Sabtu, 21 April 2012

ORANG PERCAYA & PENCOBAAN (Part 5)




By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK


Mat 4:1-12 – (1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. (12) Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.


K
ita akan melanjutkan pelajaran kita dari kisah pencobaan Yesus ini, dan sekarang kita sampai pada bagian terakhir yang akan membahas pencobaan ketiga. Mari lihat sekali lagi pencobaan yang ketiga ini :

Mat 4:8-9 – (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Sebelum kita membahas pencobaan ini, ada satu hal yang perlu dipikirkan yaitu bagaimana terjadinya pencobaan ini (termasuk pencobaan kedua).  Perhatikan :

Mat 4:5,8 – (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya

Maksudnya adalah apakah benar bahwa dalam 2 pencobaan ini iblis membawa-bawa Yesus? Jika ya, bagaimana cara ia membawanya? Tentang persoalan ini para penafsir berbeda pandangan.

a.      Ada yang mengatakan bahwa hal ini tidak sungguh-sungguh terjadi tetapi ini hanyalah pengalaman dalam pikiran/khayalan Yesus saja.

Ini berlaku bagi 3 pencobaan ini. Dikatakan bahwa iblis tidak pernah memunculkan diri di hadapan Yesus, tetapi dia hanya mempengaruhi pikiran Yesus saja. Jadi Yesus tidak sungguh-sungguh dibawa ke Bait Allah maupun gunung yang tinggi. Ia tetap ada di padang gurun tetapi pencobaan ini hanya terjadi dalam pikiran-Nya saja. William Barclay berpendapat demikian :

William BarclayPengalaman Yesus itu adalah juga pengalaman batiniah, karena pada waktu itu Yesus pun berjuang secara hebat di dalam hati, pikiran dan jiwa-Nya. Buktinya ialah bahwa tidak mungkin ada gunung di mana orang bisa melihat seluruh kerajaan yang ada di muka bumi ini. Pencobaan seperti itu adalah pencobaan batiniah. Dan Yesus mengalami hal tersebut. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 106).

Juga J.J de Heer :

J.J.de Heer - Jelas sekali bahwa peristiwa ini pun terjadi dalam suatu khayal, sebab sebenarnya tidak ada satu gunung di dunia ini, betapa pun tingginya, dari mana semua kerajaan dunia dapat dilihat. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 55)

Tetapi keberatan untuk penafsiran semacam ini adalah kalau sampai dalam pikiran Yesus ada hal seperti itu, menurut saya Yesus sudah berdosa. Ingat bahwa apa yang belum terjadi dalam perbuatan tetapi baru ada dalam pikiran itu sudah termasuk dosa jika itu bertentangan dengan kehendak Allah. Bandingkan :

Mat 5:28 - Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
b.      Ada yang mengatakan bahwa ini terjadi lewat sebuah penglihatan.

Jadi Yesus tidak benar-benar dibawa ke Bait Allah maupun gunung yang tinggi. Iblis hanya memberikan suatu penglihatan kepada-Nya di bubungan Bait Allah dan gunung yang tinggi. Calvin mempunyai pandangan seperti ini. Bandingkan :

Yeh 40:1-2 - : (1) “... pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawaNya aku (2) dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi sekali”.

Wah 21:10 : Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Tentang penafsiran semacam ini, pencobaan ketiga memungkinkan di mana semua kerajaan dunia itu hanyalah suatu penglihatan dan kalau Yesus tergoda, Ia bisa langsung sujud menyembah setan pada saat itu juga di padang gurun. Tetapi keberatannya adalah bagaimana dengan pencobaan kedua? Jika godaan untuk meloncat dari bubungan Bait Allah hanyalah sebuah penglihatan, lalu seandainya Yesus memang tergoda, Ia lalu mau meloncat dari mana? Toh saat itu Dia tidak berada di bubungan Bait Allah.

c.       Ada yang berpandangan bahwa ini benar-benar terjadi.

Jadi iblis memang benar-benar membawa Yesus dari padang gurun ke bubungan Bait Allah dan selanjutnya ke sebuah gunung yang tinggi. Dasar dari penafsiran ini adalah secara eksplisit memang dikatakan iblis membawa Yesus. Tidak ada indikasi bahwa hal itu terjadi dalam pikiran Yesus, atau pun itu adalah sebuah penglihatan.

Mat 4:5,8 – (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya

Tetapi keberatan terhadap pandangan ini adalah :
1.      Sukar terbayangkan Yesus betul-betul pergi bersama-sama / jalan-jalan dengan setan.
2.      Tidak ada gunung yang cukup tinggi untuk bisa melihat seluruh kerajaan dunia.
3.      Semua kerajaan dunia ini dilihat Yesus dalam sekejap mata.

Luk 4:5 - Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
Dari ketiga pandangan ini, yang manakah yang anda setujui?

Setelah memikirkan dasar dari 3 pandangan ini disertai dengan keberatan-keberatan yang diajukan untuk setiap pandangan, saya memilih pandangan kedua dan ketiga digabungkan atau sama-sama terjadi. Jadi mula-mula iblis memang membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi, memperlihatkan kepada-Nya semua yang bisa dilihat dari gunung itu, lalu setelah itu iblis memberikan tambahan penglihatan mengenai “seluruh kerajaan dunia dengan segala kemegahannya” kepada Yesus sehingga itu benar-benar merupakan tawaran yang sangat menggoda.   

Matthew HenryKe sinilah Yesus dibawa untuk mendapatkan suatu pemandangan yang luas,…Sete­lah itu mungkin saja Ia melihat beberapa dari antara kerajaan-kerajaan yang terletak di sekitar Yudea, walaupun bukan kemegahannya. Namun, tidak diragukan lagi bahwa di dalam semuanya ini terdapat tipu muslihat dan khayalan yang diciptakan iblis. Boleh jadi apa yang ditunjukkan iblis kepada-Nya itu hanyalah sebuah awan-awan di udara, yang bisa saja dirangkai dan dibentuk oleh si penipu ulung itu dengan mudah. Dengan cara ini iblis menampilkan kemegahan dan penampilan hebat para raja dengan semarak; jubah dan mahkota mereka, para pengikut, perlengkapan dan para pengawal; kemegahan singgasana, istana dan gedung mewah di kota-kota, berbagai taman dan ladang di daerah pedesaan, termasuk berbagai bentuk kekayaan, kenikmatan, dan kesenangan. (Injil Matius 1-14, hal. 117) 

Kalau memang iblis sungguh-sungguh membawa Yesus ke gunung yang tinggi, lalu bagaimana dengan keberatan-keberatan di atas?

1.      Kalau dikatakan bahwa sukar dibayangkan jika Yesus bisa pergi / jalan-jalan bersama setan, menurut saya hal itu seharusnya ini tidak aneh kalau kita mengerti bahwa sebenarnya Yesus sendiri yang membiarkan diri-Nya dibawa setan dalam rangka pencobaan itu. Kalau mau dianggap aneh, ini sama anehnya dengan Mat 4:1 di mana Roh membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai iblis. Jadi bukannya Yesus tidak mau pergi lalu iblis mempunyai kuasa untuk membawa Yesus ke sana. Yesus sendiri di dalam perendahan-Nya membiarkan diri-Nya di bawa ke Bait Allah maupun gunung yang tinggi untuk dicobai.

John Gill – Hal ini dilakukan, bukan dengan suatu cara penglihatan, tetapi benar-benar dan sungguh-sungguh. Setan, dengan izin ilahi dan dengan persetujuan dari Kristus, yang menunjukkan penghinaan yang besar dan sikap merendahkan, memiliki kekuasaan atas tubuh-Nya, untuk memindahkan-Nya dari satu tempat ke tempat yang lain, sama seperti Roh Tuhan melarikan Filipus (Kis 8:39)…..”

Kis 8:39 - Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.

2.      Kalau dikatakan bahwa tidak ada gunung yang cukup tinggi darimana bisa melihat seluruh kerajaan dunia, menurut saya persoalannya terletak pada apakah kata-kata “seluruh kerajaan dunia” itu berarti hurufiah atau tidak. Jika memang itu berarti hurufiah, memang benar tidak ada gunung di dunia ini darimana orang bisa melihat seluruh kerajaan dunia. Tetapi kata-kata itu tidak harus diartikan secara hurufiah bukan? Bisa saja itu adalah gaya bahasa hiperbola atau kadang-kadang kata “dunia” dipakai tidak dalam arti seluruh dunia secara hurufiah. Bandingkan :

Luk 2:1 - Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.

Dikatakan bahwa Kaisar Agustus mengadakan sensus di seluruh dunia tetapi jelas bahwa tidak seluruh dunia dalam arti sesungguhnya mengikuti sensus ini bukan? “Dunia” dalam ayat itu hanya berarti sebagian kecil dari dunia yakni kekaisaran Romawi. Nah, jika demikian mengapa ini tidak bisa terjadi dalam Mat 4:8 ini? Jadi Yesus hanya melihat sebagian wilayah dari atas gunung itu tetapi lalu dikatakan “seluruh kerajaan dunia”.

3.      Keberatan ketiga bahwa iblis “dalam sekejap mata” memperlihat seluruh kerajaan dunia kepada Yesus, tidak menjadi masalah karena pada bagian ini iblis lalu memberikan tambahan penglihatan setelah Yesus berada di atas gunung. Perhatikan gambar berikut yang menunjukkan bahwa setelah Yesus dibawa ke atas gunung dan melihat semua wilayah yang bisa dilihat dari sana, iblis selanjutnya memberikan penglihatan kepadanya tentang segala kemegahan dunia itu dalam sekejap mata.

 Jika memang ini sungguh-sungguh terjadi, kira-kira iblis membawa Yesus ke gunung mana? Jika kita menganalisanya dari sisi geografis di mana Yesus dibaptis di sungai Yordan lalu dicobai di padang gurun Jeshimon, maka gunung tinggi yang ada di sekitar wilayah itu (sungai Yordan dan padang gurun Jeshimon) adalah gunung Pisga.



Bil 21:20 - dari Bamot ke lembah yang di daerah Moab, dekat puncak gunung Pisga yang menghadap Padang Belantara (KJV : Jeshimon)

Ul 3:17 - selanjutnya Araba-Yordan dan sungai Yordan dengan daerah pinggirnya, mulai dari Kineret sampai ke Laut Araba, yakni Laut Asin di kaki lereng gunung Pisga ke arah timur.
Ul 3:27 - Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.
Berikut ini adalah gambar gunung Pisga itu.




Gunung Pisga ini sama dengan gunung Nebo tempat Musa naik ke sana dan melihat tanah perjanjian. Dan memang gunung ini cukup tinggi untuk melihat seluruh wilayah sekitarnya.

Ul 34:1-3 – (1) Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan, (2) seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, (3) Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.








Kemungkinan besar ke atas gunung Pisga inilah Yesus dibawa oleh iblis untuk dicobai.

Kita tinggalkan dulu persoalan itu dan sekarang kita akan membahas pencobaan yang ketiga ini. Ada beberapa hal yang akan kita bahas :

I.       PENCOBAAN SETAN.

Mari perhatikan sekali lagi teks kita :

Mat 4:8-9 – (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Tadi kita sudah bahas persoalan “Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi….”. Di atas gunung ini ia memperlihatkan semua kerajaan dunia dan kemegahannya kepada Yesus lalu mulai melancarkan serangannya : "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Dalam versi Lukas, kata-katanya lebih panjang dan lebih menarik :

Luk 4:6-7 – (6) Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. (7) Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
Mungkin kita perlu memikirkan apakah kata-kata setan yang saya garisbawahi itu benar atau tidak? Ingat bahwa setan itu licik sehingga kadang-kadang yang dia katakan itu salah tapi kadang-kadang benar juga.

  1. Ada yang mengatakan bahwa kata-kata setan di sini benar.

Alasannya adalah Paulus memang menyebut setan demikian.

Efs 2:2 – “….kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
Efs 6:12 - karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Yohanes juga menyebut setan demikian

1 Yoh 5:19 - Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
Yesus sendiri tidak membantah kata-kata setan itu tetapi lebih dari itu Ia sendiri pernah berkata bahwa setan adalah penguasa dunia. 

Yoh 12:31 - Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar

Yoh 14:30 - Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.
Yoh 16:8,11 – (8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan … (11) penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
  1. Ada yang mengatakan bahwa kata-kata setan di sini tidak benar/penipuan.

Alasannya adalah Ef 2:2; 6:12; 1 Yoh 5:19; hanya menunjukkan bahwa setan punya kuasa / pengaruh yang besar di dunia, khususnya di antara orang yang tidak percaya. Juga Dalam Yoh 12:31; 14:30; 16:11 Yesus memang menyebut Iblis sebagai ‘penguasa dunia’, tetapi ini tidak dalam arti mutlak. Perhatikan kata-kata yang saya garisbawahi : “dilemparkan ke luar”, “ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku” dan “telah dihukum”.
Yoh 12:31 - Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar

Yoh 14:30 - Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.
Yoh 16:8,11 – (8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan … (11) penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Semua itu menunjukkan bahwa kuasa iblis tidaklah mutlak. Yesus sendiri berkali-kali mengusir setan. Lalu dalam Mazmur 2 ditunjukkan bahwa Allah / Yesuslah yang berkuasa. Dan setan memang dikenal sebagai pendusta (Yoh 8:44). Jadi, penguasa / pemilik alam semesta adalah Allah dan bukan setan!

Maz 24:1 - “…TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.

Dan Allah tidak pernah kehilangan kontrol atas seluruh alam semesta!

Maz 103:19 - TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu”.

Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa dalam menggoda, setan sering berdusta. Karena itu, hati-hati dengan dusta setan yang menawarkan hal-hal yang indah kepada saudara!

Setelah mengatakan kalimat demikian, setan lalu menawarkan semua kemegahan itu kepada Yesus dengan 1 syarat, Yesus mau sujud menyembahnya. Lalu apa sebenarnya tujuan setan melalui pencobaan ini? Sudah dijelaskan bahwa dalam pencobaan pertama setan mencobai Yesus untuk tidak percaya kepada Bapa-Nya, dalam pencobaan kedua ia mencobai Yesus untuk “terlalu percaya” pada Bapa-Nya sehingga lalu mencobai Bapa-Nya. Tapi dalam 2 pencobaan ini ia gagal menjatuhkan Yesus. Rupanya setan tahu bahwa ia tidak mungkin menjatuhkan Yesus dengan cara menyuruh Dia tidak percaya atau menyuruh Dia mencobai Bapa-Nya, dan karena itu di sini setan datang dengan cara yang lebih halus. Dia tidak lagi berusaha “membenturkan” Yesus dengan Bapa-Nya sebab itu sudah tidak mungkin. Seolah-olah dia tetap membiarkan Yesus percaya kepada Bapa-Nya, bergantung kepada bapa-Nya tetapi pada saat yang sama ia meminta juga hal yang sama dari Yesus bagi diri-Nya sendiri. Dengan kata lain setan mau berkata kepada Yesus Engkau boleh tetap percaya kepada Bapa-Mu, tetapi percaya juga kepadaku. Engkau boleh tetap berharap kepada Bapa-Mu, tetapi berharap jugalah kepadaku. Engkau boleh melayani Bapa-Mu, tetapi layani juga aku. Engkau boleh menuruti kehendak Bapa-Mu, tetapi turuti juga kehendakku. Engkau boleh menyembah Bapa-Mu, tetapi sembahlah aku juga. Nah, di sini kita bisa lihat bahwa setan tidak menggoda Yesus untuk melawan Bapa-Nya (seperti pada pencobaan pertama dan kedua), ia justru menggoda Yesus untuk melakukan semacam kompromi/kerja sama.

J.J. de Heer – “….Iblis pada waktu itu menawarkan semacam kompromi. Yesus tidak perlu "mengutuki" Allah. Ia boleh tetap mengakui Allah, tetapi di samping itu Ia harus mengakui Iblis sebagai suatu "penguasa yang besar", yakni dengan jalan berlutut di hadapannya. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 55).

William Barclay – Yang hendak diucapkan oleh si pencoba adalah hal yang berikut : "Marilah kita membuat kompromi, marilah kita atur bersama. Jangan mengajukan tuntutan yang begitu tinggi. Berilah perhatian sedikit saja kepada hal-hal yang jahat dan yang masih dipertanyakan, maka orang-orang akan berbondong-bondong mengikutiMu". Ini adalah pencobaan untuk bergandengan tangan de­ngan dunia dan bukan untuk menyajikan tuntutan Allah yang tidak kenal kompromi kepada dunia. Itulah pencobaan untuk maju dengan jalan mundur, untuk merubah dunia dengan jalan menjadi sama dengan dunia ini. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 116).

Dalam kompromi ini masing-masing pihak akan mendapatkan keuntungannya. Iblis disembah (dan memang ia sangat suka disembah) dengan demikian ia berada di atas Yesus dan ia akan menjadi pemilik tunggal dunia ini.

Matthew HenryKarena Iblis tahu bahwa kalau pada suatu waktu ia dapat bermitra dengan Yesus, maka ia akan segera menjadi pemilik tunggal dunia ini. (Injil Lukas 1-12, hal. 156-157)

Yesus sendiri akan memperoleh kekuasaan yang besar atas dunia ini, Ia akan mendapatkan banyak pengikut tanpa harus mengalami penderitaan dan salib, bahkan Ia akan menjadi sangat kaya raya.

Budi Asali – Kalau Yesus menggunakan cara yang seharusnya, maka Ia harus menderita dan mati disalib baru bisa mengumpulkan orang-orang untuk datang kepada-Nya. Tetapi dengan cara setan ini, Ia hanya perlu tunduk kepada setan, dan seluruh dunia akan diberikan kepada-Nya.

B. J. Boland - Dengan jalan itu tentulah Yesus akan dapat memperoleh banyak pengikut! Sebab orang-orang nasionalis di kalangan bangsa Yahudi mengharapkan bahwa Mesias akan menegakkan suatu kerajaan duniawi dan akan memberikan kepada orang Yahudi kekuasaan atas dunia bangsa-bangsa. Penolakan kompromi itu berarti bahwa Yesus tidak memilih jalan yang gampang ke arah kehormatan dan kemuliaan duniawi, tetapi jalan "Hamba Tuhan yang menderita"...”. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 97).

Jadi ada semacam “Win-Win Solution” antara setan dan Yesus. Tentu ini adalah suatu kompromi yang sangat menguntungkan secara duniawi. Dan kalau saja Yesus menerima tawaran kompromi dari setan ini maka seluruh pelayanan Yesus akan bersifat kompromistis. Di satu sisi Ia akan mengajar orang untuk mengikuti Allah, tetapi pada yang sama Ia tidak bisa menyuruh orang meninggalkan setan. Di satu sisi Ia akan menyuruh orang untuk hidup benar, tetapi di sini yang lain Ia tidak bisa mengecam orang yang hidup jahat. Di satu sisi Ia akan menyerukan agar orang beribadah kepada Allah, tetapi di sisi yang lain Ia tidak bisa menyalahkan para penyembah berhala apalagi menyuruh mereka berhenti dari penyembahan berhala itu, dll. Dengan demikian juga agama yang ditawarkan Yesus adalah suatu agama kompromi. Kompromi antara Tuhan dan setan, kompromi antara gelap dan terang, kompromi antara kebenaran dan kedurhakaan.

J.J. de Heer  - Seandainya Tuhan Yesus jadi ditolong oleh Iblis, Iblis pun tidak akan melarang Yesus mengajarkan agama, tetapi tidak dapat tidak agama semacam itu akan menjadi agama kompromi, yang di dalamnya kemurnian maksud dan tuntutan-tuntutan Allah adalah samar-samar dan menjadi pudar. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 55).

Inilah tujuan pencobaan ketiga dari setan! Bahwa pada pencobaan ketiga ini setan tidak menyuruh Yesus melawan/meninggalkan Bapa-Nya melainkan menawarkan suatu kompromi di antara keduanya, menurut saya ini adalah pencobaan terberat. Adalah lebih mudah untuk menolak godaan yang menyuruh kita melawan/meninggalkan Allah secara terang-terangan / menjadi ateis, tetapi sukar untuk menolak godaan yang bersifat kompromi di mana kita tidak harus melawan/meninggalkan Allah tetapi pada saat yang sama kita juga menuruti keinginan-keinginan setan. Setan tahu akan hal ini dan karena itu ia banyak melakukan serangan seperti ini terhadap anak-anak Tuhan. Itulah sebabnya ada banyak orang mengikuti Tuhan, tetapi pada saat yang sama mereka juga mengikuti keinginan-keinginan setan. Ada banyak orang memberi waktu untuk Tuhan tetapi pada saat yang sama tetap ada waktu untuk setan. Ada banyak orang melayani Tuhan, tetapi pada saat yang sama tetap menyembah berhala. Ada banyak orang rajin beribadah, baca Alkitab, berdoa, mengikuti kelas Pelajaran  Alkitab, dll (kelihatan rohani sekali) tapi pada saat yang sama dosa (berzinah, menipu, maki, gosip, fitnah, korupsi, mabok, dll) juga jalan terus.

Ada sebuah cerita begini. Suatu malam Pace mabok berat dan tidak pulang rumah. Bapanya mencari dia menemukan dia sementara tertidur di gereja. Bapanya berkata : “Pace, mengapa kamu mabok berat tapi tidur di gereja”? Karena Pace biasa rajin membaca Alkitab maka Pace pun menjawab pertanyaan bapaknya secara Alkitabiah : "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Luk 2:49).  Bapanya yang kaget karena tidak menduga Pace akan menjawab demikian lalu bertanya kepadanya : “memang engkau tuh yang Mesias?” Pace menjawab : "…Engkau sendiri mengatakannya" (Luk 23:3). Tiba-tiba mobil patroli berhenti di depan gereja dan melihat Pace yang mabok berat, polisi pun mengangkut Pace ke mobil patroli dan membawanya ke kantor Polisi. Pada saat mobil mau berangkat, Pace pun berseru : “Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (Mat 26:45).

Cerita ini memperlihatkan bahwa Pace begitu hafal ayat-ayat Kitab Suci. Tetapi pada saat yang sama ia tetap dalam dosa kemabukannya. Inilah contoh dari kompromi yang ditawarkan setan. Demikian juga ada banyak orang yang mau kompromi dengan dosa/setan, asal saja mereka bisa mendapatkan keuntungan yang besar dan cepat seperti korupsi, mencuri, menyogok, atau bahkan memakai kuasa gelap untuk cepat sukses dan kaya. Apakah saudara juga seringkali berada dalam kompromi-kompromi seperti ini? Ingatlah bahwa di balik setiap kompromi antara kebenaran dan dosa ada setan di balik itu.

Bukan hanya dalam soal hidup pribadi setan menyerang kita untuk berkompromi, bahkan dalam hal agama sekalipun, setan menawarkan kompromi sehingga lalu muncul agama kompromi. Apa yang saya maksudkan dengan agama kompromi? Itu adalah agama pluralisme yang menolak adanya 1 agama yang benar dan lalu menerima sebagai kebenaran semua paham dari agama-agama yang ada. Inilah agama yang dipopulerkan dan dipublikasikan oleh banyak pendeta dan teolog liberal. Agama pluralisme ini sebenarnya berakar dari filsafat post modernism yang lalu melahirkan paham relativisme yang meragukan adanya kebenaran yang mutlak/obyektif. Yang ada hanyalah kebenaran yang bersifat relatif, apa yang benar menurut anda belum tentu benar menurut saya. Jadi kebenaran itu tergantung pada orang, pada tempat dan pada situasi tertentu.  Paham relativisme ini lalu merambah ke dunia agama di mana orang berpendapat bahwa apa yang benar menurut suatu agama belum tentu benar menurut agama yang lain. Masing-masing pemeluk agama meyakini bahwa agama yang dianutnyalah yang benar. Dan karena itu tidak ada yang namanya kebenaran obyektif. Semuanya relatif! Paham ini lalu akhirnya melahirkan apa yang disebut sebagai “Teologia Religinium” (Teologia Agama-Agama) dengan spirit pluralisme yang lalu berpandangan bahwa tidak boleh ada 1 agama pun yang menganggap dirinya paling benar. Semua agama harus dianggap sama benar!

Esra Alfred SoruPluralisme agama menyatakan bahwa kebenaran adalah milik bersama. Semua agama punya inti atau esensi yang sama.… Troeltsch...berpendapat : Semua agama, termasuk Kristen, selalu mengandung elemen kebenaran dan tidak satu agama pun yang memiliki kebenaran mutlak. Konsep ketuhanan di muka bumi ini beragam dan tidak tunggal….John Hick...mengajarkan bahwa : hakikat dan keselamatan bukanlah monopoli satu agama tertentu, melainkan semua agama juga menyimpan hakikat yang mutlak dan sangat agung. Maka dari itu, menjalankan program masing-masing agama bisa menjadi sumber keselamatan’…Pluralisme ini menolak adanya satu agama atau pandangan umum mana pun yang menyatakan hanya dirinya yang benar. Pluralisme ini berpendapat bahwa semua agama dan ajaran harus dianggap sama benarnya….Tidak ada agama yang berhak menyatakan dirinya baik atau benar sedangkan yang lain salah." Semua agama adalah jalan kepada sang Realitas Agung, masing-masing memiliki jalan dan caranya sendiri-sendiri. Semua orang dari semua agama diharapkan mengakui kebenaran agamanya sebagai yang mutlak bagi dirinya sendiri, namun relatif bagi agama lain. Begitu juga, kebenaran dan keselamatan agama lain adalah mutlak bagi pemeluknya, namun relatif bagi agama kita.…Karena itu, semua agama telah memiliki jalan keselamatan masing-masing. Semua agama adalah jalan menuju kepada Realitas Tertinggi, dengan caranya masing-masing…Intinya, kaum pluralis berusaha keras untuk mengembangkan "ajaran baru" yang menurut mereka bisa diterima agama-agama lain di mana mereka menyatakan bahwa semua agama sama benarnya, sama absahnya dan karenanya tidak boleh ada agama yang menyatakan diri paling benar. Teologi agama-agama ini mereka sebut sebagai Teologi Religionum…Organisasi PGI menerima dengan bulat Teologi Religionum ini dan para teolog Kristen juga mempopulerkan “ajaran baru” ini di antaranya adalah Dr. Eben Nuban Timo. Dalam opininya di harian Pos Kupang, 29 Nov 2002 dengan judul Dua Muka Dari Agama” Dr. Eben Nuban Timo berkata : Saya menjadi lebih malu lagi jika berpendirian bahwa ada agama tertentu paling sempurna sedangkan agama lain tidak. (hal. 4). Menganggap diri sebagai yang paling benar, paling sempurna dan paling dekat dengan Allah adalah bahaya lain yang datang dari agama. Agama Kristen mengklaim diri sebagai satu-satunya distributor keselamatan berdasarkan Johanes 14:6. Salus extra ecclesian non est (di luar gereja tidak ada keselamatan). Ini motto yang masih laku di kalangan orang Kristen….(Ibid). Dr. Nuban Timo melanjutkan : Benarkah anggapan bahwa agama yang saya anut adalah yang paling benar sedangkan agama sesama saya adalah superstition? Bagi saya berpikir seperti itu sama dengan menyembah berhala karena ada upaya menyamakan agama dengan Allah, menyetarakan nafsu manusia dengan Firman Allah. (Ibid). Akhirnya Dr. Nuban Timo menyimpulkan : “Kenyataan pluralitas agama mengandaikan adanya keragaman aspek kebenaran yang dipahami dan diterima manusia. … Inilah “Pluralisme Agama”, suatu paham, suatu “ajaran baru”, yang menganggap bahwa kebenaran ada dalam semua agama dan karenanya tidak ada satu agama pun termasuk Kristen yang adalah agama yang paling benar. Menganggap agama sendiri paling benar adalah sesuatu yang memalukan, minimal bagi seorang Dr. Eben Nuban Timo. (‘Pluralisme Agama : Sebuah Ajaran Baru’, Opini Timex, 26 Januari 2006).

Jadi tidak peduli agama itu mau menyembah apa, mau berpandangan seperti apa, mau mengajarkan apa, yang penting semuanya dianggap benar. Ini sebenarnya pandangan yang tidak masuk di akal karena jika memang tidak ada kebenaran yang mutlak, lalu apakah pandangan yang mengatakan tidak ada kebenaran yang mutlak itu mutlak atau tidak? Jika tidak mutlak, berarti belum tentu benar. Kalau mutlak, berarti teorinya salah karena mengatakan tidak ada yang mutlak. Juga mana mungkin semua agama sama-sama benar sedangkan klaim-klaim agama itu bukan hanya saling berbeda tetapi juga saling bertentangan. Mungkinkah semua yang bertentangan itu dianggap sama-sama benar? Simaklah apa yang dikatakan R.C. Sproul berikut ini  :

R.C. Sproul - Bagaimana mungkin Budhisme benar jika ia menyangkal adanya Allah yang bersifat pribadi dan pada saat yang bersamaan Kekristenan juga benar padahal Kekristenan menegaskan adanya Allah yang bersifat pribadi ? Mungkinkah ada Allah yang bersifat pribadi dan Allah yang tidak bersifat pribadi pada saat yang sama dalam hubungan yang sama ? Mungkinkah Yudaisme Ortodoks yang menyangkal hidup setelah kematian benar dan Kekristenan yang menyatakan adanya hidup setelah kematian juga benar ? Mungkinkah agama Islam klasik yang mendukung pembunuhan orang kafir memiliki etika yang benar dan pada saat yang bersamaan etika Kristen untuk mengasihi musuh juga sama benarnya?’ Hanya ada 2 cara untuk mempertahankan absahnya semua agama. Pertama, dengan mengabaikan kontradiksi yang jelas antara agama-agama tersebut dan bersikap tidak rasional; kedua, dengan menganggap kontradiksi yang ada sebagai masalah yang tidak penting. Pendekatan yang kedua melibatkan kita dengan proses reduksionisme yang sistematis. Reduksionisme menghilangkan dari masing-masing agama unsur-unsur yang dianggap vital oleh para pengikut agama itu sendiri dan mengurangi nilai agama menuju persamaan yang bersifat umum. Perbedaan antar agama dikaburkan dan diperlemah untuk mendukung terjadinya perdamaian dalam agama” (Mengapa Percaya , hal. 29-30).

Berarti di sini paham pluralisme adalah suatu bentuk kompromi demi mencapai perdamaian dengan mengorbankan kebenaran. Tidakkah ini adalah model agama yang ditawarkan setan? Kiranya ini membuat mata kita terbuka untuk bisa melihat perwujudan dari pekerjaan setan dalam hidup kita setiap hari dalam bentuk kompromi-kompromi.

II.    JAWABAN YESUS.

Lalu bagaimana reaksi Yesus terhadap tawaran setan ini?

Mat 4:10 - Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Jadi pertama-tama Yesus mengusir iblis ini. Ini menunjukkan Yesus lebih besar dari setan. Yesus lalu berkata Ada tertulis”. Sekali lagi kita melihat bahwa Yesus menggunakan Firman Tuhan sebagai senjata untuk menghadapi setiap serangan setan. 3 kali pencobaan selalu dihadapi-Nya dengan Ada tertulis”. Ia benar-benar berpegang pada Firman Allah. Ayat yang dikutip Yesus ini ada dalam Ul 6:13 dan Ul 10:20.

Ul 6:13 - Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Ul 10:20 - Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Hanya saja dalam kutipan ini Yesus menambahkan kata “hanya” dan kata “haruslah” Ia ganti dengan kata “sajalah”. Jadi Yesus mengeksplisitkan apa yang bersifat implisit di dalam Ul 6:13 dan Ul 10:20. Lihat perbandingannya di sini :


Tadi kita sudah melihat bahwa setan menawarkan kompromi kepada Yesus, tapi dengan mengutip ayat ini yang mengatakan Hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” Yesus menolak tawaran kompromi dari setan itu dan menekankan betapa eksklusifnya penyembahan kepada Allah. Setan selalu menawarkan kompromi, tetapi Allah sama sekali tidak ingin adanya kompromi. Bandingkan :

Yos 24:15 - Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini….”

1 Raj 18:21 – “…"Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." …”

Benar bahwa Allahlah dan hanya Allahlah yang boleh kita sembah dan kepada-Nya kita berbakti. Karena itu kita tidak boleh menyembah apa pun / siapa pun selain Allah seperti :
·         Menyembah setan. Misalnya dalam kalangan gereja setan.
·         Menyembah berhala (Kel 20:4-6).

Kel 20:4-6 – (4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
·         Menyembah malaikat.

Malaikat yang benar pasti akan menolak dismebah (Wah 19:10; 22:8-9). Jadi kalau ada malaikat yang mau disembah, itu pasti adalah setan yang menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor 11:14).

·         Menyembah manusia.

Ini termasuk sungkem dan paikwi kepada orang tua / kakek / nenek. Memang dalam Perjanjian Lama ada banyak penyembahan yang dilakukan terhadap manusia seperti raja, nabi dan sebagainya. Tetapi ingat bahwa pada zaman Perjanjian Lama kata-kata Yesus dalam Mat 4:10 ini belum diucapkan. Ul 6:13 memang sudah ada, tetapi ingat bahwa dalam Ul 6:13 kata ‘hanya’ itu tidak ada. Baru pada waktu Yesus mengutipnya dalam Mat 4:10 kata ‘hanya’ itu ditambahkan.  Jadi sejak Mat 4:10 itu diucapkan, tidak boleh lagi ada penyembahan terhadap manusia, sekalipun motivasi / tujuannya hanya untuk penghormatan. Ini terlihat dengan jelas misalnya dalam Kis 10:25-26 di mana Petrus menolak penyembahan dari Kornelius, sekalipun jelas bahwa Kornelius bukan menyembahnya sebagai Allah, tetapi hanya sekedar sebagai penghormatan saja.

Kis 10:25-26 – (25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."
Baca juga : Kis 14:14-18.

·         Menyembah orang mati.

Orang mati di sini termasuk orang tua atau nenek moyang kita, Bunda Maria, dan “orang-orang suci” lainnya. Secara khusus tentang penyembahan Maria ini, orang Katolik berargumentasi bahwa mereka tidak menyembah Maria. Mereka hanya menghormati Maria saja. Tetapi ini tetap salah. Simak tulisan saya berikut ini yang adalah debat saya dengan seorang pemimpin Katolik (Romo Geradus Duka) yang dimuat di koran Timex :

Esra Alfred Soru – Selain itu saya juga ingin mengajak Pak Geradus  untuk menyimak Kis 10:25-26: “Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja." Pak Geradus yang terkasih, ayat ini jelas mengatakan bahwa  Kornelius menyembah Petrus. Apakah menurut Pak Geradus Kornelius sedemikian tolol sehingga menganggap Petrus adalah Allah dan ia menyembahnya? Saya kira tidak! Kornelius hanya ingin menunjukkan rasa hormatnya saja kepada Petrus dan itu ia lakukan dengan cara menyembahnya. Tetapi bagaimana reaksi Petrus? Menerimanya sebagai penghormatan belaka? Ternyata tidak! Petrus berkata "Bangunlah, aku hanya manusia saja."  Perhatikan bahwa sekalipun yang ada di pikiran Kornelius adalah penghormatan namun praktek yang ia lakukan adalah penyembahan. Petrus menolak ini dengan mengatakan “aku hanya manusia” karena bagi Petrus tindakan seperti itu hanya boleh dilakukan terhadap Allah sebagaimana kata Mat 4:10 : “… Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!". Jadi di mata Petrus tetap adalah sebuah kesalahan jika seseorang dalam prakteknya sujud menyembah yang bukan Allah sekalipun yang ada di dalam pikiran dan niatnya adalah sekedar penghormatan. Maafkan saya temanku, tapi tidakkah tindakan Kornelius terhadap Petrus itu sama dengan tindakan orang Katholik terhadap Maria? Tidakkah dalam teori dan dogmanya gereja Katholik mengatakan tidak menyembah Maria melainkan hanya menghormatinya (hyperdulia) padahal dalam prakteknya menyembahnya seperti yang dilakukan Kornelius pada Petrus? Jika Petrus menolak praktek seperti itu dan menganggap hal itu hanya boleh dilakukan pada Allah, lalu kira-kira bagaimana sikap Maria sendiri terhadap praktek orang Katholik yang sujud di bawah patungnya? Kalau Maria tidak menolaknya maka saya yakin itu bukan Maria yang diceritakan dalam Kitab Suci. Kalau itu Maria yang diceritakan Kitab Suci maka saya yakin seandainya ia bisa berbicara, ia mungkin akan mengatakan Kalimat yang kurang lebih seperti yang dikatakan Petrus kepada Kornelius : "Bangunlah, aku hanya manusia saja."  Ini pendapat saya. Mohon tanggapan Pak Geradus! (Maria : Antara Dogma Gereja dan Kesaksian Alkitab”, Opini Timex, 7 Januari 2008)

·         dll.

Semua penyembahan kita hanya ditujukan kepada Allah saja.

Matthew Henry – Perhatikanlah, penyembahan kita hanya boleh ditujukan kepada Allah semata dan tidak boleh dipersembahkan kepada makhluk lain, karena penyembahan merupakan bunga mahkota yang tidak boleh diabaikan. Penyembahan itu meru­pakan ranting kemuliaan Allah yang tidak  akan diberikan-Nya kepada siapa pun. Ia hanya memberikannya kepada Anak-Nya sendiri, yaitu, dengan mewajibkan umat manusia menghormati Anak sama seperti mereka  menghormati  Bapa, karena Sang Anak tersebut juga Allah, setara dengan Bapa-Nya dan satu dengan-Nya. (Injil Matius 1-14, hal. 122) 

Di samping itu kita juga harus berwaspada dan menolak setiap tawaran kompromi dengan dosa/ketidakbenaran (di pekerjaan, kantor, proyek, politik, pemerintahan, pelayanan, dll) walaupun itu mungkin sangat menguntungkan kita secara materi. 

Pulpit Commentary - “Never to associate with wicked men for the attainment of good ends” (Jangan pernah bergabung dengan orang-orang jahat untuk mencapai tujuan yang baik).


- AMIN -





Tidak ada komentar: