Selasa, 08 Februari 2011

TUNTUTAN KRISTUS

Pengkhotbah

Esra Alfred Soru

K

ita akan belajar Firman Tuhan hari ini dari satu bagian Alkitab yang terus terang membingungkan banyak orang. Apa yang dibingungkan dan mengapa harus bingung? Kita akan melihatnya dalam pembahasan khotbah ini. Mari kita membaca teks yang akan kita bahas ini. 

Mat 10:32-36 - “(32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.’ (34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.



Konteks bacaan kita sejak Matius pasal 10:1 adalah tentang pemberitaan Injil. Ini dimulai sejak pasal 10:1-4 di mana Yesus memanggil kedua belas rasul, lalu mengutus mereka (10:5-15). Dalam pengutusan itu, Ia juga memberikan pesan-pesan kepada murid-murid-Nya itu (10:16-42). Karena itu bacaan kita (10:32-36) adalah sebagian pesan Yesus kepada murid-murid-Nya yang diutus-Nya untuk memberitakan Injil. Maka pemberitaan Injil adalah konteks secara umum dari Matius 10 ini. Dalam pasal 10:16-46 ini ada banyak hal yang Yesus bicarakan berkaitan dengan pemberitaan murid-murid, tetapi kita tidak akan membahas itu semua. Kita hanya akan mengkonsentrasikan pembahasan kita pada ayat 32-36 saja yang sudah kita baca. Dalam ayat yang kita baca, Yesus sesungguhnya membicarakan 2 hal penting :

I.        MASALAH PENGAKUAN TERHADAP YESUS

Hal pertama yang dibicarakan Yesus dalam ayat bacaan kita adalah masalah pengakuan terhadap diri-Nya di hadapan manusia.

Mat 10:32-33 - (32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.

Di sini kita bisa melihat adanya tuntutan yang sangat keras dari Yesus. Kita bukan hanya tidak boleh menyangkal Kristus (ay 33), tetapi kita juga harus mengakui Kristus di depan manusia (ay 32). Bandingkan :

Rom 10:9-10 - (9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”.

Jadi di sini terlihat ada tuntutan untuk mengakui Yesus di depan manusia. Keharusan mengakui Yesus di depan manusia jelas bisa menyebabkan terjadinya penderitaan sama seperti keharusan memberitakan Injil. Andaikata kita boleh menjadi pengikut Yesus tanpa harus mengakui Yesus di depan manusia, maka kita aman. Lihatlah contoh-contoh orang yang mau ikut Yesus atau percaya pada Yesus tetapi tidak mau mengakui di depan umum seperti Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea.

Yoh 19:38-39 – (38) Sesudah itu Yusuf dari Arimatea -- ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi -- meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. (39) Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
Juga contoh tentang Petrus (Mat 26:69-75). Masih ada lagi contoh lain yakni pemimpin-pemimpin Yahudi tertentu.

Yoh 12:42-43 - “(42) Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. (43) Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah”.

Tetapi jelas Yesus memberikan tuntutan yang lain. Tuntutan untuk mengakui Dia di depan manusia.

Dalam hidup saudara setiap hari, apakah saudara sering tidak mengakui Yesus di depan manusia? Misalnya malu berdoa pada waktu makan di tengah-tengah orang kafir, atau kalau memimpin doa di tengah-tengah orang beragama lain, lalu takut menyebut nama Yesus / Kristus. Saya sungguh terkesan dengan kebiasaan dari Agnes Monika yang kalau dia berhasil meraih penghargaan dalam ajang-ajang bergengsi, dia pasti tidak malu mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Tuhan Yesus Kristus di depan banyak orang yang bukan beragama Kristen. Demikian juga Igo (juara Indonesian Idol) yang pada saat dinobatkan sebagai Indonesian Idol, ia tanpa malu mengucapkan syukurnya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ini tentu contoh yang baik dari mereka yang tidak malu mengakui nama Tuhan di depan orang-orang yang tidak percaya. Ada banyak orang juga malu mengaku diri sebagai orang Kristen karena takut hubungan dengan orang lain menjadi rusak, dan banyak contoh lainnya. Atau juga hanya berdiam diri pada waktu orang berbicara salah tentang Yesus / kekristenan. Kalau saudara melakukan itu, memang itu akan menjadikan saudara ‘aman’. Tetapi Yesus tak pernah menghendaki hal ini! Ia menghendaki saudara mengakui Dia di depan manusia! Ini bisa menyebabkan kita dihina, diejek, dikucilkan, bahkan dianiaya / dibunuh! Tetapi itu adalah harga yang harus dibayar dari tuntutan Kristus ini. Jadi kita tidak boleh menyangkal Dia di hadapan manusia. Tetapi banyak orang melakukan hal ini. William Barclay berkata bahwa ada macam-macam cara kita bisa menyangkal / tidak mengakui Yesus.

  1. Kita bisa menyangkal Kristus dengan kata-kata kita.

Ini persis seperti yang dilakukan Petrus. Perhatikan :

Mat 26:71-72 – (71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." (72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."
Ada banyak pengalaman orang menyangkal Yesus secara langsung seperti ini. Seorang Kriosten di Rusia di sekap di dalam penjara bawah tanah. Ia disiksa dan dianiaya tetapi ia tetap bertahan hingga saat di mana ia dipaksa untuk membuang air besar dan memakan kembali ”kotorannya” sendiri. Ia akhirnya menyangkali imannya dan ketika teman-temannya menyuruhnya untuk tetap setia dan bertahan, ia berkata ”saya sudah lebih menderita dari Yesus Kristus”. Bagaimana dengan saudara? Ingat pada saat masa ”Great Trubullation” nanti dikatakan bahwa penderitaan yang akan dialami orang percaya sangat hebat.

Mat 24:21 - Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
Ini berarti bahwa penderitaannya akan sangat hebat. Beranikah saudara tetap mengakui Yesus saat itu dan tidak menyangkal Dia?

  1. Kita bisa menyangkal Kristus lewat tindakan kita.

Barclay lalu menceritakan tentang seorang bernama J.P. Mahaffy yang ketika ditanya apakah dia seorang Kristen atau bukan, ia menjawab ”Ya, saya seorang Kristen tapi tidak begitu giat”. Barclay berkata bahwa yang dimaksudkan dengan jawaban ini adalah bahwa meskipun dia adalah seorang Kristen tetapi kekristenannya sama sekali tidak diberi peluang untuk mempengaruhi kehidupan sosial serta kenikmatan hidup yang dimilikinya. Dan kebanyakan kita juga seperti itu bukan?

William BarclaySeringkali kita berkata pada orang lain bahwa kita adalah orang Kristen tetapi kenyataannya kita banyak tidak peduli dengan kekristenan kita. Meskipun kita mengaku Kristen, tapi kita tidak punya kemauan sama sekali untuk menunjukkan kekristenan kita, ....”

Kita bisa mengukur diri kita dengan membandingkan apa yang seharusnya dilakukan seorang Kristen/pengikut Kristus dan apa yang sudah/sementara kita lakukan. Misalnya seorang Kristen / pengikut Kristus seharusnya jujur. Kalau kita tidak jujur/suka berbohong berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Dunia bulu tangkis Indonesia pernah mengenal seorang juara bernama Christian Hadinata. Ada satu cerita menarik tentang Christian ini. Dalam satu pertandingan final juara dunia bulu tangkis, ia berhadapan dengan seorang lawan dari negara lain. Dan pertandingan itu sangat menegangkan ketika point keduanya sama pada angka terakhir sebelum game. Artinya dalam ”duel” itu siapa yang menang maka dialah yang akan keluar sebagai juara dunia. Pada saat pertarungan itu berjalan dnegan sengitnya, tiba-tiba sang lawan melakukan smash dan wasit mengatakan bahwa smash itu keluar lapangan dan dengan demikian Christian keluar sebagai juara dunia. Ketika semua penonton sudah bersorak gembira, tiba-tiba Christian mengadakan protes kepada wasit dan mengatakan bahwa smash lawannya tadi masuk dan ia melihat dengan jelas sekali bahwa smash tersebut masuk. Konsekuensi dari kejujuran Christian ini adalah ia kehilangan gelar juara dunia di mana itu akan beralih kepada lawannya. Tapi Christian tetap jujur dan dengan demikian lawannya yang dinobatkan sebagai juara dunia. Insiden itu mendapat perhatian banyak orang dan ketika akhir pertandingan, seorang wartawan bertanya kepada Christian, mengapa ia melakukan itu? Dan Christian pun menjawab ”namaku Christian dan aku orang Kristen. Seorang Kristen seharusnya tidak boleh berbohong!”. Ini jawaban yang luar biasa dan saya kira ini mempermuliakan nama Tuhan. Andai saja ada banyak orang Kristen seperti ini, sayang bahwa kebanyakan orang Kristen justru rajin berbohong demi keuntungan dan kemenangan. Mereka menyangkali Kristus lewat tindakan mereka. Seorang Kristen/pengikut Kristus harusnya rajin berbakti. Kalau kita hanya muncul di gereja 2 kali setahun, berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang Kristen/pengikut Kristus seharusnya tidak mencuri. Kalau kita ternyata menjadi koruptor di tempat kerja kita, berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang Kristen/pengikut Kristus seharusnya mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Kalau kita ternyata membenci dan tidak mengampuni orang lain, berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang Kristen/pengikut Kristus harusnya setia melayani. Kalau kita tidak pernah terlibat di dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama kita, berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang Kristen/pengikut Kristus harusnya bertobat dari dosa-dosa kita. Kalau kita ternyata terus menerus berbuat dosa tanpa niat untuk bertobat berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita. Seorang Kristen seharusnya rajin belajar Firman Tuhan. Kalau kita tidak suka Firman Tuhan (lebih suka koran, majalah, sinetron, internet, Face Book, dll), kalau kita tidak suka khotbah lama-lama, kalau kita suka cari gereja yang khotbahnya 10 menit yang tidak jelas arahnya, berarti kita telah menyangkali Kristus dan kekristenan kita, dan masih banyak contoh lainnya. Ini semua adalah bentuk penyangkalan terhadap Kristus dan kekristenan kita lewat tindakan-tindakan kita. Banyak orang Kristen jatuh pada penyangkalan seperti ini.

  1. Kita bisa menyangkal Kristus lewat kediaman kita.

Orang bisa menyangkal lewat kata-kata, orang bisa menyangkal lewat tindakan, tapi orang juga bisa menyangkal lewat sikap diam. Penyangkalan dan penolakan tak selamanya harus diwujudkan lewat kata-kata/tindakan tetapi bisa juga lewat kediaman. Bayangkan kalau saudara menginap di rumah orang selama beberapa waktu, orang-orang dalam rumah itu sama sekali tidak mengusir saudara, mereka tidak menyuruh saudara pulang. Mereka hanya diam seribu bahasa, tidak berbicara sama sekali dengan saudara. Kalau saudara waras, saudara akan tahu bahwa mereka sebenarnya menolak saudara. Mereka menolak saudara bukan dengan kata-kata melainkan dengan kediaman mereka. Tanpa kita sadari bahwa kita sering menyangkal Kristus dan kekristenan kita lewat sikap diam kita.

William BarclaySebagai orang Kristen kita mempunyai banyak kesempatan dan peluang untuk berkata-kata tentang Kristus, untuk menyuarakan suara Kristiani menentang kejahatan, untuk menunjukkan sikap Kristiani yang tegas dan mempertahankannya. Tapi kenyataannya kesempatan-kesempatan itu lebih mudah kita lewatkan dengan diam,bungkam seribu bahasa. Kita diam dan tidak mengeluarkan kata-kata Kristiani sama sekali. Dan sikap bungkam atau diam seperti itu adalah suatu penolakan dan pengkhianatan terhadap Yesus Kristus.

Padahal Firman Tuhan melarang kita diam saat di mana suara kekristenan kita harus dikeluarkan.

1 Tes 5:14 - Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, ....”
Sekarang pikirkan ini! Pada saat saudara tahu ada ketidakadilan dalam masyarakat, apakah saudara berani protes atau diam saja? Apakah suara kekristenan saudara dikeluarkan atau hanya diam? Kalau saudara tahu di kantor/tempat pekerjaan saudara atau bahkan di gereja ada orang yang tidak jujur dengan keuangan/korupsi, apakah saudara bersuara atau memilih diam? Kalau saudara tahu ada orang yang saling menghina, mencaci maki, membenci dan mendendam, apakah saudara diam saja? Kalau saudara tahu ada pembantu rumah tangga yang diperlakukan semena-mena, apakah saudara diam? Kalau saudara tahu ada dosa dan pelanggaran dari seseorang, apakah saudara memilih diam dengan alasan bukan urusan saudara?  Bandingkan ini dengan sikap Yohanes Pembaptis yang berani menegor raja Herodes terkait kasus perzinahannya :

Mat 14:4 - Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!"
Juga sikap Paulus ketika menegur Petrus :

Gal 2:14 - Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"
Kalau saudara tahu ada orang yang menyebarkan ajaran sesat, apakah saudara memilih diam saja dan sabar-sabar saja? Ingat, sikap seperti ini dikecam oleh Firman Tuhan.

2 Kor 11:4 - Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
Sebaliknya Firman Tuhan justru memuji orang yang tidak dapat sabar terhadap ajaran-ajaran sesat.

Wah 2:2 - Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.

Reformasi Protestan mencatat bukan hanya nama Martin Luther tetapi juga sejumlah tokoh yang lain seperti Calvin, Zwenglee dan juga John Wycliffe. Wycliffe dengan hebat melakukan perlawanan terhadap ajaran-ajaran sesat dalam Roma Katolik pada saat itu. Akibatnya adalah pihak Katolik memberikan hukuman baginya.

Konsili Constance (14 Mei 1415)Konsili yang kudus ini menyatakan, memutuskan dan memberikan hukuman bahwa John Wycliffe adalah bidat yang buruk dan ia mati dalam kebidatannya secara keras kepala. Konsili juga mengutuk orang yang seperti dia dan mengutuk orang yang mengenangnya.  Konsili ini juga menyatakan dan memerintahkan agar tubuh serta tulangnya, jika itu bisa dibedakan dari tubuh orang yang setia lainnya, harus dikeluarkan dari tanah, dan ditempatkan jauh dari penguburan gereja mana pun, sesuai petunjuk peraturan dari hukum. (Foxe’s Book of Martyr, hal. 58).

Dan masih banyak contoh-contoh lainnya. Dalam kondisi-kondisi semacam ini kalau kita diam dan tidak mengeluaran suara kekristenan kita maka sesungguhnya kita telah menyangkal Kristus dan kekristenan kita.

William BarclayLebih banyak jumlah orang kristen menolak dan mengkhianati Kristus dengan sikap diamnya ketimbang kata-kata yang terucapkan. Di sini tidak berlaku pepatah yang mengatakan ”Silent is golden” (diam itu emas).

Jika demikian pengertiannya, sekarang pikirkan apakah saudara juga tergolong orang yang menyangkal Kristus? Apakah saudara pernah menyangkal Kristus? Apakah saudara sering menyangkal Kristus? Mungkin saudara tidak menyangkal-Nya lewat kata-kata tetapi bagaimana dengan tindakan dan kediaman? Kalau saudara mengakui bahwa saudara juga sudah menyangkal Yesus/tidak mengakui Yesus, sekarang perhatikan kata-kata Yesus.

Mat 10:32-33 - (32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.

Jadi akibat bagi orang yang menyangkal Yesus di depan manusia adalah Yesus juga kan menyangkalnya di hadapan Bapa di sorga. Apa maksudnya?

Adam Clarke - Hendaklah diingat, bahwa tidak diakui oleh Kristus berarti tidak mempunyai Dia sebagai Pengantara ataupun Juruselamat. Menghadap / tampil di hadapan pengadilan Allah tanpa mempunyai Kristus sebagai pembela kita, dan sebaliknya, mendapatkan Dia di sana sebagai Hakim kita, dan sebagai seorang saksi yang menentang kita, - bagaimana seseorang bisa memikirkan hal ini, dan tidak mati dengan ketakutan?

Ini berarti bahwa orang yang tidak diakui oleh Kristus pasti akan masuk neraka. Jadi kalau saudara tadi sudah mengakui bahwa saudara juga menyangkal Kristus maka saudara juga pasti akan disangkal oleh Kristus dan saudara pasti masuk neraka. Begitukah? Jangan takut dulu! Akan saya jelaskan! Yang dimaksud dengan kata ‘menyangkal’ di sini, bukanlah tindakan sesaat, tetapi adalah tindakan seluruh kehidupan.

Wycliffe Bible Commentary - Barangsiapa menyangkal Aku (bdk. 2Tim 2:12). Tense bahasa Yunani (aorist, constative) tidak menunjuk pada penyangkalan sesaat (misalnya, penyangkalan Petrus), tetapi kepada seluruh kehidupan.

Jadi ancaman Kristus bahwa Ia akan menyangkal orang itu di hadapan Bapa hanya berlaku bagi orang yang terus menerus sepanjang hidupnya menyangkal Yesus. Dan itu menunjukkan bahwa  ia belum sungguh-sungguh Kristen. Tidak mungkin ayat ini ditafsirkan bahwa ketika seorang menyangkal satu kali maka Yesus lalu menyangkal dia di hadapan Bapa dan dia pasti masuk neraka karena kalau ditafsirkan demikian maka Petrus pasti masuk neraka.

Lalu mengapa ada orang bisa menyangkal Kristus? Banyak orang melakukan itu karena takut (seperti Petrus) tetapi tidak sedikit pula yang melakuan itu karena malu. Bandingkan dengan ayat paralelnya :

Mark 8:38 - Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.’”

Luk 9:26 - Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaanNya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus”.

Jadi penyangkalan terhadap Yesus di sini disebabkan rasa malu karena Yesus. Mengapa orang malu karena Kristus? Orang-orang Yahudi pada zaman itu mempunyai pemikiran tentang Mesias yang datang dengan kekuatan dan kemegahan, sehingga Yesus yang sebenarnya, yang datang dengan segala kerendahan, bisa membuat mereka malu. Tetapi jelas bukan hanya mereka yang bisa malu karena Yesus. Orang-orang zaman sekarang pun juga bisa malu karena Yesus. Bagian akhir dari Mark 8:38 dan Luk 9:26 menunjukkan kemuliaan Yesus pada saat datang kembali nanti.

Mark 8:38 - Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.

Luk 9:26 - Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaanNya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus”.

Ini sengaja Ia katakan supaya mereka tidak malu berkenaan dengan diri-Nya. Sekarang Ia memang datang dalam kehinaan, tetapi nanti Ia akan datang keduakalinya dengan segala kemuliaan-Nya! Dikataan juga dalam ayat tersebut bahwa mereka malu ‘karena Aku’ dan ‘karena perkataan-Ku’. Ini menunjukkan bahwa kita bukan hanya tidak boleh malu berkenaan dengan diri Kristusnya, tetapi juga berkenaan dengan ajaran-Nya.

Albert Barnes  -  Kita tidak boleh malu baik tentang pribadi / diri, karakter, ajaran, maupun tuntutan-tuntutan Kristus.

Injil / ajaran tentang Kristus, atau tentang salib, merupakan sesuatu yang memalukan, khususnya untuk orang Yahudi. Tapi Paulus berani berkata :

Rom 1:16 - “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, ...”

Ayat ini terjemahan kurang tepat. Bandingkan dengan :

TB-2 - Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, ...”

KJV: ‘For I am not ashamed of the gospel of Christ: for it is the power of God unto salvation to every one that believeth; ….’ (Karena aku tidak malu tentang Injil Kristus: karena itu adalah kuasa / kekuatan Allah kepada keselamatan bagi setiap orang yang percaya; …”)

Karena itu kita tidak boleh malu karena Kristus. Kita harus meneladani Paulus di sini.  Selain itu kita pun tidak boleh malu karena perkataan Kristus/ajaran-ajaran Kristus. Memang ada ajaran-ajaran Kristen yang sering diserang / dipermalukan seperti :

Mat 5:39 - “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”.

Di satu sisi kita tak boleh malu tentang ajaran ini, tetapi di sisi lain kita juga harus memberikan penafsiran yang benar tentang ayat ini kepada mereka yang menyerangnya, yaitu bahwa ayat ini bukannya harus ditafsirkan secara hurufiah. Artinya hanya tidak boleh membalas. Ayat ini tidak berlaku untuk serangan yang membahayakan jiwa. Yesus mengatakan ‘menampar’ bukan ‘membacok’! Juga ajaran-ajaran Kitab Suci tentang mujizt-mujizat sering diolok-olokkan karena dianggap tidak masuk akal. Misalnya Yunus yang tetap hidup sekalipun ditelan ikan besar selama 3 hari, Yesus yang bangkit setelah mati 3 hari. Kita bukan hanya tidak boleh malu berkenaan dengan ajaran-ajaran Kitab Suci itu, tetapi kita bahkan harus mempertahankannya / membelanya.

Ayat-ayat lain dalam Kitab Suci menambahkan bahwa kita juga tidak boleh malu bersaksi tentang Kristus, tidak boleh malu karena ada hamba Tuhan yang menderita / dipenjara karena Kristus, tidak boleh malu pada saat kita sendiri menderita karena Kristus.

2 Tim 1:8 - “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah”.

2Tim 1:12 - “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan”.

2Tim 1:16 - “Tuhan kiranya mengaruniakan rahmatNya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara”.

2Tim 2:15 - “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu”.

1Pet 4:16 - “Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu”.

Pada saat kita malu berkenaan dengan Kristus / ajaranNya, kita harus ingat bahwa Yesus / Allah tidak malu karena kita.

Ibr 2:11 - “Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara”.

Ibr 11:16 - “... Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka”.

Bahwa Yesus tidak malu menyebut kita saudara, dan Allah tidak malu disebut Allah kita, merupakan sesuatu yang luar biasa, mengingat kita begitu sering memalukan Allah dengan dosa-dosa kita. Karena itu jangan pernah malu mengakui Yesus, jangan pernah malu menerima ajaran-ajaran-Nya. Malah saudara harus bersaksi, membela kebenaran tentang Kristus dan Firman-Nya maka Dia pun tidak akan malu mengakui saudara di hadapan Bapa-Nya di sorga.

II.      MASALAH YESUS DATANG MEMBAWA ’PEDANG’.

Hal kedua yang dibicarakan Yesus adalah misi-Nya yang terasa aneh.

Mat 10:34-36 - (34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.

Saya katakan terasa aneh karena kita semua tahu bahwa misi Yesus Kristus boleh dikatakan sebagai misi damai sejahtera. Ia disebut sebagai Raja Damai.

Yes 9:5 - Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Ia memberikan damai di hati orang yang percaya.

Yoh 14:27 - Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”.

Ia mendamaikan orang yang percaya dengan Allah.

Rom 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.

2 Kor 5:19 - Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Ia mendamaikan orang percaya dengan orang percaya.

Efs 2:14-18 - “(14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, (18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa”.

Kalau begitu, apa yang Yesus maksudkan pada waktu Ia berkata bahwa Ia bukan datang membawa damai tetapi pedang? Dilihat dari konteks Mat 10 yang berbicara tentang pengutusan murid-murid untuk memberitakan Injil, maka ayat ini harus ditafsirkan dari surut pandang pemberitaan Injil itu. Artinya adalah pada waktu Yesus/Injil diberitakan kepada suatu kelompok orang/keluarga, selalu ada orang-orang yang percaya dan yang tidak percaya.

William BarclayPertemuan dengan Yesus akan menyebabkan setiap orang harus memilih antara menerima atau menolak-Nya. Dan dunia serta manusia di dalamnya selalu terbagi ke dalam dua golongan, yaitu golongan yang menerima Kristus dan golongan yang tidak menerima-Nya.   

Nah, antara orang yang percaya dengan orang yang tidak percaya, bukan terjadi damai, tetapi justru terjadi perpecahan dan pertentangan karena Yesus. Bandingkan :

Yoh 7:40-43 - “(40) Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: ‘Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.’ (41) Yang lain berkata: ‘Ia ini Mesias.’ Tetapi yang lain lagi berkata: ‘Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! (42) Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.’ (43) Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia”.

Kis 14:1-4 - “(1) Di Ikoniumpun kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya. (2) Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu. (3) Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karuniaNya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. (4) Tetapi orang banyak di kota itu terbelah menjadi dua: ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua rasul itu”.

Pertentangan inilah yang Yesus maksudkan sebagai pedang. Dan itu bisa terjadi dalam 1 keluarga/rumah tangga dan karena itu lalu dikatakan :

Mat 10:35-36 – (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.

Mengapa orang itu dipisahkan dari ayahnya? Karena orang itu percaya pada Yesus sedangkan ayahnya tidak percaya pada Yesus. Mengapa nak perempuan itu dipisahkan dari ibunya? Karena anak perempuan itu menerima Yesus sedangkan ibunya menolak Yesus. Mengapa menantu perempuan itu dipisahkan dari mertuanya? Karena menantu itu menyambut Kristus sedangkan mertuanya menolak Kristus. Karena itu lalu terjadi perpecahan/permusuhan sehingga dalam ayat 36 dikatakan : ”musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.

Coba pikirkan ini, jika keluarga saudara adalah sebuah keluarga Islam yang soleha dan taat beribadah dan damai. Lalu tiba-tiba salah seorang anggota keluarga saudara menyatakan diri menjadi Kristen karena telah mendengar pemberitaan Injil. Kira-kira bagaimana reaksi/tindakan saudara? (Memaki, membenci, mengusir dari rumah, menghapuskan namanya dari daftar keluarga, dll). Saya teringat kesaksian Yusuf Roni dulu sewaktu menjadi Kristen. Ia diusir dari rumah orang tuanya dan tidak diperkenankan membawa apa pun yang diperolehnya dari orang tuanya. Dan karena itu ia terpaksa meninggalkan rumahnya dengan telanjang dengan mengikat kain meja di pingganya. Mengapa keluarga yang tadinya begitu damai sekarang justru penuh kebencian dan kehancuran? Seandainya nama Kristus tidak diberitakan pada anggota keluarga itu, pastilah mereka akan tetap menjadi keluarga yang damai bukan? Tetapi karena Kristus diberitakan di sana, maka respon yang berbeda terhadap-Nya lalu memicu pertentangan / perpecahan itu. Inilah makna kata-kata Yesus bahwa Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Untuk memisahkan orang dari ayahnya, memisahkan orang dari ibunya, memisahkan menantu dari mertuanya. Jadi Yesus datang untuk membawa pertentangan bukan? Bandingkan dengan ayat paralelnya dalam Injil Lukas yang mengatakan :

Luk 12:51 - Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
Tidak dapat disangkal bahwa hubungan seseorang dengan keluarganya adalah hubungan yang begitu berharga. Tidak ada orang waras yang ingin keluarganya hancur namun kelihatannya itu tidak bisa dihindari jika terjadi respon yang berbeda terhadap Kristus. Hal ini diperparah lagi dengan kenyataan bahwa permusuhan / kebencian karena perbedaan agama adalah yang paling sengit.

Matthew Henry - Akibat dari pemberitaan Injil bukanlah kesalahan dari Injil, tetapi kesalahan dari mereka yang tidak menerimanya.... Perhatikan, permusuhan-permusuhan yang paling sengit dan keras adalah permusuhan-permusuhan yang muncul karena perbedaan agama; tidak ada permusuhan/kebencian seperti permusuhan/kebencian dari penganiaya, tidak ada ketetapan hati seperti ketetapan hati dari orang-orang yang dianiaya.

Matthew Henry - Perhatikan, ikatan yang terkuat dari kasih dan kewajiban keluarga sering dihancurkan oleh suatu permusuhan / kebencian terhadap Kristus dan ajaran-Nya.

Spurgeon - Kebencian karena agama sering membangkitkan kebencian / permusuhan yang paling sengit, dan kedekatan keluarga makin mengobarkan, dan bukannya memadamkan, permusuhan.

Itu berarti bahwa seorang yang percaya kepada Kristus bisa mengalami permusuhan / kebencian yang hebat dari pihak keluarganya sendiri yang tidak percaya pada Kristus. Jangankan persoalan perbedaan iman, kadang-kadang perbedaan denominasi gereja saja (GMIT, Kharismatik, Injili, dll) sudah bisa membuat orang memusuhi / membenci orang lain / terjadi perpecahan bahkan dalam keluarga (suami-isteri, orang tua-anak, kakak-adik, dll). Apalagi perbedaan agama/iman? Karena itu jangan heran kalau saudara ikut Yesus, saudara akan ditentang oleh orang-orang yang menolak Yesus bahkan mungkin yang ada di rumah saudara. Kalau saudara mau ikut Tuhan sungguh-sungguh, saudara akan ditentang oleh orang-orang Kristen KTP di dalam keluarga saudara. Kalau saudara mau ikut gereja dengan ajaran yang benar maka saudara akan ditentang oleh orang lain tidak menyukai ajaran yang benar.

Mark 13:13 - Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat."
2 Tim 3:12 - Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya

Di sinilah apa yang Kristus katakan menjadi kenyataan bahwa Ia datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Jadi boleh dikatakan bahwa ”pedang” itu selalu ada dalam kehidupan setiap orang yang mau percaya sungguh-sungguh kepada Kristus. Kalau begitu apa respon kita? Apa sebenarnya yang dikehendaki oleh Tuhan ketika mengatakan kalimat ini kepada murid-murid-Nya? Yang ingin dikatakan oleh Tuhan adalah kalau kamu percaya Kristus, kalau kamu mau sungguh-sungguh hidup sesuai Firman Tuhan, kalau kamu mau berpegang teguh pada ajaran yang benar, kamu akan mengalami pertentangan-pertentangan, permusuhan-permusuhan, kebencian-kebencian dari orang-orang yang tidak beriman/menolak Kristus, orang-orang yang tidak mencintai dan tidak peduli pada kebenaran, bahkan bisa jadi orang-orang itu ada di dalam rumahmu, tetapi itu tidak boleh menyebabkan kamu menjadi mundur dari imanmu dan kebenaranmu.

Spurgeon: Kedatangan Kristus ke dalam sebuah rumah sering merupakan penyebab dari perbedaan antara orang-orang yang sudah bertobat dan yang belum bertobat. Makin orang Kristen itu mengasihi, makin ia ditentang: kasih menciptakan suatu semangat yang lembut untuk keselamatan dari sahabat-sahabat, dan semangat itu sering menimbulkan kejengkelan / kebencian. Kita harus mengharapkan hal ini, dan tidak boleh mengubah haluan karena hal itu pada saat hal itu terjadi. ... Kita harus maju terus dalam mengaku Tuhan Yesus, apapun yang diakibatkan olehnya. Bahkan kalau rumah kita menjadi gua / sarang singa bagi kita, kita harus tetap berdiri / bertahan untuk Tuhan kita. Orang-orang yang mengusahakan damai dengan mengorbankan apapun tidak mempunyai bagian dalam kerajaan ini.

Wycliffe Bible Commentary - Sekalipun perpecahan seperti ini sangat menyedihkan, seorang murid tidak boleh membiarkan perasaan alamiahnya menyebabkan melemahnya kasihnya kepada Kristus.

Inti dari semua ini adalah Tuhan mau agar kita lebih memprioritaskan Dia di atas segala sesuatu termasuk keluarga kita sekalipun. Karena itu di ayat berikutnya Tuhan langsung berkata :

Mat 10:37 - Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Renungkanlah, apakah saudara sudah mengasihi Kristus di atas segala-galanya? Jikalau tidak, ayat tersebut berkata bahwa saudara tidak layak bagi Kristus.


- AMIN -








Tidak ada komentar: