaitu di padang
tekukur.
BIS –
“…"Hai Israel ,
Kuingat betapa kau setia di kala
engkau masih muda; betapa besar cintamu ketika kita berbulan madu. Ke padang gurun Aku kauikuti
melalui daerah yang tidak ditanami
Ayat ini
menunjukkan bahwa Tuhan merindukan saat-saat seperti dulu di mana saudara
begitu mengasihi Dia dengan kasih yang berkobar-kobar. Jikalau Tuhan saja
merindukan itu, tidakkah engkau juga merindukannya? Demikian juga kalau kita
dapati bahwa ternyata kasih kita kepada sesama kita di dalam jemaat ini mulai
memudar bahkan dingin, marilah kita kembali mengingat bagaimana kehidupan kasih
kita mula-mula, bagaimana kita saling mengasihi, saling menolong, saling
mendukung dalam jemaat ini. Kalau ada kesalahan, marilah kita saling mengampuni
dan saling menerima agar kita bisa hidup seperti dulu lagi. Ingatlah semua itu
dan kembalilah kepada kasih mula-mula itu.
Wah 2:5 -
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan….:”
KJV –
“…repent, and do the first works…”
(bertobatlah, dan lakukanlah pekerjaan-pekerjaan
pertama).
Jadi,
setelah kita tahu tindakan apa yang menyebabkan kita meninggalkan kasih pertama
itu, maka kita harus bertobat (mengaku dosa dan membuang dosa). Setelah itu
kita harus kembali melakukan ‘pekerjaan pertama’, yaitu pekerjaan yang kita
lakukan pada waktu kita masih mempunyai ‘kasih yang pertama’. Mungkin saudara
merasa heran akan perintah ini, karena bukankah gereja Efesus adalah
orang-orang yang sudah bekerja keras bagi Tuhan? Memang, tetapi ingatlah bahwa
dalam 1 Kor 13:1-3 Paulus berkata bahwa semua perbuatan baik / pelayanan
tidak ada gunanya kalau tidak ada kasih. Jadi Kristus tidak menghendaki
seadanya pekerjaan (asal melayani), tetapi ia menghendaki pekerjaan yang
dilandasi oleh kasih kepada-Nya! Maukah saudara?
Tuhan
bukan saja memberikan nasihat tetapi juga ancaman.
Wah 2:5 –
“…Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau
engkau tidak bertobat.
Adam Clarke:
Karena di sini ada gambaran kaki dian dalam Kemah Suci dan Bait Allah, yang
tidak bisa disingkirkan tanpa menyingkirkan seluruh pelayanan Imamat, maka
ancaman di sini menunjukkan bahwa jika mereka tidak bertobat dsb, Ia akan
membuat mereka tidak mempunyai gereja; mereka akan tidak mempunyai pendeta,
tidak lagi mempunyai Firman dan sakramen, dan tidak lagi mendapatkan kehadiran
Tuhan Yesus.
Ancaman yang
sama diberikan kepada seluruh gereja Tuhan termasuk kita. Jikalau kita sampai
kehilangan kasih mula-mula kita baik kepada Tuhan maupun sesama, dan kita tetap
tidak mau bertobat, maka Tuhan akan mencabut kaki dian itu dari kita sehingga
gereja kita menjadi musnah dan hanya tinggal kenangan saja. Dalam faktanya
ancaman Tuhan ini berlaku. Gereja Efesus akhirnya musnah dari dunia ini dan
sekarang hanya tinggal puing-puing sejarah saja.
Steve Gregg -
Memang, sekarang tidak ada kota
atau gereja di lokasi Turki yang dulunya adalah Efesus. Islam telah ditegakkan
di daerah di mana Paulus pernah memberitakan Injil secara menyeluruh
(Kis 19:10). Alangkah berbedanya sejarah dari daerah itu, andaikata gereja
itu terus mempraktekkan kasih mula-mulanya. (Ef 1:15). Revelation:
Four Views : A Parallel Commentary, hal.
65)
John Stott: Ia
memperingati mereka bahwa jika mereka tidak mentaati perintah-Nya, dan tidak
bertobat, keberadaan gereja mereka akan diakhiri secara memalukan…. Tidak ada
gereja yang mempunyai tempat yang aman dan permanen dalam dunia. Gereja diuji
secara terus menerus. Jika kita menilai dari surat yang ditulis oleh Uskup Ignatius dari
Antiokhia kepada gereja Efesus pada awal abad kedua, gereja ini hidup kembali
sesuai seruan Kristus. Ignatius menggambarkannya dengan ungkapan yang
bersemangat. Tetapi belakangan gereja itu tergelincir lagi, dan pada abad
pertengahan kesaksian kristennya dihapuskan. ‘Setasiun kereta api kecil dan
hotel dan beberapa rumah orang miskin di Ayasaluk, yang sekarang menguasai
reruntuhan kota
itu, merupakan suatu gambaran / pernyataan yang hidup tentang penghakiman /
hukuman / nasib tragis yang menimpa Efesus dan gerejanya’ (H.B. Swete, The Apocalypse of St. John: hal 27).
Selain itu, tidak ada apapun kecuali reruntuhan dan tanah berlumpur / berawa.
Seorang pelancong yang mengunjungi desa itu ‘menemukan
hanya tiga orang Kristen di sana ’
tulis Trench (hal 81) ‘dan mereka ini
tenggelam dalam ketidaktahuan dan sikap acuh tak acuh sedemikian rupa sehingga
hampir tidak pernah mendengar nama Paulus atau Yohanes’. Peringatan Kristus
kepada Efesus ini juga cocok bagi kita sekarang. Terang gereja kita sendiri
akan dipadamkan jika kita secara tegar tengkuk bertekun dalam penolakan untuk
mengasihi Kristus. What Christ Thinks of the Church, hal. 33).
Berikut ini puing-puing gereja Efesus berdasarkan olah arkeologi :
Mengapa Yesus
justru menghancurkan / memusnahkan gereja-Nya sendiri? Karena Bagi Yesus,
gereja yang telah kehilangan kasih adalah gereja yang tidak layak untuk tetap
dipertahankan.
Pulpit
Commentary: Tuhan kita Yesus tidak
menginginkan keberadaan lebih lama dari suatu gereja yang kasihnya menurun.
Gereja yang dingin tidak mewakili dan tidak bisa mewakili Yesus dalam dunia ini;
gereja itu tidak lagi mengerjakan tujuan pembentukan gereja, dan karena itu
tidak ada alasan mengapa gereja itu harus dilanjutkan.
Semua ini
menunjukkan pada kita bahwa kehilangan kasih pertama / semula bukanlah suatu
dosa yang remeh! Ancaman dan penggenapan ini membuat kita harus secara serius
dan dengan segera, membenahi gereja kita, khususnya kalau gereja kita serupa
dengan gereja Efesus atau bahkan lebih jelek.
- AMIN -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar