Rabu, 20 Juli 2011

Gereja Yang Sehat

H
ari ini kita akan membahas sebuah tema yakni yang penting yakni “GEREJA  YANG SEHAT” dan yang menjadi dasar pembahasan kita adalah 1 Kor 3:1-11. Mari kita membacanya :


1 Kor 3:1-15 - “(1) Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. (2) Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. (3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? (4) Karena jika yang seorang berkata: ‘Aku dari golongan Paulus,’ dan yang lain berkata: ‘Aku dari golongan Apolos,’ bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? (5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. (8) Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. (9) Karena
kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. (10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. (11) Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.


Dalam teks ini Paulus menggunakan 2 penggambaran. Pertama, ia berkata bahwa ia menanam, Apolos menyiram.

1 Kor 3:6 - Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Kedua, ia mengatakan bahwa ia meletakkan dasar, dan orang lain membangun di atasnya.

1 Kor 3:10 - Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya….”

Kedua penggambaran ini artinya kurang lebih adalah sama  yakni yang ia lakukan (menanam dan meletakkan dasar) adalah penginjilan untuk mempertobatkan orang-orang yang belum percaya dam yang dilakukan oleh Apolos dan orang lain itu (menyiram dan membangun terus di atasnya) adalah pengajaran untuk menumbuhkan orang-orang yang telah percaya. Ini menunjukkan bahwa dalam membangun gereja ada 2 hal yang mutlak penting, yaitu penginjilan dan pengajaran. Kedua hal ini menjadi ciri khas dari gereja yang sehat. Kita akan melihat 2 hal ini lebih detail :

I.      PENGINJILAN.

Paulus jelas memberitakan Injil kepada dan di dalam gereja Korintus. Ini nampak dalam ayat 6 dan 10 dari bacaan kita :

1 Kor 3:6, 10 – (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (10) - Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya….”

 “Menanam” dan “meletakkan dasar” ini artinya adalah penginjilan. Apakah ‘Injil’ itu? Dilihat dari arti katanya ‘Injil’ berasal dari kata Yunani “euangelion” yang artinya ‘kabar baik’. Secara umum ini berlaku bagi semua kabar baik. Dari kata “euangelion” inilah muncul kata “evangelist”. Jadi “evangelist” artinya orang yang menyampaikan kabar baik. Karena itu kalau orang hanya menyampaikan kabar buruk saja, ia tidak layak disebut “evangelist”.

Jadi Injil adalah kabar baik. Tetapi kabar baik tentang apa? Ini bukan sembarang kabar baik. Kekristenan memberikan makna baru terhadap kata “euangelion” ini sehingga dalam pengertian kekristenan, Injil itu adalah kabar baik yang berkaitan dengan keselamatan manusia di mana kita adalah manusia berdosa, bahkan sangat berdosa, keberdosaan itu seharusnya membawa kita semua ke neraka karena Allah itu adil. Allah itu telah menjadi manusia, dalam diri Yesus Kristus, dan menderita dan mati disalib untuk memikul hukuman dosa-dosa kita. Lalu Ia bangkit dan naik ke surga, duduk di sebelah kanan Bapa di surga dan akan datang kembali untuk menghakimi dunia. Sekarang, kita bisa masuk surga, sama sekali bukan karena perbuatan baik, tetapi hanya dengan beriman / percaya kepada Yesus Kristus. Percaya apa? Bahwa Yesus telah mati untuk membayar hukuman dosa-dosa kita. Inilah Injil! Bandingkan dengan ayat 11 di mana dikatakan :

1 Kor 3:11 - “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus”.

Karena itu gereja / hamba Tuhan boleh berbeda dalam banyak ajaran (baptisan, predestinasi, kerajaan 1000 tahun, makan darah, dll) tetapi kalau berbeda dalam soal ‘Injil’, maka itu adalah gereja sesat / nabi palsu.

Terkait dengan masalah ini, ada beberapa fenomena atau bahkan fakta yang sedang terjadi dalam dunia kekristenan :

a.     Ada banyak gereja yang tidak mempunyai Injil sama sekali.

Pemberitaan ‘Firman Tuhan’ di sana hanyalah yang bersifat moral dan etika saja. Ini menjadikan Kristen seperti agama lain, dan hampir tak ada bedanya antara Kristen dan agama-agama lain maupun dengan sekte-sekte sesat, karena yang membedakan Kristen dengan semua itu adalah ajaran-ajaran doktrinal. Sebagaimana saya bisa membunuh orang dengan memberinya makanan bercampur racun. Jadi, ada sesuatu yang betul-betul negatif / berbahaya dalam makanan itu, yang bisa membunuh orang itu. Tetapi saya juga bisa membunuh seseorang dengan terus memberinya air saja. Air itu berguna, sangat berguna, dan tidak ada yang negatif / berbahaya dalam air itu. Tetapi kalau seseorang hanya diberi air, dan tidak diberi hal-hal lain yang ia butuhkan, seperti nasi / karbohidrat, daging / telur / protein, dsb, ia akan mati. Demikian juga dalam dunia rohani. Seseorang bisa mati / masuk neraka, bukan hanya karena diberi ajaran yang memang negatif, seperti Yesus bukan Tuhan, dan sebagainya. Seseorang juga bisa mati, kalau hanya diberi ajaran moral / etika saja tetapi tidak diberi Injil. Karena tidak diberi Injil, ia tidak bisa percaya kepada Kristus, dan karena itu pada saat mati ia masuk neraka!

b.     Ada gereja yang tidak lagi memberitakan Injil, karena mereka menganggap jemaatnya sudah Kristen.

Ini jelas sikap yang salah! Bandingkan dengan perumpamaan tentang lalang di antara gandum. Itu berarti bahwa selalu ada orang kristen KTP dalam gereja manapun sehingga tidak boleh gereja tidak memberitakan Injil. Karena itu pendeta / penginjil / majelis / pengurus persekutuan harus mempunyai kepekaan berkenaan dengan adanya / banyaknya orang Kristen KTP di gereja / persekutuan mereka. Kalau tidak, ini betul-betul bisa menjadi bencana.

c.     Ada banyak gereja yang memberitakan Injil yang berbeda / lain.

Apakah memang ada Injil yang berbeda / yang lain? Jelas ada!

Gal 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”.

2 Kor 11:4 - “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima”.

Dalam konteks zaman itu, Injil yang lain / berbeda itu adalah berita bahwa keselamatan bukan hanya karena iman saja, tetapi karena iman + ketaatan terhadap hukum Taurat Musa. Tetapi pada zaman sekarang, Injil yang lain / berbeda itu bermacam-macam :

1)     Social Gospel.

Ini banyak dalam gereja-gereja Protestan, di mana ‘Injil’ mereka hanya menekankan bantuan sosial kepada orang-orang yang dalam kebutuhan / penderitaan. Jadi, mereka pergi ke tempat-tempat yang mengalami bencana alam, panti asuhan dsb, dan lalu memberikan makanan, pakaian, uang, obat, lalu pulang. Orang-orang itu senang menerima hal-hal jasmani itu, tetapi mereka sama sekali tidak diberi Injil, sehingga tidak bisa percaya kepada Yesus, dan kalau mereka mati, mereka tetap akan pergi ke neraka! Ingat, tugas gereja bukan jadi sinterklaas, tetapi memberitakan Injil yang benar!

2)     Yesus ditekankan bukan sebagai Juruselamat, tetapi sebagai dokter / penyembuh penyakit, pelaku mujizat, pemberi kekayaan / berkat-berkat jasmani.

Ini banyak dalam kalangan gereja-gereja Pentakosta / Kharismatik. Ini terbukti dengan begitu banyak kampanye tentang kesembuhan ilahi, mujizat, dll. Memang mungkin Injil yang benar masih ada, tetapi sedikit / samar-samar, dan seakan-akan tertimbun berita lain yang jauh lebih ditekankan, yaitu bahwa Yesus bisa menyembuhkan / melakukan mujizat, Yesus menolong kita dari kesukaran duniawi, Yesus memberi kekayaan, dan sebagainya. Ingat bahwa kalau hal yang kurang penting ditekankan, maka hal yang terpenting menjadi tidak diperhatikan! Coba perhatikan contohnya dalam dunia tinju. Round Girl yang begitu cantik dan sexy membuat kita tidak memperhatikan papan ronde yang ia bawa, yang seharusnya merupakan hal yang terpenting bukan?

3)     Injilnya Saksi Yehuwa.

Mereka sama sekali tidak memberitakan Injil seperti yang kita lakukan, tetapi hanya ‘membetulkan’ doktrin-doktrin / pengertian doktrinal dari orang-orang Kristen, dan mengubahnya menjadi seperti ajaran mereka. Misalnya mereka katakan Yesus hanya allah kecil, Allah Tritunggal tidak ada, neraka tidak ada, dan sebagainya. Lalu berita baik apa yang mereka berikan?

4)     Injil yang didasarkan pada Kitab Suci agama lain.

Misalnya orang Kristen ex Islam, yang kalau ‘memberitakan Injil’ kepada orang Islam lalu mengunakan Al-Quran. Ingat bahwa yang dalam Kitab Suci disebut sebagai ‘pedang Roh’ adalah Firman Tuhan / Kitab Suci kita (Ef 6:17), bukan Kitab Suci agama lain. Jadi, dalam memberitakan Injil, gunakan Kitab Suci kita sendiri! Kalau ayat Kitab Suci mereka dijadikan sekedar jembatan untuk masuknya Injil yang benar dari Kitab Suci kita memang tidak ada salahnya. Tetapi kalau Kitab Suci mereka yang menjadi dasar pemberitaan Injil, itu jelas salah!

5)     Injil yang didasarkan pada ‘wahyu yang baru’.

Misalnya ‘Wahyu Tuhan Yesus tentang Neraka’ atau juga kesaksian-kesaksian dari orang-orang yang mengaku telah pergi ke surga dan neraka. Jika setelah pulang dari kunjungan ke surga/neraka lalu mereka memberitakan Injil yang tidak ada dalam Kitab Suci, lalu Injil apa itu? Itu Injil yang berbeda! Tetapi kalau yang mereka berotakan adalah Injil yang sudah ada dalam Kitab Suci kita, lalu untuk apa kunjungan ke surga dan neraka itu kalau toh beritanya juga sama?

Melihat semua fenomena dan fakta di atas yang memang benar terjadi dalam lingkup kekristenan kita maka :

a.     Utamakanlah pemberitaan Injil dalam pelayanan saudara.

Jangan selalu berasumsi bahwa orang-orang yang saudara layani pasti sudah benar-benar Kristen. Bahkan adalah baik untuk selalu “mencurigai” orang-orang yang saudara layani sebagai orang-orang yang belum sungguh-sungguh Kristen. Ingat, dalam kelompok 12 murid Yesus saja yang jelas diajar oleh Yesus sendiri, dengan ajaran yang sempurna, teladan hidup yang sempurna, tetapi masih saja ada yang tidak percaya yakni Yudas Iskariot. Apalagi pelayanan kita? Ingat khotbah saya tentang Petrus yang menunjukkan bahwa Petrus memakai setiap kesempatan yang ada untuk beritakan Injil (saat berapologetik pada hari Pentakosta, saat melakukan penyembuhan di Bait Allah, saat mau ditangkap dalam kasus penyembuhan itu, saat diperhadapkan pada Mahkamah Agama). Maka kita pun harus belajar untuk memakai setiap kesempatan bagi pemberitaan Injil. (Orang mati, ulang tahun, syukuran, debat, tanya jawab, mengajar, berkhotbah, kesaksian, tulisan, sms, internet/Face Book, dll).

b.     Berhati-hati supaya saudara tidak terjebak untuk memberitakan Injil atau mendukung pemberitaan Injil yang lain daripada Injil yang diberitakan Kitab Suci.

Mengingat bahwa ada banyak gereja yang memberitakan Injil yang lain, maka berhati-hati pula supaya saudara tidak memberitakan Injil yang lain itu. Saudara yang biasa terjun di dalam pelayanan-pelayanan sosial, berhati-hatilah supaya saudara tidak jatuh pada pemahaman tentang “Social Gospel” di mana saudara merasa sudah memberitakan Injil apabila sudah bisa memberikan pelayanan sosial kepada orang lain. Itu Injil yang lain! Demikian juga ada banyak orang yang berkoar-koar bahwa mereka telah melakukan pemberitaan Injil padahal yang mereka beritakan adalah Injil yang lain hanya menekankan Yesus sebagai pemberi berkat, penyembuh, pembuat mujizat, dll, tanpa berita tentang Yesus sebagai Juruselamat dari dosa. Mereka bisa keliling ke kampung-kampung, desa-desa, naik gunung turun lembah, tetapi sayang sekali mereka tidak pernah beritakan Yesus sebagai Juruselamat dosa, hanya sibuk dengan mendoakan orang sakit, pembongkaran jimat-jimat, doa pelepasan roh nenek moyang, dll. Ini jelas Injil yang lain kalau berita tentang Yesus Juruselamat dosa tidak pernah ada dalam pelayanan-pelayanan seperti itu. Demikian juga ada orang-orang yang berkeliling ke sana kemari dan hanya memberikan mimpi-mimpi, penglihatan-penglihatan, pengalaman-pengalaman, wahyu-wahyu baru seperti kunjungan ke surga, neraka, dll tanpa pernah ada pemberitaan tentang salib Kristus di dalamnya. Ingat, ini khusus saudara-saudara yang sering terlibat di dalam Persekutuan Doa / kelompok-kelompok doa, yang sering keliling ke mana-mana. Jangan sampai saudara sudah membuang banyak tenaga, waktu, uang, dll tapi ternyata saudara hanya turut mendukung penyebaran Injil yang lain saja. Pikirkan sudah berapa banyak waktu, tenaga, uang yang dikeluarkan tetapi Injil yang sesungguhnya tidak pernah diberitakan? Saudara rugi dengan percuma tetapi orang-orang yang saudara layani tetap akan masuk neraka karena mereka tidak mendapatkan pemahaman yang benar dan kepercayaan tentang Yesus sebagai Juruselamat dosa.

c.     Carilah dan aktiflah dalam gereja yang benar-benar menekankan pemberitaan Injil yang benar.

Mengingat bahwa ada banyak gereja yang tidak memberitakan Injil atau bahkan memberitakan Injil yang lain, maka saudara harus selektif di dalam memilih gereja. Ini harus menjadi salah satu faktor penentu yang penting di dalam memilih gereja. Saudara boleh bebas memilih gereja di mana saja tapi perhatikanlah apakah gereja tersebut memberitakan Injil atau tidak? Apakah gereja itu memberitakan Injil yang benar atau Injil yang lain? Ini kelihatan sepele tetapi ini bisa membawa orang ke neraka. Dengan ada di dalam gereja yang tidak ada Injil atau Injil yang lain, orang tidak bisa mempunyai iman yang sejati dan itui tidak bisa menyelamatkan dia. Karena itu janganlah fanatik buta terhadap gereja hanya karena saudara sudah tua/lama ada di gereja itu. Atau karena sungkan dengan manusia. Rasanya aneh kalau dalam hal makanan jasmani, orang tidak akan balik lagi ke rumah makan yang makanannya tidak enak / tidak bergizi / ada racunnya dengan alasan sungkan terhadap pemilik rumah makan, tetapi dalam hal rohani orang bisa aktif dalam suatu gereja walau dia tahu dia tidak dapatkan apa-apa di sana. Ingat, ini bukan promosi gereja GKIN. Saudara tidak harus datang ke sini. Saudara boleh pergi ke gereja mana saja asal gereja itu memberitakan Injil yang benar. Juga dukunglah gereja-gereja yang memberitakan Injil yang benar dengan waktu, tenaga dan uang saudara karena gereja-gereja seperti ini sementara berjuang demi keselamatan jiwa-jiwa.

II.    PENGAJARAN.

Selain adanya penginjilan, Paulus juga membicarakan adanya dan pentingnya pengajaran di dalam gereja.

1 Kor 3:6, 10 – (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (10) - Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya….”

“Menyiram” dan “membangun terus di atasnya” artinya adalah pengajaran. Tanaman bukan hanya perlu ditanam, tetapi juga harus disiram. Bangunan bukan hanya perlu dibangun dasarnya, tetapi setelah itu harus dibangun bangunannya di atas dasar tersebut. Demikian juga gereja tidak bisa hidup hanya dengan penginjilan semata-mata. Gereja membutuhkan pengajaran! Jemaat mula-mula jelas menekankan pemberitaan Injil tetapi setelah itu mereka juga bertumbuh dalam pengajaran.

Kis 2:42 - Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa

Meskipun pengajaran penting, ingatlah bahwa dasarnya harus benar dulu.

1 Kor 3:11 - “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus”.

Kalau dasarnya tidak ada, maka harus dibangun dasarnya dulu. Kalau dasarnya salah, maka harus dibetulkan dulu. Kalau dasarnya sudah benar, baru diatasnya dibangun bangunan (diberi pengajaran).

Lalu mengapa gereja membutuhkan pengajaran? Karena jemaat perlu bertumbuh menjadi orang yang dewasa di dalam Kristus. Pada saat seseorang menjadi percaya karena pemberitaan Injil, ia seumpama bayi rohani dan sebagaimana layaknya bayi, ia hanya bisa diberi susu bukan makanan keras (sei babi, jagung katemak, dll). Tetapi bagaimana kalau setelah 20 tahun kemudian dia minta susu terus dan tidak mau atau tidak bisa menerima makanan yang keras? Itu berarti bahwa dia masih tetap bayi walaupun sudah berumur 20 tahun. Dan inilah yang terjadi pada jemaat Korintus.

1 Kor 3:2 - Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya.

Bandingkan :

Ibr 5:11-14 - “(11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. (12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. (13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat”.

Paulus menyebut jemaat Korintus sebagai orang yang belum dewasa dalam Kristus / manusia duniawi / bayi rohani.

1 Kor 3:1 – Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.

Alkitab TBI menyebut “belum dewasa”. Alkitab TEV menerjemahkannya sebagai “children” (anak-anak).

TEV - As a matter of fact, my brothers, I could not talk to you as I talk to people who have the Spirit; I had to talk to you as though you belonged to this world, as children in the Christian faith (seperti anak-anak dalam iman Kristen).

Kedua terjemahan ini tidak terlalu kuat karena dari bahasa aslinya menggunakan kata “NEPIOS” yang lebih tepat diterjemahkan sebagai bayi (bukan sekedar belum dewasa/anak-anak). Lihat terjemahan-terjemahan di bawah ini :

KJV - And I, brethren, could not speak unto you as unto spiritual, but as unto carnal, even as unto babes in Christ (bayi dalam Kristus).

ESV - But I, brothers, could not address you as spiritual people, but as people of the flesh, as infants in Christ (bayi dalam Kristus)..

BIS - Saudara-saudara, sebenarnya saya tidak dapat berbicara dengan Saudara seperti dengan orang yang mempunyai Roh Allah. Saya hanya dapat berbicara denganmu seperti dengan orang yang masih hidup menurut keinginan duniawi; seperti dengan orang yang masih bayi dalam kepercayaannya kepada Kristus.

Perhatikan satu hal penting di sini. Jemaat di Korintus sangat terkenal dengan bahasa roh mereka. (1 Kor 14).

1 Kor 14:18 - Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.
1 Kor 14:23 - Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
Tetapi Paulus tetap menyebut mereka sebagai bayi rohani. Karena itu jangan pikir bahwa kalau saudara bisa berbahasa roh berarti saudara sudah dewasa dalam iman? Juga jangan pikir bahwa orang-orang yang berbahasa roh itu pasti lebih dewasa/lebih rohani daripada yang tidak berbahasa roh? Di sini malah Paulus menyebut mereka sebagai bayi rohani. Tanda kedewasaan seseorang adalah dari buah rohnya bukan bahasa rohnya.

Paulus selanjutnya menunjukkan ciri-ciri bayi rohani di dalam jemaat Korintus :

a.     Dari kehidupan mereka.

1)     Ada iri hati dan perselisihan (ay 3).

1 Kor 3:3 - Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Jadi adanya perasaan iri hati terhadap orang lain menunjukkan bahwa saudara adalah manusia duniawi/bayi rohani. Demikian juga kalau ada perselisihan atau suka menciptakan perselisihan, itu bukti bahwa saudara adalah bayi rohani, tidak peduli sudah berapa lama saudara jadi Kristen, tidak peduli seberapa hebat karunia saudara seperti bahasa rohnya orang Korintus.

2)     Ada grup-grupan / perpecahan (ay 4).

1 Kor 3:4 - Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Jadi kalau saudara berada di tengah-tengah jemaat tetapi hidup di dalam perpecahan, grup-grupan, blok-blokan, saudara adalah manusia duniawi bukan manusia rohani. Selalu ada manusia duniawi/bayi rohani yang menciptakan perpecahan, grup-grupan, blok-blokan dalam jemaat dan selalu ada manusia duniawi/bayi rohani yang lain yang mau ikut/terseret di dalam perpecahan, grup-grupan, blok-blokan itu. Perhatikan bahwa dalam jemaat Korintus, mereka membuat grup-grup atau blok-blok atas nama hamba-hamba Tuhan yang melayani mereka dalam hal ini adalah Paulus dan Apolos. Kalau dikontekstualisasikan dalam gereja kita, ini sama seperti ada grup Esra, ada grup Sonya, ada grup Dolly, ada grup Umi. Kalau ada seperti ini, camkanlah bahwa ini semua termasuk dalam ‘perbuatan daging’.

Gal 5:19-21 - “(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya…”

‘Perbuatan daging’ dalam Gal 5:19-21 ini dikontraskan dengan buah Roh’ dalam Gal 5:22-23. Jadi Kalau ada banyak buah Roh, orang itu rohani / dewasa dalam iman. Kalau banyak perbuatan daging, orang itu bayi. Dari buahnyalah kamu mengenal pohonnya! (Mat 7:15-20). Adakah saudara seperti ini?

b.     Dari cara mereka mengidolakan hamba Tuhan.

1 Kor 3:4 - Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," …”
Jadi mendewakan pelayan-pelayan Tuhan adalah salah satu ciri dari bayi-bayi rohani.

Matthew Henry - Kita harus berhati-hati untuk tidak mendewakan pendeta-pendeta, ataupun meletakkan mereka di tempat yang seharusnya untuk Allah.

Bahwa jemaat mengidolakan / mendewakan hamba Tuhan, bisa terjadi karena kesalahan hamba Tuhannya, yang memang selalu meninggikan dirinya, dan bercerita yang muluk-muluk tentang dirinya. Kalau dirinya bagus diceritakan, kalau dirinya jelek disembunyikan. Lebih buruk lagi, kalau ia membagus-baguskan dirinya (membual). Tetapi jemaat mengidolakan / mendewakan hamba Tuhan bisa juga karena kesalahan jemaatnya. Kadang-kadang hamba Tuhan itu sudah mengajar secara benar dalam persoalan itu tetapi jemaat tetap mau mengidolakan hamba Tuhannya maka jemaatlah yang salah. Ingat kata-kata Paulus :

1 Kor 3:5-7 - “(5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”.

Karena itu sikap membeda-bedakan hamba Tuhan misalnya hanya mau datang dan mendengar khotbah dari hamba Tuhan tertentu tetapi tidak mau datang dan mendengar khotbah dari hamba Tuhan lain (walaupun tidak salah/sesat), atau merasa kecewa dan tidak mendapatkan apa-apa dari khotbah hamba Tuhan yang bukan idolanya (padahal sebenarnya ada) menunjukkan bahwa saudara adalah bayi rohani.

c.     Dari cara mereka menerima Firman Tuhan.

1 Kor 3:2 - Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya

NIV - I gave you milk, not solid food, for you were not yet ready for it. (dahulu kamu tidak / belum siap untuk itu). Indeed, you are still not ready (sekarang kamu tidak / belum siap untuk itu).

Jadi terlihat bahwa mereka tidak maju dalam kemampuan menerima Firman Tuhan. Kelihatannya mereka hanya mau yang lembut-lembut saja, yang gampang-gampang saja, yang ringan-ringan saja dan singkat-singkat saja. Mereka tidak mau menerima pengajaran yang keras, sukar/berat dan lama. Itulah ciri bayi-bayi rohani. Ada 3 kelompok orang berkenaan dengan hal ini :
·         Orang yang tidak senang Firman Tuhan adalah orang kafir / orang Kristen KTP.
·         Orang yang hanya senang Firman Tuhan yang adalah ‘susu’ adalah ‘bayi Kristen’.
·         Orang yang senang / mampu menerima ‘makanan keras’ adalah ‘orang Kristen dewasa’.

Saudara termasuk yang mana?

Semua ini membuktikan bahwa jemaat di Korintus adalah bayi-bayi rohani dan adanya bayi-bayi rohani ini lalu memunculkan banyak masalah di tengah-tengah jemaat. Mengapa ada banyak bayi rohani di dalam jemaat Korintus? Apakah karena tidak ada pengajaran sama sekali? Tidak! Jelas dari kata-kata “Apolos menyiram” berarti ada pengajaran. Lalu apa yang menyebabkan mereka tidak bertumbuh?

Matthew Henry - Mereka tetap adalah semata-mata bayi dalam Kristus. ... adalah jelas dari beberapa teks dalam surat ini, bahwa orang-orang Korintus sangat bangga/sombong tentang hikmat dan pengetahuan mereka.

Kesombongan ini menghalangi pertumbuhan, baik dalam pengetahuan maupun dalam iman, kekudusan dan sebagainya. Dan ini menyebabkan mereka tetap jadi bayi. Perhatikan ini, walaupun sudah ada pengajaran tetapi sikap kesombongan mereka yang merasa diri sudah pintar membuat mereka tidak bisa bertumbuh menjadi dewasa. Lalu bagaimana lagi kondisinya kalau tidak ada pengajaran sama sekali? Bagaimana lagi kondisinya kalau sudah tidak ada pengajaran dan masih merasa diri pintar lagi? Orang/gereja seperti itu akan tetap menjadi bayi walau sudah berumur ratusan tahun.

Dari fakta-fakta ini kita harus menyadari betapa pentingnya pengajaran Firman Tuhan di tengah-tengah jemaat. Sayangnya mayoritas gereja saat ini tidak ada pengajaran Firman Tuhan yang ketat. Mereka lebih fokus pada praise and worship, musik, entertain, dll sedangkan pengajaran Firman Tuhan diabaikan/amburadul. Pendeta-pendetanya tidak mengajar Firman Tuhan dengan ketat tetapi hanya membual, melawak, menciptakan teori sendiri, membaca cerita untuk jemaat, dsb. Saat ini ada berapa banyak gereja yang memberi tekanan pada pengajaran Firman? Berapa banyak gereja yang mendidik jemaat dalam pengajaran doktrinal yang ketat? Berapa banyak gereja yang mempunyai kelas Pemahaman Alkitab rutin yang bermutu? Dapat dihitung dengan jari gereja-gereja seperti ini. Itulah sebabnya ada banyak jemaat yang sudah tua sebagai orang Kristen tetapi masih kanak-kanak atau bayi dalam hal iman / kerohanian dan pengetahuan Firman Tuhan.  Karena itu gereja yang sehat adalah gereja yang menekankan pengajaran Firman Tuhan secara ketat. Itulah yang kita lakukan di GKIN Revival dan menjadi salah satu dari 3 tujuan gereja kita. Kita mempunyai kelas Pemahaman Alkitab (Revival Bible Training) yang bermutu yang tidak kalah dengan sekolah teologia resmi. Kita mempunyai program Radio Kutahu Yang Kupercaya (KYKP). Kita memberikan waktu yang lebih lama untuk khotbah Minggu (1,5-2 jam), dll. Nah, kalau dari pihak gereja sudah menekankan pengajaran Firman Tuhan maka harus ada niat dari jemaat juga untuk belajar Firman Tuhan dengan semangat dan rutin melalui Kebaktian Minggu (jangan mengeluh kalau khotbahnya lama asalkan bermutu), Pemahaman Alkitab mingguan, Pemahaman Alkitab bulanan, Siaran Radio KYKP, dll. Tidak ada gunanya semua program itu kalau jemaat tidak mempunyai semangat untuk belajar Firman Tuhan. Dan kalau saudara tidak mau belajar Firman Tuhan dengan ketat maka saudara akan tetap menjadi kanak-kanak rohani yang akan mengakibatkan banyak kekacauan di dalam gereja dan juga gampang diseret oleh berbagai macam aliran sesat yang ada. Karena itu marilah kita mencontohi cara hidup jemaat mula-mula yang tekun di dalam pengajaran rasul-rasul….

Efs 4:13-15 – (13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Gereja yang sehat adalah gereja menekankan pemberitaan Injil yang benar dan pengajaran Firman Tuhan yang ketat. Kedua hal ini boleh dikatakan sebagai pilar dari sebuah gereja yang sehat. Gereja-gereja yang tidak mempunyai kedua pilar ini adalah gereja yang sakit atau bahkan boleh dikatakan sebagai gereja yang mati. Karena itu tanggung jawab kita adalah doakan agar kedua pilar ini bisa ada di dalam gereja-gereja Tuhan, selalulah menekankan pemberitaan Injil dan bertekunlah di dalam belajar Firman Tuhan agar saudara menjadi dewasa secara rohani, carilah dan dukunglah gereja-gereja yang memang benar-benar menekankan pemberitaan Injil dan pengajaran Firman Tuhan.


- AMIN -











Tidak ada komentar: